Abstract

This study examines how the public communication strategy of the Sidoarjo district government in minimizing the impact of Covid-19 transmission in Sidoarjo. This study uses the theory of communication strategy and public communication. The purpose of this study was to determine the communication strategy of the Sidoarjo district government in minimizing the impact of the transmission of COVID-19 in Sidoarjo. The research is descriptive and the research method used is qualitative with data collection techniques using interviews consisting of 5 people.

The results of research that have been carried out on the public communication strategy of the Sidoarjo Regency government in minimizing the impact of the transmission of covid-19 in Sidoarjo are shown to the public, but in general on people's behavior in complying with health protocols, the public can also receive message information from various sources such as online media Instagram. , web and facebook. And also through print media such as banners, posters and billboards, the community also gets information about prevention and minimizing the impact of Covid-19 transmission from village socialization.

PENDAHULUAN

Covid-19 adalah kepanjangan dari sebuah pandemi coronavirus disease 2019. Yang merupakan penyakit yang menular dan mematikan disebabkan oleh SARSCov-2, yaitu salah satu jenis dari coronavirus, Sejak munculnya virus tersebut yang diumumkan oleh Pemerintah Indonesia terkait penyebaran virus Covid-19, Presiden RI Joko Widodo, juga telah mempublikasikan pada kasus pertama Covid-19 yang ada di Indonesia pada Senin, 2 Maret 2020 yang ditularkan melalui transisi dari manusia ke manusia, dengan beragam upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah RI, salah satunya adalah dengan membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan pada Covid-19 yang sudah disahkan melalui ketetapan Presiden RI No.7 Tahun 2020, dan selanjutnya diperbaharui melalui dengan Keputusan Presiden RI No.9 Tahun 2020. maka hal tersebut banyak kebijakan-kebijakan dari pemerintah pusat meskipun dari pemerintah daerah yang dilaksanakan untuk pencegahan. Sampai tanggal 9 Agustus 2021 kasus positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 3.686.740 orang terkonfirmasi positif Covid-19, sembuh total mencapai 3.129.661 orang, meninggal sebanyak 108.571 orang. Sedangkan data di Provinsi Jawa Timur kasus positif Covid-19 berjumlah 339.193 orang, sembuh 273.821 orang, meninggal 23.578 orang. Dan kasus Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo per tanggal 10 Agustus 2021 sebanyak 22.428 orang positif, 19.229 sembuh, 839 orang meninggal. (Sumber ).

Komunikasi publik yang dilakukan oleh Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo dalam meminimalisir dampak penularan Covid-19 di Sidoarjo adalah informasi yang disampaikan kepada masyarakat tentang meminimalisir dampak penularan Covid-19 dengan melalui media massa seperti website di , Unggahan foto di Instagram, banner, poster, koran dan melalui radio Suara Sidoarjo di dalam web tersebut berisi angka kejadian Covid-19 yang ada di kota Sidoarjo dan materi tentang edukasi-edukasi kepada masyarakat untuk pola hidup sehat dan pakai masker untuk meminimalisir dampak penularan Covid-19, Kebijakan dan peraturan terus dilakukan guna mengatasi penyebaran Covid-19, salah satunya dengan mengadakan program-program upaya meminimalisir dampak dari penularan Covid-19.

Komunikasi publik yang dilakukan pada Pemerintah Sidoarjo berikutnya adalah mengadakan sebuah event yang tepatnya di Gor, dan Pasar Taman Pinang event tersebut diadakan untuk mengkampanyekan tentang pentingnya mematuhi protokol kesehatan kepada masyarakat yang sudah diwajibkan oleh Pemerintahan, sehingga masyarakat agar lebih mengetahui edukasi dan sosialisasi tentang pencegahan menularnya virus Covid-19 di kota Sidoarjo. Oleh karena itu komunikasi sangat penting untuk menyampaikan sebuah informasi atau pesan yang disampaikan kepada masyarakat baik melalui sarana jejaring media online atau bisa disampaikan secara langsung. Berkembangnya teknologi media yang menciptakan sebuah jaringan yang sangat berguna untuk menghubungkan komunikasi dengan melalui media elektronik dan media lainnya yaitu internet, kecanggihan teknologi informasi yang memberikan kemudahan akses juga untuk mendorong agar masyarakat menyebarkan dan implementasi kebijakan dalam penanganan Covid-19.

