Abstract

To increase fishery products, it is done empowerment for pond farmers. The Implementation of Government Strategies in Empowering Tambak Farmer Groups in Jabon District, Sidoarjo Regency is inseparable from obstacles. The problems in implementing the program strategy are, firstly, the lack of number of Field Fishery Extension Officers (PPL) in empowering groups of pond farmers so that they are less effective in carrying out their duties. Second, the human resources of the pond farmers are very minimal, this is because the human resources of the pond farmers are primary and junior high school farmers. There are also some pond farmers who are apathetic in groups and have limited time in empowering pond farmer groups. This study aims to analyze the Government's Strategy for Empowerment of Tambak Farmers Groups in Jabon District, Sidoarjo Regency. The type of research used is descriptive qualitative. Data collection techniques are carried out through observation, interviews and documentation. Determination of informants using purposive sampling technique. The technique of analyzing data is done by collecting data, reducing data, presenting data, and drawing conclusions. The results of this study indicate that the Government's Strategy in Empowerment of Tambak Farmers Groups in Jabon District, Sidoarjo Regency is not yet optimal. It is indicated by the lack of fulfillment of indicators in the strategy process according to the strategy process according to AkxKootenx in Salususx (2006: 104-105), namely indicators of organizational strategy, program strategy, support strategies, resources and strategies. institutional.

Pendahuluan

Prospek Agrobisnis kelautan pada dasarnya adalah bagaimana mengoptimalkan potensi yang dimiliki dengan potensi pasar yang terbuka, baik potensi pasar domestik, maupun pasar internasional (ekspor). Sistem agrobisis merupakan suatu sistem pengembangan usaha di bidang pertanian dalam arti luas termasuk didalamnya pertanian tanaman pangan, perikanan, perkebunan dan peternakan yang merupakan proses kegiatan usaha dari tingkat pra produksi sampai tingkat pemasaran. Dalam Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan bahwa perairan yang berada dalam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia serta laut lepas mengandung sumber daya ikan yang potensial dan sebagai lahan pembudidayaan ikan merupakan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa yang diamanatkan kepada bangsa Indonesia yang memiliki falsafah hidup Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan memperhatikan daya dukung yang ada dan kelestariannya untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia, serta dalam pemanfaatan sumber daya ikan belum memberikan peningkatan taraf hidup yang berkelanjutan dan berkeadilan melalui pengelolaan perikanan, pengawasan, dan sistem penegakan hukum yang optimal.

Dalam rangka pembangunan nasional berdasarkan keadilan dan pemerataan dalam pemanfaatannya dengan mengutamakan perluasan kesempatan kerja dan peningkatan taraf hidup bagi nelayan, pembudidaya ikan atau pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan perikanan, serta terbinanya kelestarian sumberdaya ikan dari lingkungan.Upaya meningkatkan pendapatan rumah tangga dapat dilakukan melalui perbaikan pengelolahan produksi dan pasca panen perikanan tangkap maupun budidaya. Perikanan budidaya merupakan sektor produksi pangan yang paling pesat perkembangannya di dunia dengan proyeksi bahwa produksi akan berlipat-ganda dalam 15-20 tahun mendatang.Salah satu perikanan budidaya yang banyak di kembangkan yakni perikanan budidaya tambak. Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya payau yang berlokasi di daerah pesisir. Budidaya tambak terhitung sebagai suatu usaha yan dapat memberikan keuntungan yang luar biasa, karena terbukti pada lahan-lahan yang baru dibuka ternyata menghasilkan produksi baik pada tingkat penguasaan teknologi petani yang masih rendah hingga sedang.

Seperti halnya di Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo adalah sentra penghasil perikanan, dimana kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi cukup besar pada sektor perikanan, khususnya sub sektor perikanan budidaya tambak. Hal tersebut terlihat dari ikon Kabupaten Sidoarjo berupa ikan bandeng dan udang.

