Abstract
Sidoarjo Regency is one of the districts that has potential in the field of home industry economics. One of them is located in Kedung Sumur Village, Krembung Subdistrict, Sidoarjo Regency in the form of a hawker village that has been established since 1961. Kedung Sumur Village Government has tried hard to be able to improve the economy of its people through the Kampung Jajanan UMKM program in hopes of being able to build an independent village in terms of its economy and also able to improve the welfare of its people. Thus the Kedung Sumur Village Government tried to deceive the community including its youth to be directly involved in the Kampung Jajanan UMKMĀ program. The methods used qualitative descriptive data are obtained through observation, documentation, interviews and using the source of books, journals, and policy documents. The results of this study show that youth empowerment in realizing small and medium-sized micro business opportunities in the village of Kedung Sumur Village, Krembung District, Sidoarjo Regency has been running effectively. Seen from the three stages of empowerment that run well, namely the awareness stage in the form of socialization, the stage of ability transformation in the form of training and the stage of improving intellectual ability in the form of product innovation.
Pendahuluan
Pemuda merupakan bagian dari masyarakat yang menjadi sendi- sendi bangsa yang perlu dibenahi dengan berbagai persoalan yang ada. Agar para pemuda menjadi lebih terarah dalam berbagai persoalan. Salah satu bentuknya adalah pemberdayaan pemuda yang diharapkan pemuda lebihDkreatif dalam memajukan persolan- persoalan yang timbul dalam masyarakat. Salah satu persoalan yang timbul adalah persoalan ekonomi. Dalam mengatasi persoalan ekonomiDpemberdayaan pemuda difokuskan pada pembentukanDUMKM yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian di daerahnya masing-masing. Di Indonesia pelaku UMKM sangatlah sporadis, tercatat 59,6Djuta penduduk Indonesia yang tercatat memilikiDUMKM, sedangkan di Provinsi Jawa Timur tercatat 763.000DUMKM yang tersebar di seluruh wilayahnya [1].
No. | Lokasi UMKM | Nama UMKM | Keterangan |
1 | Ds Jetis Kec Sidoarjo | Kampung Batik Tulis Jetis | Memprosuksi Batik Tulis |
2 | Ds Kedungrjo Kec Jabon | Kampong Kerupuk | Memproduksi aneka krupuk |
3 | Ds Mojosantren dan Ds Kemasan Kec Krian | Kampung Sepatu | Memproduksi aneka sepatu dan sandal |
4 | Ds Kedungsumur Kec Krembung | Kampung Jajanan | Memproduksi makanan tradisional berupa jajan |
5 | Ds Wedungasih Kec Buduran | Kampung Jamur | Memudidaya dan mengolah jamur tiram |
6 | Ds Kemangsen Kec Balongbendo | Kampung Pot Bunga | Memproduksi pot bunga |
7 | Desa Kebonsari Kecamatan Candi | Kampung Bebek dan Telur Asin | Berternak bebek dan memproduksi telur asin |
8 | Ds Kesambi Kec Porong | Kampung Dandang dan Sayangan | Memproduksi alat rumah tangga, seperti sayangan dan panic |
9 | Ds Kedensari Kec Tanggulangin | Kampong Kulit | Olahan kulit untuk dijadkan tas dan sepatu |
10 | Ds Penatarsewu Kec Tanggulangin | Kampung Asap | Memproduksi pegolahan ikan dengan diasap |
11 | Ds Panggul Kec Gedangan | Kampung Topi Punggul | Memproduksi topi sekolah |
Berdasarkan tabel 1.1 yang merupakan Keputusan Bupati Sidoarjo NomorI188/645/404.1.3.2/2009 tentang sentra UMKM sebagai kawasan industri yang ada di wilayah Kabupaten Sidoarjo, menetapkan sembilan sentra UMKM sebagai kawasan wisata, melalui UMKM diharapkan masyarakat desa mampu mewujudkan desanya menjadi desa yang lebih mandiri untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, serta mampu mengembangkan potensi lokal dan pengembangan sumber daya manusianya termasuk para pemudanya [2].
