Abstract
The role played by the Cooperatives and UMKM Service in Sidoarjo Regency for business actors, the tempeh sector in Sepande Village, only provides a soybean skin peeler tool, and the Cooperative Service itself is said lacking in socialization to kopti Karya Mulya because Kopti is less open to the Cooperative Service of Sidoarjo. Using qualitative descriptive writing and research locations in Sidoarjo Regency Cooperative Office, for the informants the Head of the Cooperative and Service, Head of Kopti Karya Mulya and members of Kopti Karya Mulya. Collecting data obtained by interview, observation and documentation, the data analysis technique uses model methods such as data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions. Based on the results of the study, the role of the Cooperative Service as an entrepreneur in marketing tempeh is still less than optimal. Because members who are elderly are less knowledgeable about technology.
PENDAHULUAN
Pembangunan nasional mempunyai tujuan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sebagaimana berdasarkan pada Pancasila yang menjadi landasan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, Bersatu dan berkedaulatan rakyat[1]. Dalam mencapai tujuan tersebut, pemerintah selalu mengoptimalkan baik dari segi sumber daya manusia maupun dari sumber daya alam serta potensi – potensi yang dimiliki oleh Indonesia saat ini, agar bisa berkembang seperti pada Negara – Negara lainnya. Hal ini sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pengembangan UMKM perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang dan mampu berdaya saing tinggidengan pelaku ekonomi lainnya[2]. Di bawah ini daftar tabel Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2018 sampai 2020 :
Tahun | Jumlah UMKM |
2018 | 182 |
2019 | 95 |
2020 | 60 |
Pada tabel 1.1 pada tahun 2018 berjumlah 182 UMKM sedangkan pada tahun 2020 mengalami penurunan yang hanya berjumlah 60 UMKM dikarenakan kurangnya minat masyarakat di bidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), sehingga masyarakat kurang termotivasi untuk berwirausaha[3]. Banyak daerah-daerah di Kabupaten Sidoarjo yang memiliki bermacam-macam jenis UMKM, seperti di UMKM tas kulit di Kecamatan Tanggulangin, UMKM topi di Kecamatan Gedangan dan UMKM pembuatan tempe di Kecamatan Candi[4].
METODE
Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Peran Enterpreneur Dinas Koperasi Dalam Pengembangan Umkm Tempe Di Desa Sepande dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif Kualitatif. Penelitian kualitatif menggambarkan realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian. Fokus Penelitian ini Peran Enterpreneur Dinas Koperasi Dalam Pengembangan Umkm Tempe Di Desa Sepande dalam Munir (2010:19) dalam salah satu indicator Enterpreneur[5]
Lokasi penelitian ini Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo. Teknik penentuan informan yang digunakan pada penelitian ini dengan teknik Purposive Sampling. Dalam hal ini informannya yaitu Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Kepala Kopti Karya Mulya dan Anggota Kopti karya Mulya[6].Jenis data diambil dari berbagai sumber yaitu dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang di pergunakan yaitu model Interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di dalam dunia usaha kemampuan entrepreneurship sangat penting dalam menjalankan usaha. Penerapan kewirausahaan merupakan kegiatan dalam rangka meraih peluang terbaik, yang tentunya berkaitan dengan bidang usaha berbasis keuntungan, yang di jalankan berdasarkan sistem keorganisasian tertentu. Dalam berwirausaha tentu ada yang dinamakan pesaingan bisnis yang akan memperebutkan hati para konsumen agar daya jual meningkat. Masalah persaingan bukanlah masalah baru dalam dunia usaha, ini dapat dilihat dalam perkembangannya dimana kemajuan suatu perusahaan selalu diiringi oleh perusahaan lain untuk menuju kearah yang lebih baik[7].
Peran pemerintah dalam pembangunan ekonomi daerah sebagai enterprenuerdi sini adalah tetap menjaga usaha rakyat tersebut walaupun usaha tersebut milik swasta. UMKM tempe yang ada di Desa Sepande Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo bisa dikatakan sebagai usaha turun menurun, artinya UMKM tempe ini membawa banyak manfaat bagi sumber daya ekonomi di Desa Sepande. Maka dari itu Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Sidoarjo dan KOPTI Karya Mulya harus saling bekerjasama agar menumbuhkan jiwa enterpreneur yang memiliki wawasan luas.