Berikut merupakan data produksi perikanan kabupaten sidoarjo yang di peroleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sidoarjo yakni:

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa produksi pada tahun 2016 sampai tahun 2018 mengalami fluktuasi, yang mana pada tahun 2016 produksi perikanan berjumlah 94.603,75, pada tahun 2017 produksi perikanan mengalami penurunan yakni berjumlah 20.009,89, sedangkan pada tahun 2018 mengalami peningkatan yakni berjumlah 96.856,18.

Memiliki area luasan tambak yang besar membuat Kabupaten Sidoarjo sangat potensial dibuat untuk budidaya, dengan adanya budidaya ini yang nantinya diharapkan dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan perekonomian masyarakat, khususunya masyarakat Kabupaten Sidoarjo yang tinggal di wilayah pesisir yang banyak terdapat tambak, yang mana terdapat beberapa petani tambak yang mengolah area tambak tersebut yang tersebar di beberapa kecamatan yang ada di kabupaten sidoarjo.

Berikut ini adalah jumlah petani tambak pada tahun 2017-2018 berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo.

No Kecamatan Jumlah
2017 2018
1. Waru 169 219
2. Sedati 1.171 319
3. Buduran 162 207
4. Sidoarjo 399 136
5. Candi 141 117
6. Tanggulangin 112 175
7. Porong 133 16
8. Jabon 970 494
Table 1.Jumlah Petani Tambak tahun 2017-2018 Se-Kabupaten Sidoarjo Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo, 2018

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa di Kabupaten Sidoarjo terdapat beberapa jumlah petani yang tersebar di beberapa kecamatan yakni meliputi kecamatan Waru, Sedati, Buduran, Sidoarjo, Candi, Tanggulangin, Porong, dan jabon. Dari tahun 2017 sampai dengan 2018 terjadi penurunan dan pertambahan jumlah petani. Untuk saat itu jumlah pertani terbanyak berada di kecamatan Jabon dengan jumlah 494 petani.

Di Kabupaten Sidoarjo sendiri hasil budidaya tambak dari tahun 2016 sampai 2018 mengalami peningkatan produksi yang fluktuasi. Bisa dilihat dari tabel 1.1 bahwa pada tahun 2016 jumlah produksi perikanan jumlahnya 94.603 ,75 namun pada tahun 2017 jumlah produksi mengalami penurunan yakni 20.009,89. Namun, untuk tahun berikutnya tahun 2018 jumlah produksi meningkat menjadi 96.586,18, hal ini dikarenakan adanya tindak lanjut atau campur tangan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo dalam pengembangan hasil tambak, yang mana campur tangan tersebut berupa pemberian stimulan berupa hibah(hibah benih), pakan. Selain itu, dinas perikanan juga melakukan pembangunan fisik, dan juga pemerintah memberikan support berupa sosialisasi, yang mana sosialisasi tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada petani tambak bagaimana cara berbudidaya ikan dengan baik. Penyuluhan tersebut ada di setiap kecamatan yang ada di kabupaten sidoarjo .

Salah satu kecamatan yang melaksanakan Penyuluhan tersebut yakni Kecamatan Jabon. Petani tambak di jabon tergabung dalam beberapa kelompok, yakni tiap desa mempunyai kelompok-kelompok petani. Penyuluhan di jabon ini di bina oleh Pak Agus Selaku PPL Perikanan di Kecamatan Jabon. Jumlah kelompok yang ada di Kecamatan Jabon yakni berjumah 11 kelompok. Berikut ini adalah nama kelompok petani tambak dan jumlah anggota kelompok petani tambak di kecamatan jabon berdasarkan PPL Perikanan Kecamatan Jabon :

No Nama kelompok Jumlah anggota
1. Murah sandang 14 orang
2. Akar Delta Sari Agung 16 orang
3. Akar Tumbuh Glacilaria 14 orang
4. Samudera Hijau 1 14 orang
5. Tambak ABC 10 0rang
6. Tambak Kalisogo 16 orang
7. Lele Barokah 14 orang
8. Lele Jaya Makmur 14 orang
9. Bina Makmur 14 orang
10 Samudera Hijau 2 14 orang
11. Putra Mutiara Timur 23 orang
Table 2.Nama Kelompok Perikanan dan Jumlah Anggota Perikanan di Kecamatan Jabon PPL Perikanan Jabon,2019

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa dari beberapa nama kelompok petani yang ada di kecamatan jabon nama kelompok yang jumlah anggotanya paling banyak yakni kelompok Putra Mutiara Timur dengan jumlah anggota 23 orang, sedangkan untuk nama kelompok dengan jumlah sedikit yakni pada Tambak ABC dengan jumlah anggota 10 orang.