Komunikasi diharapkan berfungsi sebagai sarana agar masyarakat merespon perilaku yang sewajarnya dilakukan dalam mengeliminasi atau menurunkan resiko penularan, komunikasi menjadi kunci sekaligus bagian dari solusi.

Dan edukasi-edukasi lainnya seputar mencegah penularan Covid-19 yang dibagikan di media online dan media cetak seperti di unggahan Instagram Dinas Kesehan Kabupaten Sidoarjo dan media cetak seperti banner, dan baliho, untuk menjangkau masyarakat lebih luas, dan Pemerintahan Sidoarjo melakukan sosialisasi dan pemberdayaan ke RT dan RW di beberapa desa yang ada di kota Sidoarjo. Dan strategi komunikasi publik di Pemerintah kota dengan melalui kader-kader posyandu dan puskesmas untuk mengatasi pelaksanaan yang ada dilapangan.

Adanya juga kemungkinan PHK pada industri yang tutup maka kapasitas penerimaan APBD dari Jenis Pendapatan Asli Daerah (terutama pada pajak dan retribus) yang tidak optimal dikarenakan dampak kebijakan kerja dari rumah (Work From Home). Seperti contoh kegiatan yang dilakukan dari Work From Home adalah kegiatan daring, Olahraga, mengikuti webinar dan kelas online dan berkarya. Semua dari bentuk kegiatan tatap muka seperti pendidikan, pekerjaan dipaksa untuk melakukan kegiatan tersebut dari rumah atau Daring. Dengan berbagai upaya pemerintah yang sudah dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 yang diantaranya adalah melalui himbauan melakukan physical distancing dan work from home kepada masyarakat khususnya daerah kabupaten Sidoarjo, himbauan tersebut tergantung seberapa tinggi partisipasi yang ada kepada masyarakat. Selama pelaksanaan pembatasan sosial, masih banyak masyarakat yang ditemukan yang belum memahami, melakukan dan bahkan melanggar himbauan tersebut. Serta banyak dicurigai masyarakat belum menerapkan upaya pencegahan penularan dari Covid-19.

Faktor kurangnya informasi yang merupakan penyebab utama yang mendasari masalah tersebut. Bentuk melawan Covid-19 dengan berbagai cara dan inovasi, termasuk dengan mengawasi mobilitas penduduk yang ada diwilayah Sidoarjo dan juga terus mengingatkan untuk menhindari kerumunan, hindari tempat berkumpul, jaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan karena hal tersebut untuk meminimalisir dari penularan Covid-19. Tindakan pada pencegahan yang paling efektif di masyarakat yang meliputi : Melakukan kebersihan pada tangan dengan mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan hand sanitizer setelah selesai memegang benda apapun. Menghindari menyentuh mata, hidung, mulut. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut bisa menggunakan tisu. Pakailah masker jika mengalami gejala pernafasan. Menjaga jarak minimal 1 meter.

Untuk itu sosialisasi dan edukasi terkait perilaku hidup sehat itu sangatlah penting, hidup bersih sehat diharapkan dapat menjadi sebuah upaya pola hidup bersih dan sehat yang diterapkan di kehidupan sehari-hari sekaligus cara merealisasikannya kepada masyarakat sehingga bisa tercipta pada kepedulian kesehatan. Upaya ini menanamkam pola pikir sehat kepada masyarakat yang dimulai pada dirinya sendiri, Upaya ini untuk bisa mewujudkan tingkat kesehatan pada masyarakat yang.

Dalam serangan wabah virus Covid-19 yang sangat mengkhawatirkan ini perlu juga menyebarkan informasi secara luas sehingga masyarakat yang dapat memahami apa, mengapa, dan bagaimana sikap dan tidakan dalam pencegahan virus Covid-19 yang harus dilakukan supaya tidak tertular dari virus tersebut dan juga tidak menularkannya kepada orang lain dan disekitar kita, dengan salah satu sosialisasi dan mengedukasi seluas mungkin ke masyarakat agar memiliki pengetahuan tentang bahayanya virus Covid-19 dan langkah-langkah pencegahannya. Sosialisai tersebut sudah dipublikasikan dalam beragam bentuk media promosi kesehatan ataupun di website pemerintahan kota sehingga sosialisasi tersebut bisa tersebar luas ke masyarakat, untuk bertujuan membantu memutus rantai penyebaran dan penularan Covid-19 maka dari itu masyarakat juga harus memiliki upaya untuk melakukan pencegahan tersebut, jika bepergian keluar rumah harus tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dan pemerintah juga mengeluarkan kebijakan baru tentang adanya PPKM Darurat (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang akan dilaksanakan di Jawa-Bali sampai akhir juli tahun 2021, dan dilanjutkan dengan PPKM Level 4 yang artinya dalam intruksi Mendagri tersebut yang dijelaskan, PPKM Level 4 adalah pemberlakuan pembatasan kegiatan di Jawa dan Bali dan disesuaikan dengan kriteria level situasi pandemic yang berdasarkan hasil assessment dan penilaian.

