Abstract

This study was conducted to analyze the effect of Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Operating Leverage and Dividend Policy on Stock Returns in Coal Subsector Mining Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2014-2019 Period. The data collection technique used is using the purposive sampling technique and the number of samples used is 11 companies. The variables used in this research are Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Operating Leverage and Dividend Policy as independent variables and stock return as dependent variable. The analytical method used is multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that Economic Value Added (EVA) has a significant positive effect on stock returns, Market Value Added (MVA) has a significant negative effect on stock returns, Operating Leverage has no significant positive effect on stock returns and Dividend Policy has a significantly positive effect on stock returns.

Pendahuluan

Return saham merupakan tujuan utama seorang investor dalam berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan dari hasil invesatasi yang berupa dividend dan capital gain (kenaikan harga jual saham diatas harga beli). [1] menyatakan bahwa return saham meruapakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dpat diartikan sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor. Return saham merupakan hasil yang dieroleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. [2]menyatakan bahwa faktor utama yang mempengaruh pergerakan saham dan return saham adalah faktor fundamental. Faktor Fundamental adalah faktor - faktor yang berasal dari dalam perusahaan yang mengeluarkan saham itu sendiri (emiten).

Tabel 1.1 Pergerakan Return Saham

Sumber : Data BEI yang diolah

Perkembangan perusahaan pertambangan mengalami perkembangan yang cukup pesat mulai dari tahun 2008 yang didukung oleh peraturan - peraturan pemerintah tentang barang tambang dan mineral sehingga sebagian besar nilai perusahaan pertambangan meningkat. Perkembangan perekonomian dunia yang dinamis menuntut pengelolaan perusahaan yang baik sehingga menghasilkan kinerja yang baik, tak terkecuali perusahaan tambang batu bara yang dituntut cepat untuk beradaptasi dengan tantangan yang ada. Adanya fenomena perlambatan global ditahun 2015 membuat harga saham batu bara turun. bahwa harga saham batu bara mengalami peningkatan dan penurunan yang berbeda di setiap tahunnya. Seperti terlihat pada tabel 1.1 diatas yang menunukkan return saham perusahaan batu bara setiap tahunnya mengalami naik dan turun . pergerakan return saham ini terus mengalami mengalami kemajuan pada tahun 2016 dan walaupun di tahun 2017, 2018 dan 2019 return saham mengalami penurunan kembali. Jadi berdasarkan data dalam tabel diatas menunukkan harga saham yang terus mengalami perubahan setiap tahunnya dari tahun 2014-2019.

Menurut teori semakin tinggi tingkat return yang diharapkan investor semakin tinggi pula resiko yang dihadapinya, demikian pula sebaliknya. Sehingga peran investor harus mempertimbangkan kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan, agar para investor dapat terhindar dari resiko yang tinggi. Dan investor juga membutuhkan informasi akuntansi dalam menganalisis tingkat resiko dan memprediksi tingkat pengembalian dan investasinya. Analisis yang sering digunakan oleh perusahaan dalam pengukuran kinerjanya adalah analisis rasio keuangan. [3] menyatakan bahwa rasio keuangan meruapakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.

Economic Value Added (EVA) merupakan alat ukur kinerja keuangan yang pengukurannya didasarkan pada perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal. Konsep EVA ini akan tercipta apabila perusahaan memperoleh keuntungan (profit) diatas cost of capital perusahaan. Perusahaan yang memiliki EVA tinggi cenderung dapat lebih menarik investor untuk berinvestasi diperusahaan tersebut, karena semakin tinggi EVA semakin tinggi pula nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan,maka investor yang berinvestasi melalui saham pada perusahaan tersebut juga akan bertambah, sehingga akan menaikkan harga saham yang kemudian meningkatkan return saham melalui capital gain. Menurut penelitian [4] menyatakan bahwa Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan positif terhadap return saham. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh[2] yang menyatakan bahwa Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Nilai MVA yang tinggi berarti perusahaan telah mampu memaksimalkan kekayaan pemegang saham sebagai hasil kinerja perusahaan baik dan mendapat respon yang tinggi dari pasar. Sebagai hasilnya, kepercayaan investor terhadap perusahaan semakin meningkat sehingga tidak menutup kemungkinan akan meningkatkan permintaan terhadap saham perusahaan, [5].Menurut Penelitian yang dilakukan oleh [5]menyatakan bahwa Market Value Added (MVA) berpengaruh signifikan positif terhadap return saham. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh [6] yang menyatakan bahwa Market Value Added (MVA) tidak berpengaruh signifikan positif terhadap return saham.