Adanya kelompok ini adalah sebagai wahana Sharing atau bertukar pikiran bagi para pembudidaya ikan dalam menghadapi permasalahan di bidang budidaya ikan seperti cuaca yang tidak menentu, parasit pada ikan, mencoba mencari jalan keluar atas permasalahan mereka, Pelatihan budidaya ikan yang baik (CBIB), dan berbagai ilmu budidaya ikan lainnya yang berkompromi terhadap lingkungan

Penerapan strategi pemerintah dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Tambak di Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo tidak terlepas dari kendala. Persoalan dalam pelaksanaan strategi program yakni, pertama kurangnya jumlah Penyuluh Perikanan Lapangan (PPL) dalam melakukan pemberdayaan kepada kelompok petani tambak sehingga kurang efektif dalam menjalankan tugasnya. Kedua, sumber daya manusia petani tambaknya sangat minim, hal ini dikarenakan bahwa sumber daya manusia petani tambak yang ada pelaku utama pembudidaya tambak minimal sekolahnya itu SD dan SMP paling tinggi, yang paling banyak yang tidak sekolah, sehingga dalam menerapkan strategi baru harus memberikan contoh kepada petani tambak secara pelan-pelan agar para petani tambak memahami arahan dari penyuluh perikanan. Adapun juga beberapa dari petani tambak yang apatis dalam berkelompok, hal ini disebabkan karena merasa dirinya itu sudah kaya atau sudah berkembang usahanya sehingga tidak mau untuk berkelompok dengan petani tambak yang usahanya masih rendah, jadi yang usahanya sudah stabil tidak mau dengan yang biasa-biasa saja. Dalam permberdayaan biasanya 1 tahun bisa 4-6 kali pertemuan, dari desa ke desa pemberdayaannya dilakukan secara bergantian. Kendala yang dihadapi dalam pemberdayaan kelompok tani tambak yakni dalam hal waktu, yang mana kelompok tani tambak disini pada saat berkumpul itu terkadang waktunya sulit, jadi pertemuan tidak secara continue 1 bulan sekali. Dalam pertemuan untuk pemberdayaan tersebut harus dilakukan malam hari karena ketika siang hari para petani bekerja semua, sehingga pertemuan dilakukan pada malam hari karena sulitnya mengumpulkan petani akibat dari kesibukannya masing-masing.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana Strategi Pemerintah Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Tambak di Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis Strategi Pemerintah Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Tambak di Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ini mengambil studi Strategi Pemerintah Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Tambak di Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentas. Wawancara dilakukan secara mendalam dengan informan yang sudah ditentukan sebelumnya dan dianggap paling memahami Strategi Pemerintah Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Tambak di Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo.Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive sampling. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Penyuluh Perikanan Lapangan (PPL) Kecamatan Jabon, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo, dan Kelompok Petani Tambak. Teknik penganalisisan data menggunakan teknik menurut Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil dan Pembahasan

Strategi adalah serangkaian keputusan dan juga tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi[10]. Menurut Glueck dan Jauch (1989) strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan antara keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Jenis-jenis strategi meliputi sebagai berikut yaitu strategi organisasi, strategi program, strategi pendukungxsumber daya danstrategi kelembagaan. melalui dimens-dimensi tersebut, maka dapat dijabarkan hasil dari wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti sebagai berikut.