Maka dari itu komunikasi publik sangatlah penting untuk mengkampanyekan bentuk pencegahan dari virus Covid-19 yang dimana pesan tersebut disampaikan melalui media informasi seperti di website dinkes.sidoarjokab.go.id, atau media cetak seperti poster atau baliho dengan berbagai bentuk ukuran guna untuk memberikan informasi ajakan atau menyuarakan tentang meminimalisir penularan virus Covid-19 kepada masyarakat dengan bentuk media promosi kesehatan untuk yang disebarluaskan kepada masyarakat, agar tetap menjaga kesehatan, meningkatkan imunitas tubuh dengan berolahraga meminum vitamin agar menjaga kekebalan tubuh menjaga jarak (physical distancing), mencuci tangan, memakai masker pada saat bepergian atau keluar dari rumah. Secara horizontal, publik juga perlu mendapatkan sosialisasi, edukasi, komunikasi dan koordinasi yang terintegrasi sehingga semua pihak yang berada dalam satu sikap dan satu tujuan untuk upaya pencegahan dan penanggulangan virus Covid-19. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memberikan informasi dan sosialisasi ke publik dalam melaksanakan upaya meminimalisir penularan Covid-19 dengan bentuk sosialisasi lewat media promosi kesehatan atau melalui website dan juga menyebarkan informasi terkait pencegahan penularan Covid-19 melalui media cetak seperti poster, banner, baliho dan lain-lain, yang ditempatkan di setiap sudut kota ataupun di desa-desa, agar masyarakat lebih mematuhi dan sadar akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan.

Dalam menghadapi masa New Normal untuk memutus mata rantai penularan Covid19. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi publik, bahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh lembaga dan organisasi publik seperti pemerintah daerah Kabupaten Sidoarjo dalam merancang informasi kemudian disampaikan dan menyebarluaskan kepada masyarakat terkait masa normal baru dengan tujuan utama menyampaikan dan menjelaskan keputusan public dan tindakan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 yang berfungsi sebagai informasi, penjelasan, sosialisasi dan aspirasi (dialog). Sidoarjo Komunikasi publik Pemkab menghadapi New Normal. .

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif Dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang akan bertujuan untuk mengartikan fakta sedalam-dalamnya yang menggunakan pengumpulan data sedalam-dalamnya, terkait bagaimana strategi komunikasi publik pemerintahan kabupaten Sidoarjo dalam meminimalisir dampak penularan Covid-19.

Subjek penelitian adalah orang yang dimanfaatkan pada peneliti untuk membagikan informasi terkait keadaan dan kondisi latar belakang. bagian yang akan dijadikan sebagai sampel didalam sebuah penelitian. Kedudukan dari subjek penelitian tersebut adalah menyampaikan informasi terkait data yang diperlukan pada sebuah penelitian. Kemudian subjek dari penelitian ini adalah Endang Sawitri, BSc. ST selaku Kasie Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Anita Yudi Jayanti, S.Sos, M.I.Kom selaku Pranata Humas Ahli Pertama Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo, Achmad Zainuddin selaku Satgas Covid-19 BPBD Kabupaten Sidoarjo, Ahmad Choiron, SE selaku Kepala Desa Siwalanpanji. Objek dari penelitian ini adalah Strategi Komunikasi Publik Pemerintahan Sidoarjo dalam meminimalisir dampak penularan virus Covid-19 di Sidoarjo.