Leverage operasi mempunyai pengaruh yang dapat memperkuat laba sebelum bunga dan pajak terhadap penjualan, sehingga Degree of Operating Leverage (DOL) merupakan perbandingan antara presentase perubahan EBIT terhadap presentase penjualan[7]. Menurut Penelitiantinitjuga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [8] yang menytakan bahwa Operating Leverage berpengaruh signifikan positif terhadap return saham. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [9] yang menyatakan bahwa operating leverage tidak berpengaruh signifikan positif terhdap return saham.

Kebijakan Dividen adalah keputusan tentang seberapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen daripada ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Kebijakan dividen ini menentukan berapa banyak keuntungan yang akandiperoleh pemegang saham[10]. penelitian yang dilakukan oleh [11] yang menyatakan bahwa Kebijakan Dividen berpengaruht signifikan positif terhadap return saham. Dan penelitian ini berbeda dengan Penelitian yang dilakukan oleh [12] menyatakan bahwa Kebijakan Divden berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga komoditas batu bara terhadap return saham peusahaan pertambangan di sektor batu bara hingga kini belum banyak. Hasil tambang yang serig dibahas dalam penelitian sebelumnya karena cukup signifikan mempengaruhi return saham adalah harga emas, logam dan minyak. Penelitian ini berpendapat bahwa batu bara merupakan sumber daya yang dikemudian hari kebutuhannya akan meningkat, kebutuhan yang tinggi akan mendorong kenaikan harga batu bara, yang pada akhirnya akan meningkatkan harga saham di sektor batu bara. Hal ini didukung data dari Kepmen ESDM No. 1128, tentang kebijakan Batu bara Nasional yang menyatakan bahwa produksi batubara Indonesia dimasa yang akan datang akan terus meningkat, tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri (domestic) tetapi uga untuk memeuhi permintaan luar negeri (ekspor). Mengingat sumber daya batbara Indonesia yang masih melimpah, dilain pihar harga BBM yang tetap tinggi , menuntut industri yang selama ini menggunakn bahan bakar minyak beralih menggunkan batu bara. Dan permintaan akan kebutuhan batubara baik didalam maupun diluar negeri akan terus mengalami peningktaan sehingga akan membuat harga batu bara akan mengalami peningktan. oleh karena itu banyak investor yang telah melakukan investasi di perushaan pertambangan ini, mengingat kebutuhan batu bra yang terus meningkat dan menyebakan harga batu bara mengalami peningkatan dan harga saham juga mengalami kestabilan.

Metode Penelitian

A. Definisi Operasional, Identifikasi Variabel dan Indikator Variabel

No Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel Ukuran
1. EconomiciValue Addedi(EVA) X1 Economi Value Added (EVA) adalahmlaba ekonomi yang di hasilkan olehiperusahaanisetelah semua biaya modalndi kurangkan. EVA=NOPAT – (WACC x IC) Rasio
2. Market Value Added (MVA) X2 MVA merupkan nilai tambah pasar, adalah perbedaan antara nilai pasar saham perusahaan dengan umlah ekuitas modal investor yang telah diberikan. MVA = Market Value of Equity – Total Ekuitas Saham Rasio
3. Operating Leverage (X3) Operating Leverage yaitu kemampuan perusahaan dalam mengolah biaya tetap operasinal dalam menjalankan operasional perusahaan. Semakin tiggi operasional perusahaan menyebabkan kenaikan dalam penjualan. % perubahan EBIT OL= %perubahanpenjualan Rasio
4. Kebijakan Dividen (X4) Indikator dari kebijakan deviden adalah Dividend Payout Ratio (DPR) untuk mengukur besaran dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Dividen per shareDPR = Earning per share Rasio
5 Return Saham (Y) selisih keuntungan imbal balik dana yang telah kita investasikan di pasar modal. Ht –Ht-1 x100% RS= Ht1 Rasio
Table 1.Definisi Operasional

Lokasi Penelitian

Penelitian ini berada di perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batu Bara yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data penelitian ini diambil tidak secara langsung dari perusahaan, namun diambil dari Galeri Bursa Efek Indonesia yang berada di Kampus Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Jl. Mojopahit 666 B.