A. Strategi Organisasi

Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai dan inisiatif strategi baru oleh organisasi. Pembatasanxini diperlukan untuk mengetahui apa yang dilakukan dan untuk siapa. Dalam strategi ini visi dan misi di terapkan dalam pemberdayaan kelompok-kelompok tani tambak adapun misinya yaitu menjadikan kelompok tani yang ada di wilayah kecamatan jabon kabupaten sidoarjo agar menjadi kelompok tani yang mandiri, mampu untuk berbudidaya dengan baik dan menjadikan kelompok tani tambak mampu memproduksi dengan produktivitas yang baik juga, dalam visinya yaitu untuk menjadikan kelompok-kelompok tani tambak perikanan yang terdepan. Visi dan misi ini di harapakan mampu menghasilkan hasil produksi tambak dengan produktivitas yang baik, sehingga bisa meningkatkan taraf hidup petani-petani tambak. Adapun inisiatif baru yang dilaksanakan untuk pengembangan hasil tambak melalui pemberdayaan kelompok tani tambak dengan cara mengoptimalkan hasil tambak dan bekerjasama dengan bidang-bidang lain dengan institusi lain seperti dinas perikanan kabupaten, dinas perikanan provinsi, UPT seperti balai-balai penelitian yang ada di jepara, balai penelitian di situbondo.

Kerjasama ini dilakukan agar kelompok petani tambak dapat menerapkan apa yang dilakukan ditempat-tempat dinas perikanan kabupaten, dinas perikanan provinsi, jika berhasil bisa di terapkan di kecamatan jabon. Adapun campur tangan dari pemerintah yakni dalam pengembangan budidaya tambak mulai dari pemberian stimulan berupa hibah, hibah benih, pakan ikan, yang mana semua itu untuk pengembangan hasil tambak. Sehingga mereka terpacu dan termotivasi, selain itu pemerintah memberikan support seperti sosialisasi abagaimana cara berbudidaya ikan dengan baik, pengajuan sertifikasi CBIB, pelatihan-pelatihan yang sifatnya untuk memacu semangat mereka. Dengan perkembangan zaman yang sudah modern banyak cara yang bisa digunakan untuk mendapatkan hasil perikanan yang baik, namun dengan adanya perkembangan zaman ini dalam menerapkan strategi baru para petani tambak mengalami kesulitan karena sebagian besar petani lulusan SD ada juga yang belum tamat SD, sehingga apabila ada penyuluhan-penyuluhan para petani tambak sedikit lamban dalam menerapkan strategi tersebut dan dikarenakan faktor umur.

B. Strategi Program

Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategi dari suatu program tertentu dan kira-kira apa dampaknya apabila suatu program tertentu dilancarkan atau diperkenalkan (apa dampaknya bagi sasaran organisasi). Dalam menerapkan strategi yang di laksanakan oleh PPL kecamatan jabon terdapat kendala salah satunya yakni Sumber Daya Manusia (SDM) dikarenakan dalam pembudidaya tambak pelaku utama pendidikannya minimal SD dan SMP, sehingga dalam penerapan strategi harus menyampaikan secara pelan-pelan agar bisa di mengerti dengan baik oleh kelompok tani tambak. Kendala lain di pemberdayaan kelompok tani tambak yaitu para petani tambak sedikit mempunyai waktu untuk berkumpul di karenakan para petani mempunyai kesibukan lain sehingga pertemuan yang biasanya pertemuan diadakan 1 bulan sekali menjadi 2 bulan sekali, pertemuan pada kelompok tani dia lakukan pada waktu malam hari karena pada waktu pagi para petani tambak bekerja semua, sehingga untuk mengumpulkan para kelompok tani tambak itu sulit karena kesibukan masing-masing. Adapun dampak negatif dan positif dalam penerapan strategi yang dilakukan oleh PPL kecamatan jabon yakni dampak positifnya memberikan peltihan-pelatihan yang sifatnya memacu semangat petani tambak,bisa berkumpul dan bisa belajar sesama kelompok tani tambak, berdiskusi secara berkelompok, sedangakan dampak negatifnya yakni dalam suatu kelompok ada beberapa yang apatis yang mana merasa dirinya sudah bisa dan taraf hidupnya sudah baik sehingga mereka tidak mau untuk berkelompok.