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan terbagi menjadi dua, Data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi dan wawancara secara terbuka kepada Kasie Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Pranata Humas Ahli Pertama Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo, Satgas Covid-19 Kabupaten Sidoarjo, Kepala Desan Siwalanpanji dan masyarakat. dan data sekunder Dimana jenis sumber data tersebut yang diperoleh dari berbagai referensi, yaitu skripsi, jurnal, buku dan sumber sehingga untuk mendukung pada penelitian ini. Dalam penelitian ini data sekunder yang didapat dari web , dan media Instagram Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 3 tahap yaitu metode observasi adalah dilapangan peneliti akan melakukan observasi di Dinas Kesehatan dan Dinas Komunikasi dan Informatika lebih mampu memahami data yang ada didalam situasi sosial. Pengamatan juga difokuskan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan fenomena penelitian. Pada fenomena ini yang meliputi interaksi dan percakapan yang terjadi di antara topik yang akan dipelajari, yang kedua adalah metode wawancara yakni Wawancara pada penelitian ini yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan informasi yang melalui percakapan langsung dan berhadapan dengan cara tanya jawab. Peneliti akan melakukan wawancara secara terbuka dengan subjek Kasi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Pranata Humas Ahli Pertama Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo, Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Sidoarjo, Kepala Desa Siwalanpanji dan masyarakat. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan data yang relevan. Yang ketiga metode dokumentasi Peneliti akan memperoleh data sekunder dari dokumen terkait dengan masalah yang diteliti, baik berupa bentuk laporan atau bentuk foto dan yang tertulis lainnya dan data mengenai edukasi terkait meminimalisir dampak penularan Covid-19 yang diperoleh dari web , dan media Instagram Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. . .

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data yang dilakukan adalah Jadi peneliti setelah wawancara selanjutnya dengan mengolah data dan memfokuskan pada strategi komunikasi publik di pemerintahan sidoarjo dalam meminimalisir dampak penularan Covid-19. Wawancara tersebut yang bersifat terbuka dimana susunan pertanyaannya tidak terbatas, hal ini dilakukan oleh peneliti agar mendapat informasi dari informan terhadap kondisi yang terjadi dilapangan atau yang sudah dilakukan oleh informan tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Strategi komunikasi adalah salah satu bentuk cara yang mengatur sedemikian pelaksanaan sebuah proses komunikasi mulai dari (planning), (pelaksanaan), hingga (evaluasi) untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Dalam mencapai sebuah planning untuk menyampaikan proses komunikasi . Strategi komunikasi publik sangat penting untuk menyebarkan informasi secara luas dengan berbagai cara strategi komunikasi public yang dilakukan Pemerintah Kota tersebut sudah sangat maksimal, untuk membangun kesadaran masyarakat Pemerintah Kota juga perlu menekankan bahwasannya menjaga Kesehatan pada diri masing-masing itu sangat penting di masa pandemi seperti saat ini juga perlu menerapkan 3M. Pemerintah Kota juga secara terus menerus membagikan informasi pesan kepada masyarakat tentang pencegahan dan meminimalisir dampak dari penularan Covid-19.

Komunikasi publik pemerintah kabupaten sidoarjo dalam meminimalisir dampak dari penularan covid-19 yang dipilih oleh peneliti sebagai objek penelitian. Komunikasi publik tersebut yang merupakan Strategi komunikasi publik pemerintah kabupaten sidoarjo dalam meminimalisir dampak dari penularan covid-19 di sidoarjo. Komunikasi publik pemerintahan kabupaten sidoarjo bentuk penyampaian yang berbentuk verbal atau nonverbal, makna dari strategi komunikasi sendiri yang sesuai dengan pendapat dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa strategi komunikasi publik salah satu bentuk planning komunikasi agar sesuai dengan harapan, Tujuan dari strategi komunikasi publik tersebut untuk menyampaikan secara luas pesan informasi kepada khalayak agar mematuhi protokol kesehatan dan mengubah perilaku masyarakat pada kehidupan sehari-hari untuk menjaga kesehatan. Pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan wawancara yang langsung dilakukan kepada informan yang terpilih, setelah melakukan wawancara kepada informan peneliti mulai memilih data yang digunakan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi publik pemerintah kabupaten sidoarjo dalam meminimalisir dampak dari penularan covid-19 di sidoarjo.