Peran Sebagai Entepreneur
Entrepreneur memiliki peran penting dalam kegiatan produktif yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Entrepreneur menciptakan inovasi proses produksi serta berani mengambil resiko dalam melakukan usaha. Semakin tinggi jumlah entrepreneur maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu, pemerintah perlu memperbanyak entrepreneur melalui pendidikan entrepreneurship, pelatihan, dan regulasi untuk memudahkan pembukaan usaha baru[8].
Supplementary Files
Gambar 1.1 Pengoptimalan Bahan Baku Tempe bersama Dinas Koperasi
Kabupaten Sidoarjo
Sumber:Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo, 2021
Berdasarkan gambar 1.1menjelaskan dalam hal mengembangkan UMKM, peran pemerintah sebagai entrepreneur sangatlah penting dalam mengelola ekonomi di daerahnya. Yang dimaksud dengan pemerintah disini adalah Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Sidoarjo. Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Sidoarjo dan KOPTI Karya Mulya Desa Sepande ini perlu adanya entrepreneur agar usaha tempe yang ada di Desa Sepande dapat berkembang dengan baik[9].
Supplementary Files
Gambar 1.2 Sosialisasi Terkait Pengembangan UMKM Tempe Tempe
Sumber: Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo, 2021
Berdasarkan gambar 1.2 sabagai bukti bahwa Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo dan anggota Kopti karya Mulya Desa Sepande terkait sosialisasi pengembangan dan pengelolahan makanan tempe dan tahu. Dalam pengoptimalan pemasaran tempe, KOPTI Karya Mulya memberikan efek positif[10].
KESIMPULAN
Pemasaran tempe masih terbilang kurang maksimal. Karena anggota yang memiliki usia lanjut sehingga mereka tidak memiliki pengetahuan mengenai teknologi saat ini. Sehingga tempe harus dipasarkan secara tradisional, seperti di jual di beberapa pasar. Oleh sebab itu, banyak masyarakat yang masih belum tahu betul mengenai tempe yang di produksi di Desa Sepande.
References
- A. Purwaningsih, H. W. Rosdiana, S. Sos, dan M. Ap, “DAMPAK PROGRAM KAMPUNG UNGGULAN DI KAMPUNG TEMPE, KELURAHAN TENGGILIS MEJOYO, KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO, KOTA SURABAYA,” hlm. 8.
- Salam, D. S., Manajemen Pemerintahan Indonesia. 2002.
- aya Yusnita, D. P., Menakar Peran Pemerintah Dan Akademisi Terhadap Pengembangan UMKM . 2020.
- F. P. Arifandy, N. Norsain, dan I. D. Firmansyah, “PERAN KOPERASI DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT NELAYAN: PERSPEKTIF MODAL KERJA,” JAA, vol. 3, no. 1, hlm. 118, Mei 2020, doi: 10.22219/jaa.v3i1.11665.
- D. Shahreza, “PERAN KOPERASI SYARIAH BMT BUMI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS USAHA MIKRO,” vol. 2, no. 1, hlm. 13, 2018.
- A. Rakhmkad, A. T. Hendrawijaya, dan D. T. Indrianti, “Peran Koperasi Wanita Terhadap Keberdayaan Perempuan Di Koperasi Wanita ‘Bunda Pertiwi’ Desa Kraton Yosowilangun Kabupaten Lumajang,” JLC, vol. 3, no. 2, hlm. 23, Feb 2020, doi: 10.19184/jlc.v3i2.16798.
- Nurcholis, H., Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintah Desa. Erlangga, 2011.
- Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. Bumi Aksara., 2007.
- A. C. Wereh, “PKM PERAN KOPERASI USAHA TANI DALAM MENINGKATKAN HASIL PERTANIAN DI KELURAHAN TALETE,” abd.j.p.masy., vol. 12, no. 2, Des 2019, doi: 10.36412/abdimas.v12i2.1055.
- T. Peneliti, “Studi Peran Koperasi Unit Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan Di Kabupaten Kutai Kartanegara,” hlm. 9.