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi dalam bidang ekonomiIhome industry. Salah satunya terletak di Desa Kedungsumur, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo berupa kampung jajanan yang telah berdiri sejak tahun 1961. Pemerintah Desa Kedungsumur telah berupaya dengan keras agar mampu meningkatkan perekonomian masyarakatnya melalui programIUMKM Kampung Jajanan dengan harapan agar mampu membangun desa mandiri dari segi perekonominnya dan juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Dengan demikian Pemerintah Desa Kedung Sumur berusaha memperdayakan masyarakat termasuk para pemudanya agar terlibat langsung dalam program UMKM Kampung Jajanan ini. Kampung jajanan pertama kali dipelopori oleh salah satu warga desa setempat yang membuat beraneka macam jajanan tradisional berupa cakwe, roti goreng, bolen pisang, klepon dan masih banyak lagi, yang kemudian di jual dari kampung ke kampung. Tak jarang para pembelinya juga banyak yang berasal dari luar kota seperti Malang, Pasuruan, Mojokerto hingga Jember untuk mereka jual lagi di daerah mereka. Namun seiring perkembanganIzaman penikmat jajanan tradisional mulai menurun, hal tersebut dikarenakan banyak beredarnya makanan atau jajanan yang lebih modern dan beraneka macam rasa. Oleh karena itu, Pemerintah Desa Kedungsumur mengajak para pemuda desa untuk diperdayakan dalam bidang pembuatan jajanan agar mampu menghadirkan inovasi jajanan tradisional untuk tetap diminati masyarakat mulai dari tua hingga muda [3].
Pada tahun 2008 jumlah masyarakat yang terlibat sebagai pembuat jajanan sebanyak 35 orang. Namun, pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 17 orang sebagai pelaku pembuat jajanan. Hal tersebut dikarenakan banyak pelaku pembuat jajanan yang perlahan meninggalkan dan tidak bisa mempertahankan tradisi serta kurang mampu meneruskan dari generasi ke generasi. Namun pada tahun 2020 pembuat jajanan mulai mengalami kenaikan sebanyak 7 orang baru yang merupakan pemuda desa yang ingin meneruskaan usaha keluarganya yang sempat terbengkalai. Para pemuda yang memiliki pendahulu sebagai pembuat jajanan mulai memproduksi jajanan tradisional dengan mengubah kemasan dan juga varian rasa sehingga dapat digemari banyak masyarakat baik tua maupun mudah. Salah satu produk dari kampung jajanan yang berhasil dibuat oleh para pemuda Desa Kedungsumur adalah bolen pisang aneka rasa.
Pada mulanya banyak pemuda yang ada di Desa Kedungsumur Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo banyak yang membantu usahaIkeluarga yang berupa jajanan pasar atau jajanan tradisional, namun seiring berjalannya waktu para pemuda yang ada di Desa Kedungsumur beralih pekerjaan menjadi buruhIpabrik yang dinilai gaji atau upah yang didapat nominalnya lebih pasti. Pada saat ini banyak dari mereka yang kerja sebagai buruh pabrik terkena dampak sistem kerja kontrak yang membuat mereka diberhentikan dari pekerjaannya. Selain itu, banyak pemuda Desa Kedungsumur yang baru lulus sekolahISMA yang belum mendapatkan pekerjaan, pemuda-pemuda ini yang kemudian mereka Kembali membantu para orang tuanya untuk memproduksi jajanan tradisonal. Dari hal tersebut pemerintah desa mulai mensosialisasikan untuk para pemuda desa terlibat dalam programIpemberdayaan pemuda agar mampu meneruskan usaha orang tua mereka yang hampir gulung tikar membuat suatu pelatihan pengembangan produk jajanan tradisional agar lebih bervariasi dan jauh lebih banyak diminati masyarakat.
Pelatihan pengembangan produk jajanan tradisional yang di adakan oleh Pemerintah Desa Kedungsumur Kecamatan Krembung Kabupaten Sidaorjo pada awal pelaksanaannya mendapatkan antusias dari para pemuda desa, hal tersebut dikarenakan mereka mendapatkan ilmu baru agar dapat berinovasi membuat jajanan tradisional sehingga mampu digemari oleh masyarkat. Namun pada saat ini bentuk pelatihan telah ditiadakan mengingat masa pandemi yang memberlakukan pembatasan sosial. Hal tersebut membuat para pemuda hanya bisa memproduksi kembali jajanan tradisional yang sudah biasa mereka buat dengan menerapkan inovasi pada produk [4].
Metode
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan proses induktif berdasarkan pengamatan obyek dilapangan yang bersifat ilmiah. Pendekatan yang digunakan deskriptif berfokus pada permasalahan yang ada, fakta di lapangan maupun temuan-temuan baru sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. Penelitian ini dilakukan di kampung jajanan Desa Kedungsumur Kecamatan KrembungI Kabupaten Sidaorjo. Penelitian ini berfokus pada tahapan pemberdayaan pemuda yang ada di Desa Kedungsumur Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo [5]. Fokus penelitian ini berdasarkan pada tiga tahapan pemberdayaan diantaranya, tahap penyadaran yang merupakan tahapan bagi para pemuda untuk menuju perilaku sadar terhadap potensi yang ada di Desa Kedungsumur agar dapat dikembangkan. Tahap transformasi kemampuan dimana para pemuda desa dibekali beberapa pengetahuan agar mampu mengembangkanIpotensi yang ada di Desa Kedungsumur, dan yang terakhir Tahap peningkatan kemampuanI intelektual dimana tahap ini para pemuda sudah mendapatkan bekal yang cukup untuk mengembangkan usahanya [6].
