This study aims to discuss the application of Fullday School Management at SDIT Nurul Fikri Sidoarjo in the formation of students' morals. The method used in this research is qualitative with a case study approach. Data collection techniques are through interviews, observation, and documentation. The results of this study are the full day school management at SDIT Nurul Fikri in its application has passed several aspects in terms of Human Resources, infrastructure and facilities and the curriculum used by SDIT Nurul Fikri has met the needs of students during the implementation of learning with the Full day school system. Human Resources who are young, energetic, competent and have a high commitment to want to develop, complete and adequate infrastructure and facilities to support the needs and activities of students in this school have successfully implemented the Full day school system in improving school quality. The conclusion of this study is that the implementation of Fullday School management at SDIT Nurul Fikri has been going well and has played a role in the process of forming students' morals.
Pendidikan merupakan tahapan “memanusiakan” manusia, bersama dengan pendidikan seseorang akan menjadi pribadi yang sesungguhnya, karena pendidikan dapat membentuk seseorang menjadi pribadi yang beradab. Sistem pendidikan berlandaskan hokum dan pedoman agama Islam diharapkan mampu menghubungkan nilai-nilai pengetahuan, agama serta etika untuk melahirkan individu yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai kemampuan profesionalitas yang tinggi serta hidup dengan berlandaskan norma agama. [1] Pada konteks modernisasi, peran agama sangat sering disepakati sebagai alat penyeimbang untuk pola kehidupan materialistis. Oleh sebab itu, tuntutan penjabaran agama berkenaan dengan keadaan kehidupan dunia sebaiknya lebih relevan dan konstekstual. [2]
Berlandaskan pada Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 Pasal 3 menjelaskan bahwa salah satu karakteristik dari pribadi manusia yang berkualitas adalah kemampuan bertindak kreatif dan berakhlak sehingga karakteristik kompetensi pendidikan di Indonesia yaitu ketangguhan dalam keimanan dan taqwa dan juga mempunyai akhlak yang mulia. Pendidikan akhlak haruslah dilaksanakan secara intensif, agar peserta didik dapat mebentengi diri di era globalisasi.[3] Demi tercapainya tujuan untuk membentuk akhlak dan pribadi siswa yang baik banyak sekali usaha-usaha yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta dengan mengaplikasikan kurikulum atau sistem yang dinilai relevan untuk mencapai tujuan tersebut [4].
Sesuai dengan kenyataan dilapangan usaha bimbingan akhlak yang diberikan melalui lembaga pendidikan dan berbagai metode yang terus diperbarui. [5] Hal itu memberikan bukti bahwa akhlak memang sangat penting untuk dibina dan dalam pembinaan tersebut menyangkut hasil yang ditunjukan dengan terbentuknya pribadi muslim yang memiliki akhlak mulia. Akhlak mulia terdiri atas ketaatan kepada Allah dan Rasulnya, menghormati kedua orangtua, memiliki rasa kasih sayang dengan sesame makhluk tuhan dan lain sebagainya. [6]
Pada masa reformasi, Madrasah Ibtidaiyah terdapat banyak hadirnya instansi sekolah dengan mengusung karakteristik masing-masing. Salah satu instansi madrasah yang memiliki laju pertumbuhan sangat pesat dan banyak diminati yaitu Madrasah Ibtidaiyah maupun Sekolah Islam yang menggunakan sistem Full day school sebagai bentuk dari alternatif usaha memperbaiki manajemen pendidikan, dan akhlak siswa serta juga merupakan tuntutan kebutuhan masyarakat yang menginginkan anaknya mendapatkan pembelajaran yang baik dengan durasi waktu yang panjang. [7] Sistem Full day school adalah adanya penambahan waktu pembelajaran bagi siswa yaitu dari pagi hingga sore hari. Seperti program yang dilaksanakan di SDIT Nurul Fikri Sidorajo dengan proses pelaksanaan pembelajaran mulai pukul 06.45-13.30 WIB. Sehingga kegiatan KBM lebih kreatif serta bervariatif karena panjangnya rentang waktu. Pelaksanaan manajemen Full day school ini memiliki tujuan yaitu untuk menekan kemungkinan adanya kegiatan yang dilakukan oleh siswa mengarah pada hal yang negatif. Adapun tujuan dilakukannya kegiatan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat Efektifitas manajemen Full day school terhadap pembentukan akhlak di SDIT Nurul Fikri Sidoarjo.
