Abstract
The study "Revitalization of the Elderly Posyandu Program in Kebonagung Village, Porong District, Sidoarjo Regency" aimed to describe and analyze the effectiveness of the program using a descriptive qualitative research method. Data was collected through observations, interviews, and documentation, and analyzed using data collection, reduction, presentation, and conclusion. The results showed that the program was effective in terms of program understanding, alignment with objectives, real changes, and achievement of goals. However, the timeliness of the program was not optimal, leading to a lack of routine implementation. The implications of the study highlight the need for improved program scheduling and regularity to maximize the effectiveness of the elderly Posyandu program. The most provocative and very short title that highlights the outcome of the content and makes it appealing to global related scientists could be "Timeliness Key to Effective Elderly Posyandu Program."
Highlight :
- The study aimed to analyze the effectiveness of the Elderly Posyandu Program in Kebonagung Village, Porong District, Sidoarjo Regency using a descriptive qualitative research method.
- The program was effective in terms of program understanding, alignment with objectives, real changes, and achievement of goals. However, the timeliness of the program was not optimal, leading to a lack of routine implementation.
- The implications of the study highlight the need for improved program scheduling and regularity to maximize the effectiveness of the elderly Posyandu program.
Keywords: Elderly Posyandu Program, Timeliness, Effectiveness, Scheduling, Regularity
Pendahuluan
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk merupakan semua orang yang berdomisili diwilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih atau mereka yang berdomisili selama kurang dari 6 bulan yang memiliki tujuan menetap. BPS meyebutkan bahwa pada tahun 2019 jumlah penduduk di Indonesia 264,6 juta jiwa, dari jumlah penduduk tersebutdibagi menurut jenis kelamin laki-laki sebanyak 131,58 juta jiwa dan perempuan sebanyak 130,31 juta jiwa. Data tersebut berdasarkan berbagai jenis komponen baik dari Pendidikan, gender, pekerjaan, usia, latar belakang social dan budaya. Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk menurut usia yang menjadi salah satunya penduduk lanjut usia. Data dari BPS 2017 menyebutkan penduduk Indonesia kategori usia lanjut sebanyak 24,9 juta jiwa. Dalam hal ini Indonesia mendapatkan urutan ke 4 didunia dengan penduduk lansia terbanyak. [1]
Menurut WHO (Nugroho, 2014:2) mendefinisikan penduduk lanjut usia adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas, baik pria maupun Wanita. Lanjut usia adalah sekelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dengan waktu tertentu. Meningkatkan jumlah kelompok penduduk lanjut usia yang disebabkan oleh transisi demografi serta semakin tingginya rata-rata harapan hidup, namun hal tersebut juga berpadu pada memudarnya nilai- nilai kekeluargaan serta meningkatkan tuntutan kegiatan usia yang semakin produktif. Sehingga lanjut usia tidak mendapatkan perhatian dari orang- orang terdekat yang berdampak pada keterlantaran penduduk usia lanjut. [2]
Penduduk lanjut usia perlu mendapatkan pembinaan agar menjadi berkualitas dan menjadi produktif sehingga mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Hal tersebutlah yang menjadi tolak ukur dan indicator kesejahteraan lansia. Seperti : a) keadaan fisik atau Kesehatan yang baik, b) tidak tergantung secara ekonomi, c) mampu menyesuaikan diri secara social dengan masyarakat, d) banyak kegiatan mengisi waktu luang, e) kondisi social, yaitu penyediaan dan pengelolaan pelayanan social untuk lanjut usia dengan baik. Usaha mencapai kesejahteraan social bagi penduduk lanjut usia bukan saja kewajiban secara personal, tapi juga kolektif yaitu keluarga, masyarakat, dan pemerintah yang dijamin dalam Pasal 3 Udanng- undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang “Kesejahteraan usia lanjut”. [3]
Guna merealisasikan kesesejahteraan usia lanjut tersebut, pemerintah menyempurnakan dengan dokumen RPJMN 2015-2019 dengan memperhatikan dua hal pokok diantaranya : peningkatan pemenuhan hak dasar inklusifitas, serta penguatan skema perlindungan social bagi lansia. Selain itu juga terdapat peraturan mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 25 tahun 2016 sebagai acuan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lain agar mampu meningkatkan derajat kesehatn lanjut usia agar mampu mencapai lansia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdaya guna bagi masyarakat dan keluarga. Oleh karena itu pemerintah pusat menggandeng BKKBN untuk membuat program khusus bagi lansia dengan nama program posyandu lansia.
