Abstract
The rapid development of technology and science makes information important for people in everyday life. To cultivate an interest in reading, people need special attention from various parties, namely schools, parents, government and libraries. Libraries become a bridge that connects information sources with their readers, so that their existence is very important, namely as a means of learning media resources. The purpose of this study is to describe and analyze the implementation of the village library's role in fostering a literacy culture to increase people's reading interest and to analyze and describe the supporting and inhibiting factors of the village library's role in fostering a literacy culture to increase people's reading interest. This research is a qualitative research, using case study method. The subjects in this study were the village head, the community, and the Rejeni village librarian. Data collection techniques used in this study were observation, interviews and documentation. Meanwhile, the data analysis and interpretation techniques carried out were in accordance with those proposed by Miles and Huberman, namely data reduction, data presentation and data verification. The results of this study indicate that the library has a very large role in increasing people's reading interest in fostering a literacy culture. However, in order to achieve the desired goal, the steps that must be carried out are to provide complete book collections, complementing existing facilities and infrastructure, so as to be able to create a comfortable library atmosphere and excellent and superior library services. While the influencing factors are service hours during the pandemic, lack of facilities related to IT, good cooperation between employees, and incomplete book collections.
Pendahuluan
Derasnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membahu dampak yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat. Pada era globalisasi saat ini, negara Indonesia mengalami rivalitas yang luar biasa dalam berbgai bidang. Untuk menjawab tantangan zaman sekarang ini, perlu peranan sumber daya manusia yang harus diprimakan. Cara untuk mengembangkan sumber daya manusia yakni dapat dilakukannya Pendidikan. Dengan mendapatkan ilmu serta informasi yang baru, maka masyarakat dapat mndapatkan wawasan yang baru.
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah dijelaskan bahwa tujuan negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Salah satu tujuan untuk mencerdaskan anak bangsa antara lain yakni dengan membangun sekolah, universitas,dan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca. Perpustakaan sendiri merupakan penyelenggaraan kegiatan layanan informasi, layanan Pendidikan dan rekreasi bagi masyarakat. pengertian perpustakaan tersebut juga tertera dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Bab 1 Pasal 3 menjelaskan bahwa perpustakaan berfungsi sebagai sarana Pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa. fungsi suatu Pendidikan diwujudkan dengan hadirnya perpustakaan yang menjadi suatu sarana tambahan dalam menimba ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan. Fungsi dari penelitian diterapkan dengan menyediakan pelayanan untuk pemustakadalam memperoleh sumber informasi sebagai bahan rujukan untuk kepentingan dari suatu penelitian. Sedangkan fungsi dari pelestarioan itu sendiri yakni perpustakaan sebagai tempat melestarikan bahan Pustaka. Fungsi informasi diterapkan dengan menyediakan sumber-sumber Pustaka yang lengkap dan bermutu. Fungsi rekreasi diterapkan dengan menyediakan buku-buku hiburan dan tata ruangan yang bersifat kreatif. Jadi, dengan adanya pelaksanaan dari beberapa fungsi diatas nantinya perpustakaan dapat menjadi sarana dalam meningkatkan kecerdasan, kemampuan serta keberdayaan masyarakat. Salah satu kegiatan melalui Pendidikan informal dan pembangunan masyarakatdesa diwujudkan dengan adanya perpustakaan desa. Perpustakaan desa dijadikan sebagai wadah penyediaan bahan bacaan sebagai salah satu sumber belajar masyarakat dalam rangka mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat desa. Selain itu, perpustakaan desa juga menyediakan program-program pelatihan guna meningkatkan kemampuan masyarakat desa.
Perpustakaan desa adalah perpustakaan generik yang berada dilingkungan kelurahan atau desa dan melayani warga generik. Menurut Teori Sutarno N.S, melalui perpustakaan, warga tidak hanya bisa memperoleh ilmu pengetahuan dari bahan pustaka yg dilayankan, namun jua berbagi talenta dan potensi yang mereka miliki menggunakan memanfaatkan fasilitas serta layanan yang terdapat pada perpustakaan. Selain itu maksud pembentukan perpustakaan bagi warga, yaitu menjadi wadah mengumpulkan atau menghimpun informasi, Sebagai loka memasak atau memproses seluruh bahan pustaka, Menjadi wadah menyimpan dan memelihara, Sebagai salah satu sentra informasi, asal belajar, penelitian, rekreasi, dan lainnya. Perpustakaan desa mempunyai kiprah untuk memajukan desa dengan cara mengikuti acara keterampilan yang diadakan oleh pihak perpustakaan desa menjadi bentuk implementasi pemberdayaan warga desa.