Populasi dan Sampel

Populasi diartikan sebagai wilayah generelasi yang terdiri atas: Obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untukdipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannyai.

Sampel adalah bagian dari wilayah generelisasi yang mempunyai kualitas dan karakteristik. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampelnya yaitu menggunakan metode purposive sampling merupakan penarikan sampel yang didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian tertentu. Sampel dalam pnelitian ini yaitu berjumlah 10 perusahaan .

Kriteria Jumlah
Perusahaan pertambangan Subsektor Batu Bara yang Terdaftar di BEI periode 2014-2019 25
Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan selama periode 2014-2019 (14)
Perusahaan pertambangan subsektor batu bara yang melakukan stock split selama periode 2014-2019 (1)
Jumlah Sampel periode 2014-2019 10
Table 2.Kriteria Sampel Sumber :data sekunder yang diolah
No. Nama Perusahaan Sub sektor Batu Bara
1 PT Adaro Energy Tbk
2 PT Byan Resources Tbk
3 PT Golden Energy Mines Tbk
4 PT Harum Energy Tbk
5 PT Indo Tambagarya Megah Tbk
6 PT Resource Alam Indonesia Tbk
7 PT Bukit Asam Tbk
8 PT Petrosea Tbk
9 PT Golden Eagle Energy Tbk
10 PT Toba Bara Seahtera Tbk
Table 3.Sampel PenelitianSumber : IDX (Data diolah)

Jenis, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data : Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

2. Sumber Data : Data yang diperoleh dari penulisan ini yaitu pada perusahaan pertambangan subsektor batu bara yang terdaftar di BEI pada periode 2014-2019 serta data sekunder yang berupa bukti, laporan historis yang dipublikasikan.

3. Teknik Pengumpulan Data : Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan metode dokumentasi menggunakan data sekunder yang di peroleh dari laporan keuangan perusahaan pertambangantsubsektortbatutbara yangterdaftar di BEI pada periode 2014-2019.

Teknik Analisis

Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan yang lain. Dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen, maka digunakan analisis linear berganda sebagai berikut :

Y= α0 + β1 X1t + β2X2t +β3X3t+ β4X4t+ e

Keterangan :

Y = Dependen

α = Konstanta

β1, β2, β3 = Koefisien regresi

X1, X2, X3 = indeenden

e = Error term

Tingkat signifikansi yang dipakai dalam penelitian adalah sebesar 5% maka tingkat signifikansi 0,05 untuk menolak suatu hipotesis.

Dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut :

  1. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05, maka hipotesis ditolak. Hipotesis ditolak mempunyai arti bahwa variabel tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
  2. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05, maka hipotesis tidak dapat ditolak. Hipotesis tidak dapat ditolak mempunyai arti bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Hasil dan Pembahasan

Analisis statistik deskriptif memiliki tujuan untuk memberikan gambaran penelitian yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Analisis ini menjelaskan dan menggambarkan secara umum antara variabel dependen yaitu return saham (Y) dengan variabel independen yaitu EVA (X1), MVA (X2), operating leverage (X3), dan kebijakan dividen (X4). Adapun data statistik deskriptif disajikan pada tabel berikut:

RS EVA MVA OL DPR
Mean 0.200580 1.88E+11 1.75E+13 0.345450 0.290000
Median 0.132600 1.32E+10 6.26E+12 0.253850 0.250000
Maximum 0.950000 2.59E+12 1.99E+14 1.300000 1.000000
Minimum -0.920000 -21890143 -1.02E+12 0.010000 0.010000
Std. Dev. 0.362421 4.67E+11 3.17E+13 0.281097 0.234338
Observations 60 60 60 60 60
Table 4.Uji Statistik DeskriptifSumber : Data diolah dengan eviews 9, 2020

Variabel dependen Return Saham

Variabel dependen yaitu return saham, memiliki nilai rata- rata (mean) sebesar 0.200580. hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian yang ditentukan yaitu tahun 2014-2018 rata-rata perubahan return saham tiap tahun untuk masing masing perusahaan yaitu sebesar 0.200580%. Nilai standar deviasi pada variabel return saham sebesar 0.362. , yang artinya selama periode penelitian ukuran penyebaran dari variabel return saham yaitu sebesar 0.362%.