[4] Posyandu Lansia menurut Undan-Undang Nomor 13 Tahun 1998 merupakan wadah pelayanan kepada Lansia di masyarakat yang menitikberatkan pelayanan kesehatan, psikologis, rohani, pemenuan gizi agar para Lansia dapat memenuhi kebutuhannya dan mampu memenuhi kesejahteraan social. Kegiatan yang dilakukan Posyandu Lansia meliputi (a) pelayanan kesehatanagar Lansia dapat mengetahui kondisi tubuh dan melakukan pencegahan terhadap suatu gejala penyakit yang kegiatannya meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, cek tensi darah dan gula darah yang semuanya dilakukan oleh petugas dari Puskesmas terdekat; (b) pelayanan psikologis merupakan pelayanan yang bertujuan untuk membuat psikologis Lansia selalu merasa bahagia sehingga lebih percaya diri, tidak merasa takut, stres dan depresi; (c) pelayanan rohani adalah pemberian bimbingan rohani yang dilakukan dengan system tutor sebaya; (d) pelayanan pemenuhan gizi yaitu dengan pemberian makanan dan minuman kepada Lansia. Pelayanan yang dilakukan oleh Posyandu Lansia agar Lansia merasa mendapat penghargaan oleh orang disekitar dan dapat menerpakan prinsip kemandirian agar terbebas dari sifat ketergantungan.
[5] Provinsi Jawa Timur telah menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang “Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia”. Begitu banyak jumlah Lansia di Jawa Timur yaitu sebanyak 4.993 jiwa yang berdasarkan Badan Pusat Statistik Jawa Timur, 2019. Dengan adanya Peraturan Daerah ini diharapkan konsistensi Pemerintah Jawa Timur dapat menuangkan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan Lansia. Disamping karena jumlah, upaya peningkatan kesejahteraan sosial Lansia menjadi komitmen Nasional, karena peran yang strategis dari Lansia sebagai penerus nilai-nilai budaya bangsa. Hal ini secara tegas tertuang dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang “Kesejahteraan Lanjut Usia” diikuti Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang [6] “Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia” dan dipertegas oleh Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2007 tentang “Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia”. Sebagai pertimbangan dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 adalah bahwa Lansia sebagai warga Negara republic Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam segala aspek kehidupan, serta memiliki potensi dan kemampuan yang dapat dikembangkan untuk memajukan kesejahteraan diri, keluarga, dan masyarakat. Seiring dengan ditetapkannya bidang kesehatan sebagai salah satu kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh daerah dan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Lansia, maka relative banyak daerah yang berusaha meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan khususnya kepada Lansia. Berbagai inofasi dilakukan, agara kualitas pelayanan kesehatan khususnya Lansia dapat ditingkatkan, yaitu melalui Posyandu Lansia.
Berdasarkan penelitian dari pusat penelitian kependudukan bahwa Provinsi Jawa Timur menjalankan program posyandu lansia secara rutin di kelurahan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur gencar mensosialisasikan program posyandu lansia agar mampu meningkatkan kesejahteraan lansia sehingga lansia mampu menjalankan fungsi social dengan baik. Program posyandu lanjut usia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui layanan Kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program puskesmas yang melibatkan peran serta lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi social yang berharap meningkatnya kesejahteraan lansia yang ada di Provinsi Jawa Timur.