Salah satu perpustakaan desa yang aktif di kecamatan Krembung yakni di desa Rejeni. Perpustakaan tersebut berdiri pada tahun 2015. Awal berdirinya perpustakaan ini karena inisiatif dari ibu lurah sendiri agar masyarakat desa Rejeni memiliki kegiatan positif dengan terus belajar melalui budaya literasi. Perpustakaan desa tersebut memiliki koleksi buku sebanyak 1355 buku. Namun, pemanfaatan perpustakaan “BAKUNG” desa Rejeni belum optimal. Hal ini terlihat dari kunjungan masyarakat yang masih rendah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti ingin meneliti tentang Peran Perpustakaan Desa BAKUNG Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi Masyarakat Desa Rejeni Kecamatan Kerembung Kabupaten Sidoarjo, dengan fokus penelitian pada penerapan dan factor-faktor yang mempengaruhi dalam Menumbuhkan Budaya Literasi Masyarakat Desa Rejeni Kecamatan Kerembung Kabupaten Sidoarjo.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengusung pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif memiliki makna mendeskripsikan fakta keadaan suatu objek sesuai dengan kenyataan yang ada di lokasi penelitian. Bogdan dan Tylor mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif merupakan suatu perilaku dalam penilaian yang akan menghasilkan data yang bersifat deskriptif. Berikut ini merupakan paparan tentang metode penelitian yakni:
Subjek Dan Lokasi Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini yakni kepala desa, sekretaris perpustakaan desa Rejeni dan masyarakat desa Rejeni. Sedangkan lokasi atau objek dalam penelitian ini yakni Desa Rejeni Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo dengan situs penelitian di perpustakaan desa Rejeni “BAKUNG”.
Fokus Penelitian
Fokus dasarnya suatu masalah yakni bersumber pada pengalaman penelitian atau melalui pengetahuan yang berakar dari pengalaman peneliti. Focus penelitian dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Peran Perpustakaan Desa BAKUNG Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi Masyarakat Desa Rejeni Kecamatan Kerembung Kabupaten Sidoarjo.
- Faktor penghambat dan faktor pendukung Peran Perpustakaan Desa BAKUNG Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi Masyarakat Desa Rejeni Kecamatan Kerembung Kabupaten Sidoarjo.
Jenis Dan Sumber Data
Pada penelitian ini menggunakan jenis data Jenis data kualitatif dan kuantitatif. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis data kualitatif dan kuantitatif: Data kualitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk deskriptif bukan menggunakan angka ataupun bilangan.
Teknik Penentuan Informan
Sumber data yang diperoleh pada penelitian ini yakni sumber data primer dan sekunder. Data primer berasal dari dari seorang peneliti yang telah mengetahui kejadian di lapangan. Data primer berupa dokumen asli, hasil dari wawancara yang dilakukan pada informan-informan yang sudah ditentukan dalam penelitian ini. Sumber data sekunder hanya berupa data secara tertulis yakni berupa jurnal, buku dan lain sebagainya. Adapun data sekunder melalui dokumen yang dimiliki perpustakaan “BAKUNG” Desa Rejeni meliputi dokumen yang digunakan untuk menunjang penelitian ini berupa sejarah perpustakaan, struktur organisasi, statistik pengunjung, dan daftar koleksi perpustakaan “BAKUNG” Desa Rejeni.
Key informan merupakan seseorang atau informan merupakan seseorang atau informan yang dianggap sudah menguasai dari sebuah permasalahan yang ada pada lokasi penelitian, maka key informan dari penelitian ini yaitu kepala desa, petugas perpustakaan dan sekertaris perpustakaan desa. Informannya adalah orang-orang yang terlibat dalam sebuah permasalahan yang akan di teliti yaitu sekertaris II perpustakaan desa dan masyarakat Desa Rejeni.