Variabel independen economic value added(EVA)

Variabel independen yang pertama yaitu Economic Value Added (EVA), memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar sebesar Rp.188 milyar . Nilai minimum yang dihasilkan oleh variabel EVA yaitu sebesar Rp -21,89 juta Selanjutnya untuk perolehan maksimum variabel EVA yaitu sebesarRp2,59 triliun .Nilai standar deviasi pada variabel economic value added sebesar Rp. 467 milyar.

Variabel independen market value added (MVA)

Variabel Market Value Added (MVA) menghasilkan nilai rata-rata (mean) sebesar Rp.17,5 triliun. Nilai minimum yang dihasilkan oleh variabel MVA adalah sebesar –Rp.-1,02 triliun. nilai maksimum yang dihasilkan oleh variabel MVA adalah Rp. 199. Adapun nilai standar deviasi pada variabel market value addedsebesar Rp,31.7 triliun.

Variabel independen operating leverage (OL)

Variabel Operating Leverage memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0.345 hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian yaitu tahun 2014-2018rata-rata OL sebesar 0.345%. Nilai minimum pada variabel OL yaitu sebesar 0.010000. Nilai maksimum yang dimiliki oleh variabel OL sebesar 1.300000. Nilai standar deviasi pada variabel operating leveragesebesar 0.281.

Variabel independen kebijakan dividen (DPR)

Variabel independen yang terakhir yaitu kebijakan dividen, kebijakan dividen memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0.290000. nilai minimum yang dimiliki yaitu sebesar 0.010000 .Nilai maksimum yang dimiliki variabel ini yaitu sebesar 1.000000. Nilai standar deviasi pada variabel kebijakan dividen sebesar 23.43%.

B. Hasil Regresi Linier Berganda

Uji Spesifikasi Model dengan Uji Chow

Analisis uji chow memiliki tujuan untuk memilih antara model fixed effect atau model common effect yang seharusnya digunakan[13].

H0 : common effect

Ha : fixed effect

H0 diterima jika P value kurang lebih besar dari nilai. Selanjutnya untuk nilai signifikasi yang digunakan adalah 5%.

Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 0.568776 (9,36) 0.8133
Cross-section Chi-square 6.647551 9 0.6738
Table 5.Data Hasil Uji ChowSumber : Data diolah dengan eviews 9

Hasil pengujian pada tabel 3.2, menunjukkan bahwa probabilitas cross-section hi square sebesar 0.6738 lebih besar dari alpha (0.05) sehingga H0 diterima.Maka metode yang sesuai dan teknik terbaik untuk melakukan uji regresi pada penelitian adalah model common effect.

Uji Spesifikasi Model dengan Hausman test

Analisis Uji Hausmen bertujuan untuk memilih antara model fixed effect atau model random effect yang seharusnya digunakan[13].

H0 : random effect

Ha : fixed effect

Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 1.611038 4 0.8068
Table 6.Data Hasil Uji Hausman test

Dapat dilihat pada tabel 3.2 di atas bahwa probabilitas yang dihasilkan yaitu 0.8068. Hal ini menunjukkan probabilitas (P-value) yang dihasilkan yaitu lebih dari 5% atau 0,05. Oleh karena itu H0 dan Ha ditolak dan akan dilakukan dengan pengujian selanjutnya yaitu dengan model uji Lagrange Multiplier.

Uji Spesifikasi Model dengan Uji Lagrange Multiplier

Uji LM digunakan untuk mengetahui apakah model dengan pendekatan random effect atau dengan pendekatan common effect yang lebih tepat digunakan dengan hipotesis:

H0 = Data menggunakan model Common Effect

Ha = Data menggunakan model Random Effect

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects
Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives
Test Hypothesis
Cross-section Time Both
Breusch-Pagan 1.225069 0.096470 1.321539
(0.2684) (0.7561) (0.2503)
Honda -1.106828 -0.310596 -1.002270
-- -- --
King-Wu -1.106828 -0.310596 -0.872389
-- -- --
Standardized Honda -0.715292 -0.004052 -4.057147
-- -- --
Standardized King-Wu -0.715292 -0.004052 -3.695686
-- -- --
Gourierioux, et al.* -- -- 0.000000
(>= 0.10)
*Mixed chi-square asymptotic critical values:
1% 7.289
5% 4.321
10% 2.952
Table 7.Data Hasil Uji Lagrange MultiplierSumber : Data diolah dengan eviews 9,

Hasil uji lagrange multiplier yang telah dilakukan dengan metode Breusch-pagan, menunjukkan bahwa nilai prob. cross-section Breusch-Pagan pada regresi berganda data panel lebih besar dari 0.05 sebesar 0.2684. Sehingga menerima H0 yang menunjukkan bahwa metode estimasi yang terbaik adalah model common effect. dan setelah disimpulkan dari hasil pengujian spesifikasi model uji hausman dan uji lagrange multiplier maka dapat disimpulkan bahwa uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pengujian menggunakan model lagrange multiplier dengan menggunakan model common effect.