Penelitian ini menggunakan tekniki purposive dalam pengambilan dan pemilihan informan. Informan dalam penelitian ini berjumlah empat orang terdiri dari satu Kepala Desa Kedungsumur, Sekertaris Desa Kedungsumur, dua orang pemuda desa yang terlibat dalam pemberdayaan pemuda Desa Kedungsumur. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Jenis dan sumber data menggunakan data primer dan data sekunder dengan penganalisisan data melalui beberapa tahap yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan [7].
Hasil Dan Pembahasan
Dalam proses mencapai tujuan bersama untuk mengembangkan kampung jajanan yang menjadi usaha mikro kecil menengah yang sudah ada di Desa Kedungsumur Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo maka, pemerintah Desa Kedungsumur berupaya agar melibatkan para pemuda desa untuk turut serta mengembangkan usaha kampung jajanan yang sudah ada dan dapat dikatakan sebagai usaha turun- temurun yang sudah ada sejak lama. Maka dari itu, Pemerintah Desa Kedung Sumur membuat program yang khusus untuk para pemuda desa agar ikut terjun dan mengembangkan usaha kampung jajanan sehingga lebih inovatif dan dapat menarik minat pembeli secara luas. Program pemberdayaan pemuda yang digalakan oleh pemerintah Desa Kedungsumur sendiri dibagi beberapa tahapan diantaranya tahap penyadaran, tahap transformasi pengetahuan dan tahapipeningkatan kemampuaniintelektual [8].
Tahap penyadaran merupakan tahap awal dalam program pemberdayaan pemuda di Desa Kedungsumur Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Dimana tahap ini para pemuda diberikan kesadaran tentang pentingnya meningkatkan UMKM berupa kampung jajanan yang sudah mulai redup dan dibutuhkan inovasi agariUMKM kampung jajanan dapat bertahahan. Tahap penyadaranipemberdayaan pemuda dalam mewujudkan peluang usaha mikro kecil menengah yang ada di Desa Kedungsumur Kecamatan Kerembung Kabupaten Sidoarjo, pemerintah desa telah berupaya semaksimal mungkin dalam segala upaya dalam tahap menyadarkan para pemuda agar mau terjun langsung untuk mengelola dan berinovasi terhadap jajanan tradisional yang di produksi di kampung jajanan. Dan bahkan telah melakukan sosisalisasi secara berkala terhadap para pemuda sehingga mereka sadar untuk meningkatkan UMKM kampong jajanan ini.
Fenomena diatas jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang berjudul’’ Proses pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaanisampah terpadu di kelurahan Kedurungan Kidul Kota Semarang’’ oleh Fitri Febrina (2016) yang memiliki kesimpulan tahapipenyadarannya dengan melakukan motivasi, dimana kegiatan motivasi tersebut dilakukan dengan caraimensosialisasikan, musyawarah dan pembinaan pentingnya mengelola sampah yang dapat bernilai jual. Sedangkan pada penelitian terbaru penulis hanya menyebutkan sesuai apa yang ada di lapangan berupaisosialisasi dan diskusi [9].
Transformasi kemampuan tidak dapat dilupakan pemerintah desa karena dapat mengetahui seberapa berpengaruhnya kegiatan dalam proses pemberdayaan pemuda di kampung jajan Desa Kedungsumur Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Tahap transformasi kemampuan merupakan tahap yang menjadikan pemerintah desa untuk memberikan kemampuan dasar berupa wawasan sehingga mampu mengambil peran terhadap pemberdayaan pemuda untuk meningkatkan UMKM Desa Kedungsumur. Pada tahap ini dimana suatu tidakan untuk memberikan pembelajaran sehingga hasil yang diperoleh menjadi efektif dan memuaskan. Tahapan ini pemeritah desa memberikan wawasan kepada para pemuda yang tergabung dalam pemberdayaan pemuda dengan melakukan kegiatan pembelajaran seperti pelatihan membuat jajanan tradisional dengan tampilan yang kekinian.