Informan yang Bernama Ibu Endang yang merupakan pegawai dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo yang mengatakan strategi komunikasi publik pemerintah kabupaten sidoarjo dalam meminimalisir dampak dari penularan covid-19 di sidoarjo yang menggunakan komunikasi massa yang ditujukan ke tempat-tempat keramaian seperti pasar dan mall dan juga mengadaka event di gor yang dimana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat bahwa pentingnya menjaga kesehatan dimasa pandemi covid-19 jadi fokus Ibu Endang untuk melakukan kegiatan komunikasi publik yaitu tempat keramaian yang menjadi sasaran penyampaian informasi. Pendapat lain yang diungkapkan oleh Ibu Anita yang merupakan pegawai dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo mengatakan bahwa strategi komunikasi publik yang dilakukan oleh Diskominfo adalah melakukan persuasive kepada orang dan meyakinkan kepada masyarakat agar lebih sadar tentang kesehatan masing-masing, Diskominfo juga melakukan kegiatan publikasi tentang pecegahan dan meminimalisir dampak dari penularan covid-19 menggunakan media online seperti portalweb, Instagram dan twitter yang pesan informasinya dikemas dengan infografis.(Middleton Cangara, 2013) strategi komunikasi yang merupakan perpaduan terbaik dari semua bagian mulai dari komunikator, pesan, media sampai dengan efek.

Dimana informan sepakat bahwa strategi komunikasi publik pemerintah kabupaten sidoarjo dalam meminimalisir dampak dari penularan covid-19 di sidoarjo dengan melakukan kegiatan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat baik secara langsung ataupun tidak langusng. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Merupakan sebuah taktik utama yang dilakukan oleh instansi atau perusahaan kepada masyarakat luas yang berfokus pada isi pesan yang disampaikan kepada khalayak pada tahap ini peneliti memberikan pertanyaan kepada informan tentang strategi pesan yang informatif dan edukatif sehingga masyarakat dapat menerima sisi positif pada isi pesan tersebut, dalam hal tersebut ketiga informan mengungkapkan pendapat yang hampir sama dengan tujuan berfokus kepada membagikan pesan positif ke masyarakat luas dan informan berharap agar masyarakat patuh dengan anjuran pemerintah tentang protokol kesehatan 3M dan lebih meyakinkan lagi untuk merubah perilaku dari kehidupan sehari-hari. Hall (1973:4) yang menyatakan bahwa khalayak tidak menjadi partisipan pasif yang hanya menerima makna yang diproduksi oleh media massa, tetapi khalayak juga harus aktif berperan dalam memaknai sebuah informasi yang mereka baca, dengar dan lihat dan kemudian dibgaikan kepada khalayak lain. Dalam hal tersebut dalam mempertimbangkan untuk mematuhi protokol kesehatan atau tidak, maka akan lebih mudah dalam mencapai tujuan yang sesuai dengan pesan apa yang disampaikannya.

Pada tahap ini peneliti memberikan pertanyaan tentang bentuk media yang digunakan untuk melakukan penyampaian edukasi ke masyarakat. Pada pendapat pertama yang diberikan oleh Bapak Achmad Zainuddin media yang digunakan untuk proses penyampaian pesan informasi ini sangat penting dan efektif serta membawa dampak yang positif kepada masyarakat. Beliau adalah seorang yang tergabung dalam satgas covid-19 pendapat dari bapak Achmad juga diperkuat oleh dua informan yaitu Ibu Endang dan ibu Anita beliau yang mengungkapkan media saat ini sangat dibutuhkan karena untuk menyampaikan sebuah pesan baik secara langsung atau tidak langsung seperti contoh media online Instagram, web, dan facebook. Dan media cetak seperti banner, poster dan baliho yang masing-masing memiliki kelebihan. Dan peneliti juga memberikan pertanyaan kepada ke-tiga informan tersebut tentang apakah proses penyampaian komunikasi publik ke masyarakat sudah menyeluruh, ke-tiga informan pernyataannya hampir sama yang mengungkapkan sudah menyeluruh dengan melakukan kegaiatan edukasi, sosialisasi dan membagikan poster dan banner dan menempelkan ditempat keramaian.