2. Regresi Linier Berganda

Teknik analisis regresi linier berganda digunakan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.058208 0.066098 0.880639 0.3832
EVA 0.000257 5.38E-05 4.778575 0.0000
MVA -0.001553 0.000578 -2.687714 0.0100
OL 0.034280 0.080176 0.427561 0.6710
DPR 0.524713 0.150643 3.483159 0.0011
R-squared 0.382127 Adjusted R-squared 0.327205
Table 8.Hasil Uji Regresi Linier BergandaSumber : Data diolah dengan eviews 9,

Rumus yang digunakan dalam regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

HS it = β + β1 EVA it + β2 MVA it + β3 OL it + β4 KD it + e

Dari rumus di atas diperoleh persamaan untuk regresi linier berganda berdasarkan analisis yang dilakukan yaitu:

HS it = 0.058208 + 0.000257 EVAit -0.001553MVAit +0.034280 OLit -0.524713 KD t + e

Oleh karena itu dari persamaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

  1. Konstantata sebesar 0.058208, artinya apabila economic value added(EVA), market value added(MVA), operating leverage(OL) dan kebijakan dividen(DPR) sebesar 0 (tidak mengalami perubahan naik atau turun), maka return saham (RS) pada perusahaan batu bara sebesar 0.058208.
  2. Koefisien regresi economic value added (EVA) sebesar 0.000257 menunjukkan arah positif. Artinya , jika economic value added mengalami kenaikan sebesar 1 satuan sementara variabel market value added (MVA), operating leverage (OL) dan kebijakan dividen (DPR) bersifat tetap, maka return saham pada perusahaan batu bara akan mengalami kenaikan sebesar 0.000257.
  3. Koefisien regresi market value added (MVA) sebesar 0.001553 menunjukkan arah negatif. Artinya, jika market value added mengalami penurunan sebesar 1 satuan sementara variabel independen economic value added (EVA), operating leverage (OL) dan kebijakan dividen (DPR) bersifat tetap, maka return sahampada perusahaan batu bara akan mengalami kenaikan sebesar 0.001553.
  4. Koefisien regresi operating leverage (OL) sebesar 0.034280 menunjukkan arah positif. Artinya, jika operating leverage mengalami kenaikan sebesar 1 satuan sementara variabel independen economic value added(EVA), market value added(MVA) dan kebijakan dividen(DPR) bersifat tetap, maka return sahampada perusahaan batu bara akan mengalami kenaikan sebesar 0.034280.
  5. Koefisien regresi variabel kebijakan dividen (DPR) sebesar 0.524713 menunjukkan arah positif. Artinya, jika kebijakan dividen mengalami kenaikan sebesar satuan sementara variabel independen economic value added (EVA), market value added (MVA) dan operating leverage (OL) bersifat tetap, maka return saham pada perusahaan batu bara akan mengalami kenaikan sebesar 0.524713.

C. Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak.

Gambar 3 .1 Data Hasil Uji Normalitas

Sumber : Data diolah Eviews 9.0

Berdasarkan gambar 3.1, diketahui bahwa nilai prob. JB hitung sebesar 0.589117 > 0.05 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa residual telah terdistribusi normal yang artinya asumsi klasik tentang kenormalan telah terpenuhi.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan teknik analisis yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antara variabel bebas.

EVA MVA OL DPR
EVA 1 0.10200 0.10076 -0.30276
MVA 0.10200 1 0.05183 0.21679
OL 0.10076 0.05183 1 -0.34025
DPR -0.30275 0.21679 -0.34025 1
Table 9.Hasil Uji MultikolinearitasSumber : Data diolah dengan eviews 9,

Hasil uji multikolinieritas pada tabel 3.5, menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antara variabel independen economic value added (EVA), market value added (MVA), operating leverage (OL) dan kebijakan dividen (DPR) lebih kecil (<) 0.80, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa model regresi dan keempat variabel independen yang digunakan tidak terjadi masalah multikolinieritas.