Teknik Pengumpulan Data
Observasi, wawancara, dan dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk proses pengumpulan data. Teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti yakni untuk mendapatkan data tentang berbagai kondisi objektif saat penelitian yakni keadaan perpustakaan desa, gedung, sarana dan prasarana yang berkaitan tentang perpustakaan. Teknik observasi merupakan teknik yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi dari informan. Wawancara ditujukan kepada kepala desa, sekretaris II perpustakaan dan masyarakat desa Rejeni. Teknik dokumentasi merupakan teknik yang dilakukan oleh peneliti untuk mendokumentasikan hasil yang diperoleh pada saat melakukan penelitian di lokasi penelitian.
Teknik Analisis Dan Interpretasi Data
Pada penelitian ini menggunakan teori Miles and Huberman dalam Teknik analisis dan interpretasi data. Reduksi data ialah Teknik yang digunakan dalam memilih dan memilah data yang telah dipilih. Penyajian data merupakan Teknik yang dilakukan oleh peneliti untuk mendeskripsikan data yang telah dipilih dijadikan sebagai data yang berupa deskriptif. Sedangkan verifikasi data ialah data valid yang telah dianalisis oleh peneliti yang disesuaikan dengan fakta yang ada dilokasi penelitian.
Hasil dan Pembahasan
A. Peran Perpustakaan Desa BAKUNG Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi Masyarakat Desa Rejeni Kecamatan Kerembung Kabupaten Sidoarjo.
Komunikasi
Dalam penyebaran komunikasi kepada masyarakat harus dilakukan dengan baik agar dalam penerapan program tersebut seluruh kebijakan yang ada mudah dipahami oleh masyarakat. Dalam komunikasi memiliki sifat transmisi, konsistensi dan kejelasan.hal tersebut dikemukakan oleh Edward yang dijelaskan sebagai berikut (Agus Agustino (2006):
- Transmisi. Penerapan perpustakaan desa dalam menumbuhkan budaya literasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat yakni mengenai penyampaian kebijakan public yang disampaikan kepada pelaksana dan disampaikan juga kepada kelompok sasaran kebijakan dan pihak lain yang berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung. Transmisi dalam Penerapan perpustakaan desa dalam menumbuhkan budaya literasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat sudah terkordinir dengan baik. Jadi dalam pelaksanaan penerapan staf perpustakaan telah didukung oleh pemerintah desa.
- Konsistensi. Sebuah perintah dalam melakukan sebuah komunikasi harus konsisten dan jelas untuk ditetapkan atau dijalankan. Jika sebuah perintah tersebut banyak berubah-ubah maka menyebabkan kebingungan bagi pelaksana yang ada dilapangan Dengan adanya tata tertib yang telah dibuat masyarakat telah mengetahui tata tertib tersebut. Agar pembuatan kebijakan suatu program ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Salah satunya adalah masyarakat dapat bekerja sama dengan baik demi terlaksananya Penerapan perpustakaan desa dalam menumbuhkan budaya literasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
- Kejelasan. Jika kebijakan diimplementasikan sesuai apa yang diinginkan, maka dari sebuah petunjuk-petunjuk pelaksanaan tidak hanya harus diterima oleh para pelaksana kebijakan, akan tetapi juga komunikasi kebijakan tersebut harus jelas. Dalam hal ini dijelaskan bahwa mengenai kejelasan adalah tentang cara mempromosikan perpustakaan desa Rejeni kepada masyarakat dengan cara bersosialisasi
Sumber Daya
- Sumber daya manusia. Sumber daya manusia pada penerapan pengembangan perpustakaan desa ini telah berjalan dengan baik. Untuk staf dari ketua hingga staf pelayanan perpustakaan pun berjalan sesuai prosedur dan berjalan dengan baik. Untuk sumber daya masyarakat memang belum semuanya dapat mengapresiasi adanya perpustakaan. Namun, hal tersebut tidak menjadikan masalah. Dan sampai saat ini seiring berjalannya waktu meskipun pandemi masyarakat tetap mengunjungi perpustakaan.
- Sumber daya keuangan. Dalam penerapan kebijakan ini juga membutuhkan dukungan pendanaan atau anggaran. penerapan kebijakan juga memerlukan anggaran dana yang memadai untuk menjalankan program yang telah direncanakan. Dalam penerapan pengembangan perpustakaan ini tidak adanya Kerjasama dengan pihak manapun. Namun, perpustakaan ini dianggarkan sendiri oleh pemerintah desa. Untuk buku yang didapatkan yakni dari bantuan pemerintah sendiri.