Penduduk lansia di Provinsi Jawa Timur sebanyak 4.993.033 jiwa yang terdiri dari umur 60- 69 tahun dengan jenis kelamin laki- laki sebanyak 1.524.403 jiwa dan perempuan sebanyak 1.574.450 jiwa. Sedangkan umur 70- 74 tahun jumlah penduduk lansia laki- laki sebanyak 392. 026 jiwa dan penduduk lansia perempuan sebanyak 483.949 jiwa. Hal tersebut yang kemudian mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar gencar mensosialisasikan program posyandu lansia dengan baik agar tercapai kehidupan lansia yang sejahterah. Dari beberapa kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Jawatimur yang menerapkan program posyandu lansia adalah Kabupaten Sidoarjo yang menyebar di kelurahan dan desa. Dengan gencar menerapkan program posyandu lansia bertujuan untuk memenuhi hak yang harus diperoleh lansia sebagai warga negara Indonesia. [7]
[8] Berdasarkan Peraturan Bupati Sidoarjo nomor 57 Tahun 2011 yang menyatakan bahwa pelayanan Kesehatan bagi lanjut usia dilaksanakan melalui posyandu lanjut usia. Salah satu daerah di Kabupaten Sidoarjo yang menerapkan program posyandu lansia adalah Desa Kebonagung Kecamatan Porong dengan sebutan posyandu lansia dahlia. Posyandu lansia Dahlia yang terletak di wilayah kerja puskesmas Kedungsolo memiliki jumlah lansia sebanyak 1.259 jiwa. Yang terbagi pada umur 60-69 tahun lansia laki- laki sebanyak 430 jiwa, sementara lansia perempuan sebanyak 525 jiwa. Umur 70-74 tahun banyaknya lansia laki-laki berjumlah 92 jiwa, sedangkan lansia perempuan sebanyak 112 jiwa. Sementara, untuk kategori usia 75 tahun keatas jumlah lansia laki- laki sebanyak 41 jiwa dan lansia perempuan sebanyak 59 jiwa. Posyandu lanisa di Desa Kebonagung Kecamatian Porong Kabuapten Sidoarjo rutin melakukan kegiatan posyandu lansia setiap 15 hari sekali. Posyandu lansia yang berada di Desa Kebonagung meliputi beberapa dusun Kluweh, Macan Mati, Kebonagung, Kendal, Balongsari yang dilakukan bergilir selama 15 hari sekali.
Posyandu Lansia Dahlia memiliki kegiatan yang lebih beragam seperti Pemeriksaan Kesehatan : pemeriksaan gula darah, kolesterol, asam urat ( paket Galau ) dan pemeriksaan mata, tensi darah ; Senam Lansia, Siraman Rohani, Pemenuhan Gizi Lansia (PMT), Menabung, Rekreasi Lansia, pemberian ketrampilan ( menjahit dan membuat kreasi dari plastik bekas rumah tangga ). Pelaksanaan program tersebut tidak terlepas dari pengawasan Puskesmas Kedungsolo. Keaktifan para anggota Posyandu Lansia Dahlia terlihat dari banyaknya tingkat partisipasi yang ditunjukkan oleh para Lansia. [9]
Peserta posyandu lansia Dahlia yang ada di Desa Kebonagung masih terdapat beberapa lansia yang tidak hadir dalam program posyandu lansia yang diadakan setiap bulan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.3. dimana terdapat kenaikan dan penurunan jumlah peserta yang tidak signifikan setiap bulannya selama satu tahun. Hal tersebut dikarenakan terdapat lansia yang tidak hadir dikarenakan jarak rumah dengan lokasi posyandu lansia cukup jauh dan susah dijangkau oleh para lansia yang tidak dapat menggunakan kendaraan pribadi atau berjalan kaki. Selain itu, terdapat kendala dari pihak dokter Puskesmas Desa Kedung Solo yang terlambat hadir dikarenakan harus visit pada pasien yang berobat terlebih dahulu, sehingga para lansia yang sudah hadir di lokasi posyandu lansia Dahlia tidak sabar menunggu dan memilih untuk pulang. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap manfaat yang diberikan dari adanya program posyandu lansia dahlia di Desa Kebonagung.
Namun program-program yang ada di Posyandu Dahlia tersebut belum dilaksanakan secara rutin sehingga program yang dicanangkan tersebut masih belum berjalan dengan maksimal, diantaranya yaitu program senam Lansia yang seharusnya dilakukan setiap minggu sekali hanya dilaksanakan sebulan sekali, program menabung belum semua anggota Posyandu Lansia mengikuti program tersebut, program rekreasi Lansia telah terlaksana tetapi hanya di lakukan 3 bulan sekali , program siraman rohani hanya dilakukan dua kali saja dalam setahun sedangkan dalam program seharusnya dilakukan setiap bulan dua kali. Akibat kurang maksimalnya program posyandu lansia dapat mempengaruhi rendahnya kunjungan para lansia di Posyandu Lansia Dahlia. Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitihan dan memilih judul “Program Posyandu Lansia Guna Menigkatkan Kesehatan Lansia (Studi kasus di Desa Kebonagung Kecamatan Porong).”