Uji Heteroskedatitas

Uji heteroskeatisitas bertujuan untuk menguji ketidaksamaan variasi dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila variasi dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedatisitas dan apabila berbeda maka disebut heteroskedatisitas.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.320266 0.073369 4.365133 0.0001
EVA -2.13E-05 7.78E-05 -0.273022 0.7861
MVA -0.001781 0.001131 -1.575169 0.1222
OL 0.126926 0.090615 1.400709 0.1682
DPR 0.098602 0.168525 0.585087 0.5614
Table 10.Hasil Uji HeteroskedatisitasSumber : Data diolah dengan eviews 9, 2020

prob masing-masing variabel independen yaitu economic value added (EVA), marke nvalue added (MVA), operating leverage (OL) dan kebijakan dividen (DPR) memiliki nilai > alpha 0.05 sebesar 0.7861, 0.1222, 0.1682 dan 0.5614 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa model regresi pada penelitian tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi

Analisis uji autokorelasi memiliki tujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu pada periodetsebelumnya.

Hasil Uji Autokorelasi

R-squared 0.382127 Mean dependent var 0.328742
Adjusted R-squared 0.327205 S.D. dependent var 0.438145
S.E. of regression 0.323660 Sum squared resid 4.714007
F-statistic 6.957621 Durbin-Watson stat 2.007650
Prob(F-statistic) 0.000189
Table 11.Sumber : Data diolah dengan eviews 9, 2020

Hasil uji autokorelasi pada tabel 3.7, menunjukkan bahwa nilai dw sebesar 2.007 yang akan dibandingkan dengan nilai du pada tabel durbin watson. Nilai du pada tabel durbin watson sebesar 1.7214, sehingga diperoleh perbandingan 1.7214 < 1.7699 < 2.2786 (4 - 1.7214), artinya data pada penelitian tidak mengalami masalah autokorelasi pada model.

D. Uji Ketetapan Model

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi (R2) merupakan sebuah koefisien yang menunjukkan persentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

R-Square Adjusted-R Square
0.382127 0.327205
Table 12.Koefisien Determinasi (R2) Sumber : Data diolah dengan eviews 9, 2020

Nilai adjusted r square sebesar 0.327205, menunjukkan bahwa proporsi pengaruh variabel independen economic value added (EVA), market value added (MVA), operating leverage (OL) dan kebijakan dividen (DPR) terhadap return saham sebesar 32.72 persen sedangkan sisanya 67.28 persen (100 – 32.72 persen) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian.

Uji F (Simultan)

Uji F merupakan uji yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.

R-squared 0.382127 Mean dependent var 0.328742
Adjusted R-squared 0.327205 S.D. dependent var 0.438145
S.E. of regression 0.323660 Sum squared resid 4.714007
F-statistic 6.957621 Durbin-Watson stat 2.007650
Prob(F-statistic) 0.000189
Table 13.Hasil Uji Statistik FSumber : Data diolah dengan eviews 9, 2020

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 3.9, diketahui bahwa nilai probabilitas F-statistic lebih kecil dari alpha (0.05) yaitu sebesar 0.000189< 0.05 dan F hitung > F tabel sebesar 6.96 > 2.57 yang artinya variabel independen economic value added (EVA), market value added (MVA), operating leverage (OL) dan kebijakan dividen (DPR) secara simultan bersamaan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indondesia periode 2014-2018.

Uji T (Parsial)

Uji beda t-test bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian secara individual dalam menerangkan variabel dependen.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.058208 0.066098 0.880639 0.3832
EVA 0.000257 5.38E-05 4.778575 0.0000
MVA -0.001553 0.000578 -2.687714 0.0100
OL 0.034280 0.080176 0.427561 0.6710
DPR 0.524713 0.150643 3.483159 0.0011
Table 14.Uji Statistik T Sumber : Data diolah dengan eviews 9