Jenis penelitian ini yaitu kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Variabel penelitian ini adalah efektivitas manajemen Full Day School dan bentuk variabelnya adalah variabel tunggal. Artinya, tidak mencari pengaruh atau hubungan variabel lain tetapi bermaksud mendeskripsikan tentang efektivitas manajemen Full Day SchoolTerhadap Pembentukan Akhlak di SDIT Nurul Fikri Sidoarjo.
Subyek pada penelitian ini yaitu bentuk pelaksanaan manajemen fullday school di sekolah SDIT Nurul Fikri terhadap pembentukan akhlak siswa. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis bentuk rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak sekolah dalam menerapkan manajemen fullday school. Hal ini meliputi kurikulum, kegiataan ekstrakulikuler, aktivitas keseharian siswa dan proses belajar mengajar. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu pertama melakukan analisis data yang bersifat induktif dan berkelanjutan. Kemudian dilakukan reduksi data atau merangkum, mencari hal-hal inti, serta mencari pola dan mengkategorikannya. Dilanjutkan dengan display data yaitu menyoroti secara jelas data yang dibutuhkan. [8]
Dalam penelitian ini, penyajiab data dilakukan dalam bentuk paparan singkat yang berisi hubungan antar kategori dan jenisnya. Selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan yang merupakan tahap untuk mengetahui kesimpulan dari suatu hasil penelitian yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Tahap terakhir yaitu interpretasi data yang berarti menjelaskan data yang telah di analisa, menjelaskan pola dan mencari hubungan antara beberapa konsep. Dalam hal ini peneliti menginterpretasi data dengan cara mendeskripsikan hasil dari analisis data.
Berdasarkan pada data dan hasil temuan selama kegiatan penelitian yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan atau observasi, wawancara dan dokumentasi terhadap objek penelitian yang telah dijabarkan.
1. Tujuan penerapan full day school di SDIT Nurul Fikri Sidoarjo
Penerapan Fulldayschool mempunyai beberapa tujuan yang diantaranya yaitu :
2. Kurikulum yang dipakai di SDIT NURUL FIKRI Sidoarjo
Sebagaimana yang di ungkapkan waka kurikulum bahwa SDIT Nurul Fikri selain memakai kurikulum dari Depdiknas juga menerapkan kurikulum bawaan dari JSIT yang terakhir memakai kurikulum khasnya Nurul Fikri merupakan kurikulum integral dengan berlandaskan tauhid yaitu menghubungkan nilai tauhid terhadap kegiatan pembelajaran di sekolah.
“Tujuan kami menerapkan kurikulum integral berbasis tauhid yaitu dengan pengintegrasian nilai-nilai tauhid kedalam kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik tidak hanya mampu memahami pembelajaran umum saja, akan tetapi mereka juga mengetahui nilai-nilai keislaman yang terkandung serta dapat mengamalkannya”. (hasil dari wawancara dengan narasumber yaitu waka kurikulum dari SDIT Nurul Fikri).
