Abstract

Posyandu activities are real activities that involve community participation in health service efforts from the community, which are carried out by health cadres who have received education and training from puskesmas regarding basic health services. The role of cadres is important for the operation of Posyandu in the regions. One form of community-based health effort that is managed and implemented from, by, for and with the community in the rimplementation of health development, in order to empower the community and provide convenience to the community in obtaining basic health services, especially to accelerate the reduction of maternal and infant mortality. Efforts to develop the quality of human resources by optimizing the potential for growth and development of children can be carried out evenly, if a community-based health service system such as Posyandu can be implemented effectively and efficiently to be able to reach all targets who want services for child growth and development, pregnant women, breastfeeding mothers, and postpartum. The method used is descriptive qualitative data obtained through observation, documentation, interviews and using sources from books, journals, and policy documents. The results of this study indicate that the role of posyandu cadres in Tambak Rejo Village, Krembung District, Sidoarjo Regency has been running effectively. It can be seen from their active role in routinely socializing the posyandu program, and their participatory role in assisting people who experience health problems by providing good services, and the passive role of posyandu cadres, namely socialization without an invitation for the community to join the posyandu program in Tambak Rejo Village. Krembung District, Sidoarjo Regency.

Pendahuluan

Keluarga merupakan salah satu instrumen penting dalam menumbuhkan generasi bangsa yang mumpuni, dari ruang lingkup keluarga generasi emas dapat dicetak dan dididik sebaik mungkin. Keluarga pula menjadi tolak ukur kesejahteraan masyarakat, dari keluarga negara dapat melihat tingkat kesehatan dan kemiskinian serta taraf pendidikan untuk dikumpulkan sebagai bahan acuan rancangan kebijakan maupun evaluasi program kerja yang diselenggarakan instansi pemerintah. Salah satu bentuk kebijakan pemerintah dalam pemantauan keluarga agar dapat mencetak generasi emas adalah dengan mengadakan program Posyandu ( Pos Pelayanan Terpadu ) [1].

Kegiatan Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan

pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh dan bersama masyarakat, untuk memperbayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita yang berarti bahwa Posyandu telah menjadi garda terdepan di pelosok daerah di Indonesia untuk mengawasi, mengontrol dan menjadi aktor utama dalam pemerataan pelayanan kesehatan di daerah-daerah di seluruh Indonesia melalui kadernya. Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di Posyandu. Sehingga seorang kader Posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan Posyandu, serta mau dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan Posyandu [2].

Kader berperan penting bagi berjalannya Posyandu di daerah. Salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan dilaksanakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mepercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Usaha pengembangan kualitas SDM dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilakukan secara merata, apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk dapat menjangkau semua sasaran yang menginginkan layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan nifas. Bentuk riilnya dapat dilihat misalnya dalam penyebaran informasi program-program kesehatan yang meliputi kegiatan keluarga berencana, kesehatan ibu dan anak, gizi, imunisasi dan penanggulangan diare yang dilakukan kader Posyandu di Desa Tambakrejo kepada masyarakat tentang pentingnya mengikuti program- program yang diadakan oleh para kader posyandu. Para kader posyandu berharap dengan diadakannya sosialisasi secara rutin kepada masyarakat dapat meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Tambakrejo [3].

Hadirnya Posyandu di masyarakat terutama di daerah yang kurang terjangkau sangat membantu perkembangan kesehatan dan juga kesejahteraan keluarga di suatu daerah. Dalam hal tersebut Posyandu perlu bergerak dengan adanya sebagaimana berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2018 tercatat 173.750 Posyandu aktif yang tersebar di seluruh Indonesia dengan persentase keaktifan 61.32%, yang mana angka tersebut dapat dikatakan tinggi dan mempunyai keaktifan yang st.du yang tersebar di Provinsi Jawa Timur, dengan prosentase keaktifan sebesar 77,86% yang berarti pelayanan Posyandu dan kegiatan yang diselengarakan posyandu sangat aktif. Tapi pada kenyataannya keaktifan Posyandu di daerah di Jawa Timur terdegradasi, banyak daearah yang memiliki persentase keaktifan cukup rendah di Kabupaten Sidoarjo sendiri, terdapat 1.476 dengan persente 82,51%.