1. Hasil uji t pada tabel 4.12, menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel economic value added (EVA) < nilai probabilitas (α = 5%) sebesar 0.0000< 0,05 dan t hitung > t tabel sebesar 4.7786 > 2.0129, hal ini menunjukan bahwa economic value added berpengaruh terhadap return saham. Koefisien regresi sebesar 0.000257 menunjukkan arah positif artinya economic value added (EVA) berpengaruh signifikan positif terhadap return saham pada perusahaan batu bara tahun 2014-2018. Berdasarkan hasil statistik tersebut, maka hipotesis pertama yang diajukan penulis dinyatakan dapat diterima

2. Hasil uji t pada tabel 4.12, menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel market value added (MVA) < nilai probabilitas (α = 5%) sebesar 0.0100 < 0,05 dan t hitung > t tabel sebesar 2.6877 > 2.0129, hal ini menunjukan bahwa market value added berpengaruh terhadap return saham. Koefisien regresi sebesar -0.001553 menunjukkan arah negatif artinya market value added (MVA) berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham pada perusahaan batu bara tahun 2014-2018.

3. Hasil uji t tpada tabel 4.12, menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel operating leverage (OL) > nilai probabilitas (α = 5%) sebesar 0.6710 > 0,05 dan t hitung < t tabel sebesar 0.4276 < 2.0129, hal ini menunjukan bahwa operating leverage tidak berpengaruh terhadap return saham. Koefisien regresi sebesar 0.034280 menunjukkan arah positif artinya operating leverage (OL) tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan batu bara tahun 2014-2018. Berdasarkan hasil statistik tersebut, maka hipotesis ketiga yang diajukan penulis dinyatakan ditolak.

4. Hasil uji t pada tabel 4.12, menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel Kebijakan dividen < nilai probabilitas (α = 5%) sebesar 0.0011 < 0,05 dan t hitung > t tabel sebesar 3.4832 > 2.0129, hal ini menunjukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh terhadap return saham. Koefisien regresi sebesar

Pembahasan

Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Return Saham.

Hasil penelitian menytakan bahwa EVA berpengaruh signifikan postif terhadap return saham, pada perusahaan Pertambangan subsektor batu bara yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini mendukung penelitian [14] dan[15] yang menyatakan bahwa EVA berpengaruh signifikan positif terhdap return saham. EVA yang postif menandakan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat modalnya. Perusahaan yang memiliki EVA yang tinggi cenderung dapat lebih menarik investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, karena semakin tinggi EVA semakin tinggi pula nilai perusahaan.

Pengaruh Market Value Added (MVA) Terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa MVA berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham. Hasil penelitian iini didukung oleh [6] yang menyatakan bahwa MVA berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham.Pada dasarnya MVA merupakan ukuran komulatif kinerja keuangan yang menunjukkan seberapa besar nilai tambah terhadap modal yang ditanamkan investor selama perusahaan berdiri atau secara jelas MVA merupakan selisih antara nilai pasar ekuitas (Market Value Equity) dan nilai buku ekuitas (book value of equity). Hal ini menunjukkan bahwa dengan nilai tambah pasar (Market Value Added) sangat relevan untuk digunanakan sebagai acuan investor dalam menilai kinerja perusahaan dalam menciptakan nilai pasar, dikarenakan Market Value Added dapat mengukur prestasi perusahaan berdasarkan nilai tambah pasar yang diciptakan perusahaan selama periode tertentu.

3. Pengaruh Operating Leverage Terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil analisis dapat dijelasan bahwa variabel Operating Leverage tidak berpengaruh signifikan postif terhadap return saham. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh [8] dan [16] yang menyatakan bahwa Operating Leverage tidak berpengaruh signifikan positif terhadap return saham. Hal ini berarti nilai Operating Leverage menunjukkan penurunan pada return ekspektasi yang diterima investor melalui harga saham perusahaan. Rendahnya nilai Operating Leverage berarti pihak manajemen perusahaan tidak mampu memberikan keuntungan (return) dalam meningkatkan kemakmuran para pemegang saham

4. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Return Saham

Berdasrkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa kebijakan dividen berpengaruh signifikan positif terhadap return saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh [17] dan [18] yang menyatakan bahwa Kebijakan Dividen berpengaruh signifikan positif terhdap return saham. Kebijakan Dividen merupakan keputusan mengenai laba yang diperoleh, apakah perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, dapat diartikan oleh pemodal sebagai sinyal harapan manajemen tentang akan membaiknya kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Pembayaran dividen juga akan dapat mengurangi peluang investasi, dan kenyataannya investor lebih menyukai capital gain daripada dividen karena pajak capital gain lebih kecil dari pada pak dividen, Hal ini menunjukkan prospek perusahaan semakin bagus sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham dan return saham akan meningkat [10].