Hal itu adalah tujuan dari dilaksanakannya kurikulum integral berlandaskan tauhid. Seperti yang disampaikan oleh Fahmy Alaydroes yaitu salah satu aspek dari kurikulum pada sistem Full day School adalah kurikulum yang menghubungkan atau mengkolaborasikan program pendidikan formal atau umum dengan agama. Dengan mengkolaborasikan kurikulum pembelajaran umum dan agama dalam sebuah kegiatan pembelajaran diinginkan siswa dapat mengenal norma-norma agama yang ada didalam setiap aktivitas pembelajaran dan selanjutnya dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Indikator Pelaksanaan Full Day School Di SDIT Nurul Fikri Sidoarjo
Berikut ini indikator capaian yang ingin diwujudkan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan sistem Full day School di SDIT Nurul Fikri Sidoarjo diantaranya yaitu :
4. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Full Day School di SDIT Nurul Fikri Sidoarjo
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan fullday school di SDIT Nurul Fikri dibagi menjadi 2 yaitu:
Kelas pagi: berlangsung dari jam 07.00-13.00 WIB untuk pelajaran umum.
Waktu istirahat: berlangsung jam 09.30-10.00 dan jam 12.15-13.00 WIB
Waktu istirahat siswa terbagi menjadi dua sesi yaitu pertama pada pukul 09.30-10.00 WIB dan sesi kedua yaitu pukul 12.00-13.00 WIB. Di waktu istirahat siswa dipersilahkan untuk memakan bekal yang telah dibawa dari rumah dan diperbolehkan untuk bermain dengan teman. Di area sekolah telah tersedia kantin yang menjual berbagai macam makanan ringan. Siswa tidak diperkenankan untuk membeli makanan diluar area sekolah, hal ini bertujuan agar siswa terbiasa untuk membawa mkanan dan minuman sendiri yang dijamin sehat, bersih dan termasuk juga mengajarkan siswa untuk berhemat. Hal ini juga diikuti dengan pembiasaan siswa untuk mencuci tangan sebelum makan, berdoa di saat sebelum dan sesudah makan, makan menggunakan tangan kanan dan dalam kondisi duduk.
Selain itu, di waktu istirahat pada pukul 12.00-13.00 siswa diarahkan untuk wajib melaksanakan sholat dhuhur secara berjamaah bagi siswa kelas 4-6, dan bagi siswa kelas 1-3 melaksanakan praktik sholat di kelas masing-masing. Setelah melaksanakan shalat mereka diperbolehkan untuk makan siang. Saat waktu istirahat juga digunakan oleh bapak dan ibu wali kelas melaksanakan bimbingan serta mendampingi siswa. Metode tersebut dilaksanakan untuk merespon siswa yang belum memiliki sikap atau capaian atas ketuntasan di dalam pembelajaran kelas. Biasanya metode ini dilaksanakan dengan cara yaitu guru memanggil siswa dan dilakukan pendekatan lalu dilanjutkan dengan bimbingan. Melalui kegiatan ini siswa dapat lebih dekat dengan guru dan guru juga termotivasi untuk melakukan kegiatan positif sehingga membentuk akhlak yang terpuji.
5. Metode Pelaksanaan full day school dalam pembentukan Akhlak Siswa
Adapun metode yang digunakan guru untuk membentuk akhlak siswa antara lain yaitu :
Selain itu, didalam kegiatan belajar mengajar yang terlaksana terdapat juga metode berikut ini :
6. Efektifitas full day school dalam pembentukan Akhlak siswa di SDIT Nurul Fikri
a. Kurikulum yang mendukung
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 dan ditambah dengan kurikulum khas jaringan sekolah islam terpadu. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kedua kurikulum tersebut di SDIT Nurul Fikri dapat terlaksana dengan baik dan mendukung adanya penerapan sistem Full day School dalam usaha untuk membentuk akhlak siswa. Dengan menghubungkan nilai tauhid ke dalam setiap kegiatan belajar dan mengajar, menjadikan siswa tidak hanya mengerti materi pelajaran saja akan tetapi juga mengetahui norma dan nilai keislaman yang terkandung dalam materi maupun kegiatan belajar dan mengajar yang dilaksanakan.