Untuk pemberdayaan kelompok tani tambak perlu adanya untuk merubah pola pikir petani agar mau meningkatkan usahanya, untuk mengubah pola pikir petani tambak PPL memberikan penyuluhan, mengadakan pelatihan yang di harapkan dapat membantu dan menggali potensi, mengadakan kunjungan ke beberapa kelompok yang sudah berhasil, merubah sistem perikanan budidaya untuk tambak untuk lebih maju dan mengubah taraf hidup agar menjadi lebih baik serta menambah pengetahuan kepada tani tambak yang kurang mampu menerima inovasi dan informasi yang sebagian besar kelompok tani tambak masih berpendidikan rendah.

C. Strategi Pendukung Sumber Daya

Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan sumber-sumber daya esesial yang sudah tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya itu dapat berupa tenaga, keuangan, organisasi pengelola desa dan sebagainya. Dalam pemberdayaan kelompok tani tambak di kecamatan jabon Sumberdaya tenaga ada 2, yakni Pak Agus dan Bu Eko yang mana mereka mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing.Uuntuk memaksimalkan petani tambak dilakukan pelatihan serta memberikan bantuan hibah, memberikan bantuan sarana dan prasarana, memberikan support dan memberikan pengetahuan kepada petani tambak bagaimana cara berbudidaya tambak dengan baik. Dalam menunjang dan memaksimalkan para petani tambak dalam pengembangan hasil tambak ada beberapa sarana dan prasarana yang diperoleh dari dinas perikanan kabupaten sidoarjo, dinas provinsi maupun dari pusat yakni berupa benih, udan vanmei, benih ikan bandeng, perahu, alat tangkap, serta insfratuktur berupa jalan menuju tambak.

D. Strategi Kelembagaan

Fokus dari strategi kelembagaan adalah mengembangkan kemampuan sebuah organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategi. Sedangkan menurut ahli lain yaitu Wechsler dan Backoff dalam Heene (2010 : 62), menekankan bahwa terbuka peluang untuk mengidentifikasi dalil-dalil yang memungkinkan pembentukan kategori penerapan strategi organisasi publik ke dalam empat corak persilangan. Strategi kelembagaan yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dapat dikatakan sudah baik dibuktikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh para pelaksana pemberdayaan dalam menjalankan tugasnya. Dibuktikan dengan kunjungan yang dilakukan oleh penyuluh perikanan Lapangan (PPL) juga dibekali dengan pendidikan yang sesuai dan setiap 3 bulan sekali dilakukan pelatihan pengembangan SDM dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo. Dalam menerapkan sebuah program pemberdayaan kelompok tani tambak di kecamatan jabon yang bekerjasama dengan pihak swasta untuk membantu pelaksanaan pemberdayaan kelompok tani jabon yang mana kerjasama tersebut untuk mendapatkan CSR dari beberapa perusahaan yang ada di wilayah kecamatan jabon yang senantiasa memberikan CSRnya kepada kelompok perikanan di kecamatan jabon. Untuk mengumpulkan para petani tambak serta untuk menampung semua aspirasi para petani tambak memiliki tempat tersendiri untuk berkumpul melakukan rapat atau penyuluhan yang berada di tanjungsari yang bisa menampung 100 orang. Bagi para petani tambak yang sudah berhasil menerapkan strategi dalam pemberdayaan kelompok tani tambak tersebutmendapatkan reward berupa peningkatan taraf hidup petani tambak yang pendapatannya secara signifikan akan meningkat dibandingkan sebelum adanya pemberdayaan kelompok tani tambak.

Kesimpulan

Simpulan

Berdasarkan temuan hasil penelitian dan uraian dalam pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

Pada Strategi Organisasi ini Penyuluh Perikanan Lapangan (PPL) Kecamatan Jabon mempunyai strategi dengan perkembangan zaman yang sudah modern ada banyak cara yang bisa digunakan oleh para petani tambak untuk mendapatkan hasil perikanan yang baik, namun dalam menerapkan strategi baru para petani tambak mengalami kesulitan karena sebagian besar dari para petani lulusan SD dan ada juga yang belum tamat SD, sehingga apabila ada penyuluhan-penyuluhan para petani tambak agak lamban dalam memahami menerapkan strategi tersebut yang disebabkan oleh faktor umur.