- Sumber daya peralatan. Sarana dan prasarana dalam program tersebut masih kurang maksimal. Sehingga dalam hal ini staf perpustakaan yang dibantu oleh pemerintah desa harus memenuhi segala sarana prasarana yang dibutuhkan pengunjung perpustakaan. Sehingga dapat memaksimalkan penerapan program yang diinginkan. Lengkapnya sarana dan prasarana yang telah tersedia maka akan meningkatkan jumlah para pengunjung.
- Sumber daya informasi dan kewenangan. Sumber daya informasi danKewenangan, harus dimiliki oleh para pelaksana kebijakan sudah ditetapkan. Kewenangan yang dimiliki oleh sumber daya manusia merupakan kewenangan dari setiap pelaksana untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan apa yang sudah diamanatkan oleh suatu kebijakan. Mengenai sumber daya informasi ini adalah sosialisasi kepada masyarakat desa Rejeni.
Disposisi. Disposisi disini yakni mengenai tingkat kesadaran para pelaksana dalam pelaksanaan program pengembangan perpustakaan desa dalam menumbuhkan budaya literasi di Desa Rejeni. Sikap para pelaksana sebagai bentuk pendukung dalam pelaksanaan dari suatu implementasi kebijakan yang telah ditetapkan. Sikap para pelaksana kebijakan merupakan faktor yang mempunyai sebuah konsekuensi dalam implementasi kebijakan.
Struktur birokrasi. Sistem birokrasi dalam program ini yakni sesuai dengan SOP. SOP (Standard Operating Procedur) merupakan suatu perangkat lunak yang mengatur tahapan suatu proses kerja atau prosedur kerja tertentu. SOP ini bersifat tetap, rutin, dan tidak berubah-ubah. Standar Operasional Prosedur terkait Pengembangan Perpustakaan Desa Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi di desa Rejeni. Standar Operasional Prosedur pembagian kinerja dalam implementasi program pengembangan perpustakaan desa dalam menumbuhkan budaya literasi sudah dibagi sesuai prosedur.
B. Faktor penghambat dan faktor pendukung Peran Perpustakaan Desa BAKUNG Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi Masyarakat Desa Rejeni Kecamatan Kerembung Kabupaten Sidoarjo.
Factor Pendukung
- Kerjasama yang baik antar pegawai. Dalam menjalankan tugasnya ketua perpustakaan desa Rejeni memiliki tanggung jawab dalam memimpin dan mengkoordinasi bawahannya masing-masing serta memberikan arahan dan bimbingan kepada ada tugas bawahannya. Karena Setiap pimpinan harus melakukan pengawasan terhadap pegawai pegawai yang lain apabila di antara mereka mengalami kesusahan atau kesulitan dalam bekerja maupun bertindak maka tugasnya harus membantu itu sesuai dalam bidangnya. Dengan demikian hubungan antar pegawai dapat terjalin dengan erat dan baik
- Masyarakat mudah diajak bersosialisasi. Sosialisasi ini untuk memperkenalkan perpustakaan di desa Rejeni ini snagat penting karena kurangnya minat baca masyarakat sekitar, yang ketergantungan oleh gadget. Dalam terlaksananya sosialisasi pengenai implementasi budaya literasi di masyarakat rejeni, masyarakat dijelaskan mengenai manfaat adanya perpustakaan untuk menumbumbuhkan budaya literasi, hingga dituntunnya cara yang baik saat berkunjung di perpustakaan tersebut, serta cara meminjam buku untuk dibawa pulang.
Factor Penghambat
- Kurang antusiasnya Sebagian masyarakat dengan adanya penerapan perpustakaan desa. Dalam hal ini disampaikan oleh ibu Mudawamah selaku staf pelayanan perpustakaan desa Rejeni bahwa memang tidak semua masyarakat mengapresiasi adanya perpustakaan tersebut. Namun,masih ada dan cukup banyak masyarakat yang mau ikut mengembangkan implementasi program menumbuhkan budaya literasi tersebut.