No | Bulan | Tahun2020 | Tahun 2021 |
1 | Januari | 50 | 61 |
2 | Februari | 43 | 54 |
3 | Maret | 43 | 54 |
4 | April | 47 | 49 |
5. | Mei | 45 | 32 |
6. | Juni | 45 | 32 |
7. | Juli | 32 | 39 |
8. | Agustus | 50 | 40 |
9. | September | 50 | 40 |
10. | Oktober | 48 | 48 |
11. | November | 42 | 40 |
12. | Desember | 50 | 40 |
Jumlah | 545 | 529 |
[10]Efektifitas merupakan unsur pokok dari pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi. Telah dikatakan efektif apabila yang menjadi tujuan atau sasaran yang dikerjakan dapat tercapai dengan baik. [11] (Kurniawan, 2005:109) menjelaskan makna dari efektifitas sebagai kemampuan menjalankan tugas, fungsi (operasi kegiatan atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya. [12] Sedangkan menurut Mahmudi, 2005:138 mengartikan efektifitas sebagai keterikatan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka dapat dipastikan semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. Terdapat beberapa indikator untuk mengukur efektivitas kegiatan program antara lain pemahaman program, ketepatan sasaran program, ketepatan waktu program, tercapainya tujuan program, dan perubahan nyata program Sutrisno (2007).
[13] Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lansia di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan (Fatma,2008). Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Kegiatan posyandu adalah perwujudan dari peran serta masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan mereka. Posyandu lansia adalah suatu forum komunikasi, ahli teknologi dan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia khususnya lanjut usia. Posyandu lansia juga merupakan wadah kegiatan berbasis masyarakat untuk bersama-sama menghimpun seluruh kekuatan dan kemampuan masyarakat untuk melaksanakan, memberikan serta memperoleh informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat secara umum (Henniwati,2008). Menurut Fransina Latumina (2022) Posyandu lansia memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya lansia. Serta meningkatkan jangkauan pelayanan Kesehatan bagi para lansia agar mereka bisa mendapatkan pelayanan Kesehatan yang sesuai dengan mereka. Kendala yang dihadapai dalam program posyandu lansia adalah kurangnya sarana dan prasaranan yang mendukung untuk memeriksa Kesehatan lansia.
Metode
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ini mengambil studi Efektivitas program posyandu lansia di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, obsrvasi, dan dokumentasi. [14] Dalam penelitian kualitatif proses analisis data dilakukan sebelum terjun lapangm, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan. Penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif. Wawancara dilakukan secara mendalam dengan informan yang sudah ditentukan sebelumnya dan dianggap paling memahami terkait program posyandu lansia yang ada di Desa Kebeonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo.
Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive sampling . purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Bidan Posyandu Lansia, Kader Posyandu Lansia dan Masyarakat kategori Lansia. [metode]
Nama | Informan | Jumlah | Keterangan |
Tutik Handayani | Kepala Bidan Posyandu Lansia Dahlia | 1 | Key Informan |
Kesih | Kader Posyandu Lansia | 1 | Informan |
Bibit, Mukit | Anggota Posyandu Lansia Dahlia | 2 | Informan |
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe analisis kualitatif. Menurut Miles dan Huberman (1992) dalam analisis kualitatif, data tidak berbentuk rangkaian angka tetapi berbentuk kata-kata, data tersebut terdiri dari observasi, wawancara, dokumen dan rekaman. [15] Ada beberapa rangkaian dalam proses analisis data kualitatif yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
1. Pengumpulan Data diawali denganmencari data dari berbagai sumber melalui wawancara muali dari key informan dan informan- informan lain, hasil wawancara dituangkan dalam tulisan catatan lapangan, serta mencari dokumen dokumen lain yang sifatnya resmi, dokumen pribadi atau gambar. Data yang diperoleh berupa hasil observasi atau pengamatan dan wawancara dikumpulkan dan dianalisis yang diperoleh peneliti dari lokasi penelitian.
2. Reduksi Data Mereduksi data adalah merangkum memilih hal pokok dan memfokuskan , untuk mempermudah penulis melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan, karena informan yang tidak dibatasi jumlahnya sehingga data yang diperoleh pada tahap pengumpulan data memiliki keberagaman. data berupa hasil wawancara peneliti dengan key informan dan informan lainnya dipilih sesuai dengan kebutuhan.
3. Penyajian Data adalah kumpulan dari data data yang sudah di dapat dan di susun sehingga mampu menarik sebuah kesimpulan.Dengan menyajikan data yang berupa hasil wawancara peneliti dengan key informan dan informan lainnya yang dapat mempermudah memahami yang sedang terjadi, setelah data terkumpul dan dirangkum untuk mendapatkan hal- hal yang pentimg berdasarkan data yang dibutuhkan dalam penelitian sehingga bisa menarik kesimpulan dan mengambil sebuah tindakan.
4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi kesimpulan bisa berubah dan bersifat sementara jika tidak di dukung dengan bukti atau data yang kuat. Jika kesimpulan pada langkah awal dinyatakan memiliki bukti yang valid, maka kesimpulan yang dipaparkan sifatnya kredibel.