b. Sumber Daya Manusia dari para pendidik
Para guru dan tenaga pengajar di SDIT Nurul Fikri merupakan alumni dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta, serta alumni dari pondok pesantren yang tentunya memiliki profesionalitas tinggi dan dedikasi tinggi untuk mengabdi dalam mendidik siswa. Selain itu, pada pendidik juga telah mempunyai kualitas pemahaman terhadap ilmu keislaman yang baik, terampil dan dapat mengembangkan diri siswa, berakhlak terpuji dan mampu menjadi tauladan dan contoh yang baik bagi para siswa. [10]
c. Sarana Prasarana Dan Fasilitas Yang Mendukung
Sarana dan prasarana serta fasilitas yang ada di SDIT Nurul Fikri dalam mendukung pembentukan akhlak siswa ternilai sangat cukup baik berperan baik atau memberikan kontribusi yang baik. Dalam artian fasilitasnya sudah menunjang tapi tidak dalam garis besar terlihat mewah dan lengkap. Menunjang dalam artian yaitu memenuhi kebutuhan siswa. Adapun sarana dan prasarana penunjang yaitu buku, makanan di sekolah, ruangan yang cukup dan adanya program pendampingan bagi masing-masing peserta didik.
d. Metode Yang Sesuai
Penggunaan metode dalam mendidik siswa memiliki pengaruh terhadap ketercapaian tujuan yang dalam hal ini yaitu membentuk akhlak siswanya. Di SDIT Nurul terdapat metode pembiasaan yang menjadikan siswa terbiasa untuk melakukan hal-hal positif yang telah diberlakukan di sekolah dengan metode keteladanan, siswa akan meniru dan mencontoh melalui metode pemberian nasihat, siswa akan terhindar dari aktivitas negative dan cenderung melakukan aktivitas yang bernilai positif yaitu sesuai dengan yang dinyatakan oleh Hery Noer bahwa yang diartikan dari nasihat merupakan pemaparan kebenaran dengan maksud menghindarkan orang yang diberi nasihat dari hal negative serta mengarahkan ke hal yang bermanfaat atau bersifat positif. Terdapat juga metode pendampingan yang dapat menjadikan siswa merasa memperoleh perhatian penuh dan cenderung akan melakukan hal positif, serta metode lainnya yang diberlakukan di SDIT Nurul Fikri sehingga siswa tidak pernah merasa jenuh saat berada di lingkungan sekolah.
Lingkungan Yang Kondusif
Lokasi SDIT Nurul Fikri yang ada di wilayah lingkungan masyarakat akan memberikan nilai tambah tersendiri yaitu dapat meminimalisasi hal negative serta mendukung hal yang positif. Dengan begitu, lokasi sekolah yang ada di lingkungan masyarakat akan lebih mendukung dan kondusif untuk melaksanakan system Full day school dalam capaian yaitu untuk membentuk akhlak siswa. Tidak hanya itu, terdapat pembelajaran diluar kelas yang dapat dilakukan seperti kegiatan berkebun di halaman sekolah yang memberikan kesempatan untuk siswa dapat melakukan pembelajaran secara langsung dan melihat secara langsung tentang ciptaan Tuhan yang ada di alam sekitar mereka.
Wali Siswa Yang Kondusif
Wali murid memberikan respon sangat baik terhadap pelaksanaan Full Day school di SDIT Nurul Fikri, hal ini dibuktikan dengan adanya interaksi secara antif dari orang tua dengan guru dalam melakukan kerjasama untuk mewujudkan tujuan pendidikan siswa. Adapun keuntungannya yaitu orang tua akan merasa diperingankan tugasnya dan dibantu dalam mengawasi aktivitas siswa terutama dalam pendidikan akhlak. Terlebih saat mengetahui hasil akhir yang ditunjukan oleh siswa yaitu tidak hanya mempunyai ilmu pengetahuan yang luas akan tetapi juga ilmu agama yang kuat serta akhlak yang terpuji.