No. Dusun Jumlah Balita PresentaseKehadiran (%) BalitaTidak Hadir Balita Ikut Imunisasi Total
1. Awar-awar 85 60 34 70
2. Awar gunting 95 65 38 65
3. Balongpapar 70 70 21 65
4. Ngingas 80 60 32 73
5. Mace’an 85 65 34 50 Ikut : 445
6. Tambakrejo 93 90 8 83 Total Balita : 577
7. Tambaktugu 70 50 35 41 Tidak Hadir : 202
Table 1.Data Kehadiran Posyandu Desa Tambakrejo Tahun 2020

Dari sajian data yang sudah dipaparkan dalam tabel 1 menjelaskan bahwa balita di Desa Tambakrejo cukup banyak terlebih lagi Posyandu selalu rutin dilaksanakan 2 kali dalam satu bulan, dengan akumulasi pada tahun 2019- 2020 terdapat 24 kali pertemuan Posyandu dan pemeriksaan. Berdasarkan data yang diberikan oleh Pembina Posyandu Tambakrejo yang sudah dikumpulkan dari Kasiana A.Md Keb. Posyandu yang tersebar di 7 Dusun di Tambakrejo nyatanya masih banyak diantara mereka yang belum berkunjung untuk melakukan pemerikasaan sebanyak 202 balita, sedangkan balita yang melakukan imuniasasi DPT ulang terakhir sebanyak 445 balita. Hal tersebut adalah hal yang nyata, dikarenakan berdasarkan observasi penulis yang dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2020 banyak sekali warga desa yang merasa khawatir jika anak mereka mengikuti imunisasi akan semakin tidak sehat, selain itu jarak tempuh yang cukup jauh, informasi yang kurang tersebar luas menjadi permasalahan utama [4].

Kabupaten Sidoarjo cukup aktif dalam memberdayakan Posyandu dan kader kadernya. Di Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung, Sidoarjo, terjadi suatu gap permasalahan yang cukup jelas, diantaranya adalah para kader yang kurang mendapatkan sosialisasi, pelatihan dan bagaimana cara menjadi Duta Posyandu agar para penduduk setempat dapat rutin mengikuti posyandu. Padahal, berdasarkan data yang diperoleh penulis saat observasi awal lapangan menunjukkan bahwa kader kesehatan di Desa Tambakrejo dengan jumlah 8 orang cukup aktif namun masih saja terdapat balita yang belum mengikuti kegiatan Posyandu secara rutin. Menurut data dari Kasiana A.Md Keb. selaku pembina Posyandu di Desa Tambakrejo, terdapat 577 balita yang tersebar di 7 dusun di Desa Tambakrejo hal tersebut dibuktikan dengan data yang sudah diperoleh dari Pembina Posyandu di Desa Tambakrejo yang bias dilihat di tabel 1.

Kurangnya partisipasi dan pengetahuan masyarakat terkait tentang program kerja Posyandu di Desa Tambakrejo menandakan peran kader kurang berfungsi maksimal, yang mana peran seorang kader lah yang sangat berpengaruh dalam menumbuhkan persepsi positif masyarakat untuk memahami, mengerti mengenai fungsi dari Posyandu dengan mengencarkan dan mensosialiasakan terkait pentingnya Posyandu kepada masyarakat. Sehingga harapan organisasi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dapat tercapai. Dengan adanya persepsi maka masyarakat selalu aktif mengikuti kegiatan Posyandu. Akan tetapi, menurut salah satu Posyandu Ibu Unima ada hambatan yang terjadi di Posyandu Desa Tambakrejo dalam hal kemampuan kader melakukan sosialisasi dan penyuluhan kesehatan pada bayi. Faktor penghambat peran kader harus dipecahkan, karena dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat di Desa Tambakrejo Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. [5]

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan proses induktif berdasarkan pengamatan obyek dilapangan yang bersifat ilmiah. Pendekatan yang digunakan deskriptif berfokus pada permasalahan yang ada, fakta di lapangan maupun temuan-temuan baru sesuai dengan kondisi nyata di lapangan [6]. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Desa Tambak Rejo Kecamatan Krembung Kabupaten Sidaorjo. Penelitian ini berfokus pada peran kader posyandu yang ada di Desa Tambakrejo Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan teknik purposive dalam pengambilan dan pemilihan informan [7]. Informan dalam penelitian ini berjumlah empat orang terdiri dari satu Pembina Posyandubdi Desa Tambakrejo, Kader Posyandu Desa Tambakrejo, serta 2 masyarakat di Desa Tambakrejo. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Jenis dan sumber data menggunakan data primer dan data sekunder dengan penganalisisan data melalui beberapa tahap yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan [8].