Merupakan gangguan dari proses penyampaian informasi kepada khalayak sehingga pendengar atau penerima informasi yang dapat berakibat miskomunikasi kesalahpahaman dengan lawan bicara. Pada tahap ini peneliti juga mengajukan pertanyaan untuk mengatahui apa saja kendala yang terjadi saat penyampaian informasi kepada masyarakat tentang meminimalisir dampak dari penularan covid-19. Pendapat yang diungkapkan oleh bapak Achmad Zainuddin dan ibu Anita hampir sama beliau mengatakan banyak informasi berita tentang covid-19 yang beredar di media online, tetapi masyarakat terkadang tidak menyadari darimana sumber tersebut berasal, apakah bisa dipertanggungjawabkan atau tidak. Pendapat lain yang dating dari ibu Endang yang mengatakan kendala yang sering terjadi waktu pertama covid-19 muncul di Indonesia, kurangnya tenaga kesehatan sehingga proses penyampaian informasi ke masyarakat ada beberapa yang kurang maksimal tetapi dengan berjalannya waktu Dinas Kesehatan banyak yang membantu sehingga dapat berkolaborasi dengan lembaga pemerintah lainnya. Pada pernyataan dari ketiga informan tersebut akan sangat menyadari bahwa kedepannya bisa menjadi pembelajaran dan evaluasi sebagaimana dengan rangka upaya pemerintah meminimalisir dampak dari penularan covid-19 . .

Edukasi yang telah disosialisasikan pemerintah kepada masyarakat masih banyak yang menghiraukan. Untuk itu pemerintah daerah lebih meyakinkan kepada masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan 3M.

Yang merupakan suatu komentar atau kritikan dari masyarakat tentang edukasi dan sosialisasi pemerintah kota kepada masyarakat. Peneliti mengajukan pertanyaan apa tanggapan masyarakat kepada pemerintah kota tentang edukasi dan sosialisasi, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kritikan atau komentar masyarakat kepada pemerintah kota tentang meminimalisir dampak dari penularan covid-19. Informan mengatakan bahwa tanggapannya cukup positif dalam upaya pemerintah untuk meminimalisir dampak dari penularan covid-19, masyarakat yang berharap agar cepat segera pulih karena untuk membangkitkan kembali ekonomi para pelaku usaha dan pendidikan khususnya di kota Sidoarjo. Peran dari masyarakat sangat penting untuk mendukung upaya-upaya pemerintah kota dalam meminimalisir dampak dari penularan covid-19. Peneliti juga memberikan pertanyaan tentang bagaimana pendekatan pemerintah kepada masyarakat tentang informasi pesan mencegah dan meminimalisir dampak dari penularan covid-19, pendapat dari kedua informan hampir sama, seperti yang dikatakan oleh bapak Ahmad Choiron sebagai tokoh masyarakat kepala desa yang mengungkapkan pendekatan pemerintah kota kepada masyarakat tentang informasi pesan yang diberikan sudah cukup baik mulai dari pemerintah kota ke desa, dari desa diberikan kepada RT dan RW sehingga rata-rata masyarakat sudah sepenuhnya paham apa yang dianjurkan oleh pemerintah kepada masyarakat, masyarakat hanya mematuhi dan merubah perilaku kebiasaan sehari-hari dengan menjaga imunitas tubuh dan menerapkan protokol kesehatan 3M.

  1. Komunikator
  2. Strategi Pesan
  3. Media
  4. Noise
  5. Khalayak
  6. Feedback

Merupakan tanggapan atau respon yang diberikan dari penerima kepada pengirim pesan, peneliti mengajukan pertanyaan kepada informan tentang harapan masyarakat kepada pemerintah kota dalam pencegahan dan meminimalisir dampak dari penularan covid-19, kedua informan bapak Aahmad Choiron dan ibu Emerentiana yang mengungkapkan pernyataan yang hampir sama, yaitu berharap agar pemerintah secara sering melakukan kegiatan komunikasi publik yang memberikan pesan informasi tentang pecegahan dan meminimalisir dampak dari penularan covid-19 tersebut, dan masyarakat berharap agar Indonesia khususnya kota Sidoarjo cepat pulih sehingga para pelaku UMKM bisa kembali berdagang untuk membangkitkan ekonomi yang lama melemah, dan juga kegiatan pendidikan agar bisa berjalan kembali normal. Tanggapan dari masyarakat bahwa saat ini juga menerapkan protokol kesehatan untuk membantu upaya pemerintah kota dalam pencegahan penularan dari Covid-19 di Sidoarjo, yang dapat dilihat kasus Covid-19 pada periode 9 Agustus lalu sampai 15 Agustus kemarin, tambahan kasus positif di Sidoarjo turun menjadi 967 kasus. Terlihat dari jawaban yang diberikan oleh informan tersebut menyatakan bahwa proses penerimaan dan perubahan. Kebijakan lockdown merupakan dampak yang positif, dapat mengurangi jumlah masyarakat yang terdampak virus covid-19, karena mengurangi aktifitas diluar dapat menjaga resiko penularan yang tinggi. .