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap hipotesis yang dibantu aplikasi Eviews 9, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut :

  1. Economic Value Added berpengaruh signifikan positif terhadap return saham pada perusahaan pertambangan subtsektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
  2. Market Value Added berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham pada perusahaan pertambangan sub sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
  3. Operating Leverage tidak berpengaruh signifikan positif terhadap return saham pada perusahaan pertambangan sub sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
  4. Kebijakan Dividen berpengaruh signifikan positif terhadap return saham pada perusahaan pertambangan sub sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

References

  1. Oktaviani, R. F., & T. Pohan, H. (2017). Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings,Operating Cash Flow Dan Operating Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Lq 45. Jurnal Magister Akuntansi Trisakti, 4(1), 21.
  2. Endrayani, F., Marsiwi, D., & Wirofin, K. Z. (2019). ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, EARNING, MARKET VALUE ADDED DAN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015). ISOQUANT : Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 3(1), 66.
  3. Heri. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta : Center For Academic Publishing Services.
  4. Asuquo, M. V., & Offiong, P. E. (2019). The Dominance Of EVA Over EPS, ROE, And Roce In Stock Return Analysis: The Nigerian Evidence. Advances in Social Sciences Research Journal, 6(8), 296–305.
  5. Hadi S, Okalesa, Purwati AA, Marlas Fransiska, H. S. (2020). COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting. Costing: Journal of Economic, Business and Accounting, 4(1, Desember 2020), 44–53.
  6. Nakhaei, H. (2016). Market value added and traditional accounting criteria: Which measure is a best predictor of stock return in Malaysian companies. Iranian Journal of Management Studies, 9(2), 433–455.
  7. Prajonto, G. H. (2013). Analisis Leverage (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Yang Melakukan Akuisisi). Jurnal NeO-Bis, 7(1), 1–14.
  8. Maroof, Z., Affandi, H., Ahmed, S., & Ahmad, B. (2017). Impact of Leverage or Debt Management on Stock. Academic Research International, 8(March), 111–119.
  9. de Medeiros, O. R., Lustosa, P. R. B., & Dantas, J. A. (2011). The Impact of the Degree of Operating Leverage on Stock Returns: An Empirical Study in the Brazilian Market. SSRN Electronic Journal, 1–14.
  10. Fitriana, D., Oemar, A., & Andini, R. (2016). Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas,Profitabilitas, Aktivitas Dan Kebijakan Dividen Terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Pada Bei Periode 2007-2013. Journal Of Accounting, 2(2), 1–19.
  11. Gujarati, D. N. (2012). Dasar-dasar Ekonometrika. Salemba Empat.
  12. Biswas, B. (2018). Dividend Policy and Stock Return: A Study on Some Select Stock in Indian Stock Market. Annual Journal of Institute of Innovation in Technology &Management, Volume 5.
  13. Sylvester, D. M. (2015). the Relations Between Dividend Policy and Stock Returns in the Dar Es Salaam Stock Exchange ,.
  14. Syahputra Indra Sendy Putu, I. Y. (2019). No TitleThe Impact of Economic Value Added (EVA), Debt Equity Ratio (DER), Financial Leverage Toward Stock Return of Indonesia Food and Beverage Companies Listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) Within Period 2012 – 2017. E-Proceeding of Management, 6.
  15. Anggreni, P. D., Sujana, E., & Purnamawati, I. G. A. (2017). Pengaruh Operating Leverage, Economic Value Added, Dan Market Value Added Terhadap Retrun Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016. S1 Ak, 8(2), 8.
  16. Nurmalia, E., & Paramita, S. (2020). Pengaruh Eva, Operating Cash Flow, Eps, Residual Income, & Operating Leverage Terhadap Return Saham Di Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bei 2012-2016. Jurnal Ilmu Manajemen, 8(2), 1–10.
  17. Singh, N. P., & Tandon, A. (2019). The Effect of Dividend Policy on Stock Price: Evidence from the Indian Market. Asia-Pacific Journal of Management Research and Innovation, 15(1–2), 7–15.
  18. Thuvara, P., P, B., & Jain, B. (2016). Impact of Dividend Policy on Stock Return Behaviour. 16(1), 24–33.