Fenomena diatas jika ditandingkan dengan peneliti terdahulu yang berjudul Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Bank Indonesia di Desa Sungai Tobor Kecamatan Tebing Tinggi KepulauaniMiranti’’ oleh Yeni Merlina (2020) yang memiliki kesimpulan bahwa tahap transformasi kemampuan dengan melakukan pemberdayaan melibatkan masyarakat untuk proses belajar pengetahuan baru yaitu : Sosialisasi tentang produk turunan baru dari sagu yaitu gula sagu dan apa yang perlu dilakukan sebelum memanfaatkan tanaman sagu serta bagaimana cara melestarikan nya dan tahap ini telah berhasil dilaksanakan. Sedangkan penelitian terbaru ini menjelaskan bahwa tahap transformasi kemampuan berupa pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pihak pemerintah desa dengan bekerja sama oleh pihak Boga Sari, took kue Sinar Mulia dan mahasiswa dari UNESA jurusan tataboga [10].
- Tahap Penyadaran
- Tahap Tranformasi Kemampuan
- Tahap Peningkatan Kemampuan Intelektual
Tahap peningkatan kemampuan intelektual dapat membawa perubahan pada inovasi pembuatan jajanan tradisional sehingga dapat meningkatkan penjualan dan nilai beli masyarakat terhadap jajanan tradisonal yang sudah di inovasikan cuku tinggi. Dimana pemuda telah mampu menyadarkan diri sendiri dan menyesuaikan diri dari upaya- upaya pemerintah desa dalam pemberdayaan pemuda untuk mewujudkan peluang usaha mikro kecil menengah yang ada di Desa Kedungsumur Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.
Fenomena di atas jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang berjudul ‘’Pemberdayaan masyarakat melalui program Bank Indonesia di Desa Sungai Tohor Kecamatan Tebing Tinngi Kepulauan Miranti’’ oleh yeniimerlina (2020) dengan kesimpulan bahwa tahap pemberdayaan telah mempercayai dan melihat bahwa kelompok masyarakat Desa Sungai Tohor yang dibina telah bisa melakukan dan mempratekkan apa yang telah di pelajari. Sejalan dengan penelitian terdahulu, penelitian terbaru juga menjelaskan bahwa para pemuda telah berhasil mempraktekkan inovasi pada produk yang mereka produksi sebelumnya. Sehingga produk mereka bisa menambah nilai jual. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa para pemuda Desa Kedung Sumur telah menunjukkan kemampuan intelektualnya.
Kesimpulan
Pemberdayaan pemuda dalam mewujudkan peluang usaha mikro kecil menengah yang ada di kampung jajanan Desa Kedungsumur Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo sudah berjalan dengan efektif. Terlihat dari ke tiga tahapan pemberdayaan dimana tahap pertama yaitu tahap penyadaran dapat dinilai berjalan dengan sosialisasi yang rutin diadakan dan mendapatkan tanggapan baik dari para pemuda. Sementara untuk tahap kedua yaitu transformasi kemampuan dengan bentuk pelatihan- pelatihan yang sudah disiapkan oleh pemerintah desa agar para pemuda dapat memberikan inovasi secara modern terhadap jajanan tradisional yang sudah mereka buat. Sementara tahap terakhir yaitu tahap peningkatan kemampuan intelektual dimana para pemuda mampu berinovasi untuk mengembangan usaha jajanan tradisional dengan mengemas secara modern dan memiliki citra rasa yang modern.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyunsunan artikel ini dapat terselesaikan dengan baik dan tidak terlepas bantuan dari semua pihak yang terlibat. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Pemerintahan Desa dan Masyarakat Desa Kedungsumur yang telah meluangkan waktunya dan memberikan informasi mengenai Desa Kedungsumur.
References
- Djaja, W. (2007). Pemuda Harapan Bangsa, Klaten. Cempaka Putih
- Keputusan Bupati Sidoarjo Nomor 188/645/404.1.3.2/2009 tentang sentra UMKM sebagai kawasan industri yang ada di wilayah Kabupaten Sidoarjo
- Biografi kampung Jajanan Desa Kedung Sumur, Kecematan krembung, 2010
- Suyanto, S.D. (2003). Pengembangan Masyarakat dari Pembangunan sampai Pemberdayaan. Yogyakarta: Aditya Media
- Hubberman, M. B. (n.d.). Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UII Press.
- Wijajanti, K. (2012). Modal Pemberdayaan. Semarang.
- Moleong, L. J. (2008). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
- Teguh, A. (2004). Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan . Yogyakarta : Gava Media.
- Fitri Febrina. (2016). Proses Pemberdayaan transformasi dalam mengelola sampah terpadu di Kelurahan Kedurung Kidul Kota Semarang
- Yeni Merlina. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Indonesia di Desa Sungai Tobon Kecamatan Tebing Tinggi Kepulauan Wiranti