Hasil dan Pembahasan

Kader berperan penting bagi berjalannya Posyandu di daerah. Salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan dilaksanakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mepercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi [9]. Usaha pengembangan kualitas SDM dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilakukan secara merata, apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk dapat menjangkau semua sasaran yang menginginkan layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan nifas. Oleh karena itu peran kader posyandu sangat dibutuhkan agar mampu meningkatkan partisipasi masyarakat. Dalam hal ini peran kader dapat dibagi menjadi peran aktif, peran partisipatif dan peran pasif [10].

Partisipasi masyarakat dalam program Posyandu Desa Tambakrejo Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo antara lain :

1. Peran Aktif

Peran aktif partisipasi masyarakat dapat terlihat adanya sosialisasi yang dilakukan secara rutin dan kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan Kesehatan juga dilakukan secara rutin dan terjadwal dengan baik setiap bulannya. Sosialisasi yang diberikan berupa masalah Kesehatan keluarga juga dapat dinilai dan diterima baik oleh masyarakat Desa Tambakrejo. Dalam proses sosialisasi masyarakat berperan aktif untuk menghadiri acara sosialisasi yang dilakukan secara rutin baik di balai desa maupun balai rw. Adanya sosialisasi ini sekaligus mengajak masyarakat untuk selalu terliat dalam program-program yang dijalankan oleh posyandu Desa Tambakrejo.

2. Peran Partisipatif

Peran Partisipatif masyarakat terhadap posyandu Desa Tambakrejo dinilai baik. Hal tersebut dapat dilihat dari masyarakat yang mendapatkan pendampingan kesehatan dan terlibat dalam program posyandu seperti imunisasi bagi balita, pendampingan KB bagi perempuan yang tergolong PUS dan kesehatan bagi lansia. Masyarakat yang mengikuti program- program posyandu akan mendapatkan fasilitas kesehatan gratis dan memperole layanan jemput bola bagi lansia atau masyarakat yang tidak dapat hadir di balai desa atau balai Rw.

3. Peran Pasif

Peran pasif dari masyarakat untuk program posyandu di Desa Tambakrejo adalah masyarakat yang hanya mengikuti sosialisasi tanpa terlibat aktif dalam program posyandu sehingga, masyarakat masih banyak yang tidak ikut dan lebih memilih mendapatkan fasilitas Kesehatan mereka melalui tempat Kesehatan lainnya.

Kesimpulan

Partisipasi masyarakat di Desa Tambakrejo sudah berjalan cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dalam tiga peran yang mereka lakukan diantaranya peran aktif dengan mengikuti sosialisasi yang diberikan para kader posyandu tentang kesehatan bagi masyarakat yang ada di Desa Tambakrejo, partisipatif yang dilakukan masyarakat terhadap Program posyandu diantaranya mereka aktif terlibat dalam program posyandu anatara lain yaitu imunisasi terhadap balita, pemberian KB bagi PUS yang ada di Desa Tambakrejo. Dan yang ketiga yaitu peran pasif dari masyarakat yang ada di desa Tambakrejo yaitu masyarakat yang hanya mengikuti sosialisasi tanpa terlibat dalam program-program posyandu Desa Tambakrejo dan memilih untuk mendapatkan fasilitas kesehatan dari tempat lain.

References

  1. Suharsimin, “Sistem Kesehatan,” Jakarta, Raja Grafindo Persada Arikunto, (2011).
  2. Suharsimin, “Peran Kader Posyandu Terhadap Pembangunan Kesehatan Masyarakat.,” jakarta, 2011.
  3. E. Ratnawati, “Hubungan pengetahuan Kader terhadap tugas dan fungsi Posyandu.,” Bandung, 2011.
  4. K. K. R. Indonesia, “Presentase keaktifan Program Posyandu.,” 2020.
  5. Hubberman, “Analisis Data Kualitatif,” jakarta, UII Press.
  6. Moleong, “Metodelogi Penelitian Kualitatif,” Bandung, PT. Remaja Rosdakarya., 2008.
  7. Y. T. Keban, “Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik : Konsep, Teori Dan Isu,” Yogyakarta:, Gava Media, 2008.
  8. B. Winarno, “Teori dan Proses Kebijakan Publik,” Yogyakarta, Media Pressindo, 2022.
  9. Dewi, “Fungsi Manajemen Pada Kegiatan Pengelolaan Sistem Rekam Medis Pasien di Puskesmas Kedungmundu Semarang.,” In Skripsi , vol. 1, no. i, 2016.
  10. S. Soekanto, “Sosiologi Suatu Pengantar.,” Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012.