Pada strategi pencegahan covid-19 oleh satuan tugas penanganan covid-19, pada perubahan perilaku yang difokuskan pada peningkatan kepatuhan protokol kesehatan 3M. dan setiap orang harus mau dan mampu melakukan perubahan perilaku, sehingga dapat meminimalisir dampak dari penularan covid-19 . Pemerintah dengan masyarakat harus ada kegiatan kerja sama untuk upaya meminimalisir penyebaran covid-19, Peran masyarakat juga sangat penting untuk melakukan bentuk perubahan perilaku menerapkan protokol kesehatan 3M guna meminimalisir dampak dari penularan covid-19 tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang strategi komunikasi publik pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam meminimalisir dampak dari penularan covid-19 di Sidoarjo yaitu melalui komunikasi secara langsung dan tidak langsung dengan menggunakan media online dan media cetak yaitu Instagram, Facebook, portal web, banner, poster dan baliho. Sedangkan strategi komunikasi publik secara langsung yaitu sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang meminimalisir dampak dari penularan Covid-19. Indikator yang mendukung mulai dari komunikator, strategi pesan, media, noise, khalayak dan feedback, dengan pemerintah kota melakukan strategi komunikasi publik dalam upaya meminimalisir dampak dari penularan covid-19 di sidoarjo. Seluruh informan mengungkapkan bahwa pentingnya mematuhi protokol kesehatan dalam rangka meminimalisir dampak dari penularan covid-19. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada strategi komunikasi publik pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam meminimalisir dampak dari penularan covid-19 di Sidoarjo yang ditunjukkan kepada masyarakat, namun secara umum pada perilaku masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan, masyarakat juga dapat informasi pesan di berbagai sumber seperti media online Instagram, web dan facebook. Dan juga melalui media cetak seperti banner, poster dan baliho, masyarkat juga mendapat informasi seputar pecegahan dan meminimalisir dampak dari penularan covid-19 dari sosialisasi desa. Dari penjelasan yang telah di paparkan diatas yang dapat diambil kesimpulan bahwa strategi komunikasi publik pemerintah kabupaten sidoarjo dalam meminimalisir dampak dari penularan covid-19 di Sidoarjo yang merupakan komunikasi publik yang sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam merubah perilaku masing-masing orang untuk terus menerapkan protokol kesehatan 3M.

References

  1. L. Syaipudin, "PERAN KOMUNIKASI MASSA DI TENGAH PANDEMI COVID-19 (Studi Kasus di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung)," Jurnal Komunikasi, 2020.
  2. W. Srisadono, "KOMUNIKASI PUBLIK CALON GUBERNUR PROVINSI JAWA BARAT 2018 DALAM MEMBANGUN PERSONAL BRANDING MENGGUNAKAN TWITTER," Pustaka Komunikasi, pp. 213-227, 2018.
  3. T. W. H. P. S. E. T. M. F. Posma Sariguna Johnson Kennedy, "ANALISIS STRATEGI LOCKDOWN ATAU PEMBATASAN SOSIAL DALAM MENGHAMBAT PENYEBARAN COVID-19," pp. 48-64, 2020.
  4. F. A. D. H. S. Didik Hariyanto, "PUBLIC COMMUNICATION MODEL OF THE SIDOARJO REGENCY GOVERNMENT IN FACING THE NEW NORMAL COVID-19," Jurnal Dakwah dan Komunikasi, pp. 329-356, 2021.
  5. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: ALFABETA, CV, 2017.
  6. R. Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Prenadamedia Group, 2006.
  7. E. J. H. &. T. W. H. Ismaulidina, "Strategi Komunikasi Public Relation Dalam Membangun Citra Dan Kepercayaan Calon Jemaah Haji dan Umroh," Jurnal Ilmu Pemerintahan, Administrasi Publik dan Ilmu Komunikasi, pp. 12-17, 2020.