Tolak ukur dari Strategi Program, yakni dampaknya kepada masyarakat. Dalam strategi program yang di laksanakan oleh PPL kecamatan jabon masih terdapat hambatan yakni Sumber Daya Manusia (SDM), dikarenakan pembudidaya tambak pendidikannya minimal SD dan SMP, para petani tambak mempunyai sedikit waktu untuk berkumpul dikarenakan para petani mempunyai kesibukan lain sehingga pertemuan diadakan menjadi 2 bulan sekali, hal ini dikarenakan kelompok tani pada waktu pagi hari bekerja semua, sehingga sulit untuk mengumpulkan para kelompok tani tambak yang terhambat oleh kesibukan masing-masing. Dalam penerapan strategi terdapat dampak positif dan negatif, dampak positifnya yakni pemerintah memberikan pelatihan-pelatihan yang sifatnya memacu semangat para petani tambak, sedangkan dampak negatifnya yakni ada beberapa kelompok petani yang apatis dalam berkelompok.

Strategi pendukung sumber daya dapat dikatakan sudah maksimal karena sumberdaya tenaga (PPL) sudah melakukan tugas dan fungsinya dengan baik, yang di dukung dengan adanya support dan pemberian pengetahuan kepada petani tambak serta beberapa sarana dan prasarana yang diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi maupun Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Strategi kelembagaan sudah dilakukan dengan baik dibuktikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh para pelaksana pemberdayaan dalam menjalankan tugasnya. Dibuktikan dengan kunjungan yang dilakukan oleh penyuluh perikanan Lapangan (PPL) juga dibekali dengan pendidikan yang sesuai dan setiap 3 bulan sekali dilakukan pelatihan pengembangan SDM dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjodengan adanya kerjasama dengan berbagai pihak untuk mendapatkan CSR dari beberapa perusahaan yang ada di kecamatan jabon.

Saran

Strategi Pemerintah Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Tambak di Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo ini lebih bermanfaat dan berjalan sesuai tujuan yakni dalam pelaksanaan penyuluhan tambak penyuluh sebaiknya harus lebih aktif dalam melakukan penyuluhan kepada kelompok tani tambak. Hal ini bertujuan agar kelompok tani tambak lebih baik dalam mengoptimalkan kinerja usaha taninya. Serta meningkatkan jumlah penyuluh atau merecruit petugas penyuluh pemberdayaan kelompok tani tambak agar jumlah penyuluh tidak terbatas agar bisa melakukan penyuluhan secara maksimal.

References

  1. Aime, H. d. (2010). Manajemen Strategik Keorganisasian Publik. Bandung: PT Refika Aditama.
  2. Grant., C. &. (2002). Manajemen Strategi. Jakarta: Elex Media.
  3. Hadi. (2015, Mei 2). Dipetik oktober 31, 2019, dari fishzones: https://fishzone.wordpress.com
  4. Indonesia. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31. Jakarta.
  5. Indonesia, K. K. (2019, Januari 28). Profil Kelautan dan Perikanan. Dipetik November 8, 2019, dari Kementrian Kelautan dan Perikanan: http://www.kkp.go.id
  6. Liwu, A. S. (2019). STRATEGI PEMERINTAH DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI. JISIP. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
  7. Moleong. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja.
  8. Nippi. (2019). Strategi Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Kelompok Tani. Meraja journal.
  9. Sari. (2016, maret 2). Peranan dinas kelautan dan perikanan. Dipetik Desember 6, 2019, dari Makalainet: https://makalainet.blogspot.com
  10. Statistik, B. P. (2019). Dipetik Mei 2020, 3, dari http://sidoarjokab.bps.go.id/
  11. Liwu, A. S. (2019). STRATEGI PEMERINTAH DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI. JISIP. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.