Akhlak yang terbentuk
Fullday School yang dilaksanakandi SDIT Nurul Fikri banyak berperan dalam pembentukan akhlak siswa, diantaranya yaitu :
Akhlak Kepada Allah
Dibuktikan dengan melaksanakan shalat 5 waktu dengan tepat waktu secara berjamaah, menutup aurat, menggawali aktivitas dengan berdoa, gemar membaca, menghafal ayat Al-Qur’an, berdzikir, berpuasa menjadi imam shalat, mempunyai akiqah yang kuat dan lurus.
Akhlak Kepada Manusia
Akhlak kepada manusia terdiri atas 4 yaitu akhlak kepada orangtua, guru, tetangga dan masyarakat di lingkungan sekitar serta akhlak kepada diri sendiri. Hal ini dapat dibuktikan atau diwujudkan dengan kepedulian terhadap sesama, santun dalam berbicara, sopan dalam berperilaku, berkomunikasi dengan baik, dapat bekerjasama, menjada lisan dari perkataan kotor, berbicara jujur, tepat waktu, disiplin, bertanggung jawab, sederhana, percaya diri, tolong menolong, hemat, menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua.
Akhlak Kepada Alam dan Lingkungan
Dapat ditunjukan dengan tingkat kepedulian dalam menjaga lingkungan sekitar, menjaga kebersihan lingkungan, merawat tumbuhan, meletakkan peralatan dengan rapi, tidak merusak fasilitas disekitar, melakukan kegiatan piket, membuang sampah pada tempatnya, merapikan buku dan kelas sebelum dan sesudah belajar.
Efektivitas Full day school dalam usaha membentuk akhlak siswa dapat ditunjukan dari akhlak yang dibentuk berdasarkan akhlak kepada Allah, sesama manusia dan kepada alam serta lingkungan. Bersama dengan penanaman akhlak siswa dapat menunjukan rasa senang dan semangat belajar, mempunyai kepedulian sosial, serta taat dalam beribadah sehingga terpenuhi sudah indicator ketercapaian yaitu cerdas intelektual, matang secara emosional dan taat secara spiritual. Dengan terbangunnya akhlak yang baik pada diri siswa maka tujuan dari pembentukan akhlak untuk mempersiapkan manusia beriman dan beramal saleh pun dapat tercapai. [11]
Keunggulan
Penggunaan kurikulum yang telah relevan, sumber daya manusia berkompeten, sarana dan prasarana yang mendukung, serta lingkungan yang religius sehingga memberikan nilai tambah tersendiri yaitu dapat meminimalisasi adanya hal negative dan mendorong adanya dampak positif. Selain itu, factor yang mendukung tercapainya tujuan dari pelaksanaan system Full day school di SDIT Nurul Fikri dalam membentuk akhlak siswa yaitu adanya interaksi secara aktif yang terjadi antara wali murid dengan guru sehingga dapat terjalin bentuk kerjasama dalam mendukung dan memantau perkembangan siswa.
Hambatan
Hambatan yang diperoleh adalah adanya perbedaan karakteristik siswa yang disebabkan latarbelakang yang berbeda. Terutama untuk siswa pindahan dari sekolah lain yang sebelumnya belum merasakan sistem Full day School di sekolah sebelumnya. Selanjutnya yaitu kurangnya perhatian orangtua dalam perkembangan akhlak anak, hal ini mengakibatkan tidak ada komunikasi yang terhubung antara orangtua dan guru dan mengakibatkan ketidaksamaan persepsi yang diakhir dapat mengakibatkan hubungan kerjasama tidak dapat berlangsung maksimal.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan diantaranya yaitu pelaksanaan fulldayschool di SDIT Nurul Fikri Sidoarjo dalam membentuk akhlak siswa dilakukan melalui metode pembiasaan,metode keteladanan, metode pemberi nasihat, metode pendampingan, metode apresiasi, metode telaah ayat dan hadits, serta metode pendekatan alam. Pembentukan akhlak melalui fulldayschool sudah berjalan dengan baik. Namun, ada beberapa hambatan yang harus menjadi perhatian seperti karakteristik tiap siswa yang berbeda, terjalinnya komunikasi yang kurang baik antara guru dan orang tua.