- Kurangnya sarana prasarana yang berbasis IT. Dalam Penerapan Perpustakaan Desa Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi Untuk Meningkatkan Minat Baca Masyarakat desa Rejeni ini memang kurang memadai sarana prasarana yang berbasis IT. Meskipun sarana prasarana IT yang menjadi kendala dalam pelaksanaan implementasi program tersebut, tetapi pelaksana serta pengelola perpustakaan tersebut telah disediakan oleh pemerintah desa agar program tersebut berjalan dengan sesuai dan dapat mempermudah proses pelayanan. Sarana dan prasarana yang memadai akan mempermudah petugas dalam menjalankan pelayanan kepada masyarakat.
- Jam pelayanan perpustakaan. Jam operasional yang telah ditetapkan membuat masyarakat kurang nyaman. Karena terkadang proses membaca itu lama. Jadi selama masa pandemi ini banyak pengunjung yang lebih meminjam buku untuk dibaca dirumah. Jam operasional perpustakaan desa yakni pada pukul 07:00 samapi pukul 15:00 WIB. Adanya pandemi karena covid-19 ini maka jam operasional telah pengalami perubahan yakni pukul 08:00 hingga pukul 13:00
- Kurang lengkapnya koleksi buku.Kurang lengkapnya koleksi buku juga tidak terlepas dari factor lain yakni terkait masalah keuangan atau anggaran. Apabila anggaran tidak segera dibuat maka akan berimbas pada pembelanjaan buku-buku perpustakaan yang seharusnya ada. Kurang lengkapnya koleksi buku dapat mengakibatkan merosotnya jumlah pengunjung. Oleh karena itu, petugas perpustakaan serta pemerintah desa dapat saling berkolaborasi untuk dapat menganggarkan buku-buku yang belum tersedia demi lengkapnya fasilitas untuk memfasilitasi para pengunjung perpustakaan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terkait dengan judul “Peran Perpustakaan Desa BAKUNG Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi Masyarakat Desa Rejeni Kecamatan Kerembung Kabupaten Sidoarjo.” melalui pengambilan data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi, maka dapat disimpulkan bahwa dalam peran Perpustakaan Desa BAKUNG Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi Masyarakat Desa Rejeni Kecamatan Kerembung Kabupaten Sidoarjo, pemerintah desa dan staf perpustakaan desa Rejeni bekerjasama dengan baik, guna mencapai tujuan yang diinginkan. Proses penerapan dalam perpustakaan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat desa Rejeni serta memberantas masyarakat yang memiliki kekurangan yakni buta huruf. Segala aspek telah dipenuhi oleh perpustakaan, demi lancarnya sumber daya manusia perpustakaan tersebut. Mulai adanya rintisan penerapan program pengembangan layanan perpustakaan desa ini, sekarang banyak warga masyarakat yang mampu mengembangkan usaha mereka secara lebih bervariasi. Mereka dapat mengembangkan uasaha mereka karena telah didukung oleh tersedianya informasi dari sumber-sumber buku yang ada di perpustakaan.
Sedangkan Faktor pendukung dan penghambat judul Peran Perpustakaan Desa BAKUNG Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi Masyarakat Desa Rejeni Kecamatan Kerembung Kabupaten Sidoarjo adalah adanya dua faktor, yakni faktor pendukung dan factor penghambat. Factor pendukung antara lain adalah Kerjasama antar pegawai dengan baik, Masyarakat mau diajak untuk sosialisasi mengenai perpustakaan desa. Sedangkan faktor penghambat antara lain adalah Kurang antusiasnya masyarakat, Kurangnya sarana dan prasarana yang berkaaitan dengan IT, Jam pelayanan yang terbatas saat pandemi, dan Kurang lengkapnya koleksi buku.
References
- S. N.S, Membina Perpustakaan Desa, Jakarta: Sagung Seto, 2008.
- U.-U. RI, Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007.
- L. P. S. Ariyani, Pemberdayaan Pemuda Dalam Pengembangan Perpustakaan Desa Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Masyarakat, Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat, 2017.
- O. Andini, Cara Cerdas Mengelola Perpustakaan Desa, Yogyakarta: Hijaz Pustaka Mandiri, 2019.
- S. N.S, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006.
- Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2012.
- Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2014.
- Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2014.
- Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2012.
- A. Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 2002.
- Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2014.
- Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2017.