Hasil dan Pembahasan
Indikator | Sesuai | Belum Sesuai |
Pemahaman Program | Dengan adanya penyuluhan dari kader Posyandu Lansia Dahlia, para Lansia dapat memahami pentingnya mengikuti kegiatan tersebut | Sesuai |
Sasaran Program | Penyuluhan maupun yang mengikuti kegiatan Posyandu Dahlia diikuti oleh lansia dengan usia 60 tahun keatas | Sesuai |
Ketepatan Waktu Program | Belum Sesuai | Pada program rekreasi lansia terkendala dengan adanya Lockdown karena adanya covid-19 |
A. Pemahaman Program Pemerintah Kabaupaten Sidoarjo gancar mensosialisasikan program posyandu lansia agar mampu meningkatkan kesejahteraan lansia sehingga lansia mampu menjalankan fungsi sosialnya dengan baik. Program posyandu lanjut usia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraanya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta lansia, keluarga, tokoh masyarakan dan organisasi sosial dengan demikian di harapkan kesejahteraan para lansia di Kabupaten Sidoarjo dapat meningkat. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memberikan perhatian khusus melalui program posyandu lansia. Dengan tujuan untuk memenuhi hak yang harus diperoleh lansia sebagai warga Negara Indonesia. Serta mampu memberikan manfaat tersendiri bagi lansia. Salah satu posyandu lansia yang ada di wilayah Kabupaten Sidoarjo adalah posyandu lansia Dahlia yang berada di Desa Kebonagung.
Masyarakat kategori lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo jika ditinjau dari aspek pemahaman program yang telah diberikan melalui sosialisasi secara rutin dapat dikatakan mampu memahami program- program yang ada didalam posyandu lansia. Mereka telah memahami betapa pentingnya program ang telah dicanangkan oleh pemerintah guna meningkatkan taraf kesehatan bagi para lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo.
“Pemahaman program yang diberikan kepada masyarakat khususnya masyarakat dengan usia memasuki kategori lansia mulai dari pentingnya program posyandu lansia untuk kesehatan mereka, kami menjelaskan kepada mereka bentuk- bentuk kegiatan yang ada di dalam program posyandu lansia. Sehingga mereka menjadi mengerti pentingnya posyandu lansia ini untuk mereka”. (Wawancara dengan Tutik Handayani, selaku Kepala Bidan Posyandu Lansia).
Program Posyandu Lansia Dahlia yang terletak di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo termasuk desa yang memiliki penduduk lansia yang masih cukup banyak di wilayah Kecamatan Porong. Para kader yang tergabung dalam posyandu lansia rutin melakukan kegiatan sosialisasai kepada masyarakat agar mampu memahami dengan baik pentingnya posyandu lansia bagi para warga Desa Kebonagunag khususnya usia diatas 60 tahun.
“Kami selaku kader sering melakukan kegiatan sosialisasi kok mbak. Kami datangi satu persatu rumah warga yang memiliki anggota keluarga lansia. Kami jelaskan satu persatu juga bagaimana program posyandu lansia”. (Wawancara dengan Kesih Aminah, selaku Kader Posyandu Lansia).
Sementara menurut penuturan dari lansia yang berada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo menyatakan bahwa :
“Semenjak adanya program posyandu lansia yang dilakukan di Desa Kebonagung saya tertarik untuk mengikutinya. Sosialisasi rutin selalu dilakukan oleh kader posyandu desa membuat saya sadar bahwa mengikuti posyandu lansia sangat penting untuk mengetahui Kesehatan kita sebagai para lansia”. (Wawancara dengan Mbah Bibit selaku lansia yang aktif mengikuti program posyandu lansia)
“Saya tau program posyandu lansia karena adalanya sosialisasi rutin yang diadakan oleh para ader posyandu tentang program- program posyandu lansia yang dilaksanakan oleh Desa Kebonagung Kecamatan Porong. Rata- rata lansia disini memahami program apa saja yang dijalankan di kegiatan posyandu lansia”. (Wawancara dengan Bapak Mukit selaku lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong)
Berdasarkan pemaparan diatas dapat diketahui bahwa masyarakat dengan kategori usia lanjut atau lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo telah memahami program posyandu lansia dengan baik. Hal tersebut jika dikaitkan dengan teori dari [16] Sutrisno (2007:125-126) tentang indikator pemahaman program yang merupakan sejauh mana kelompok sasaran dapat memahami program-program atau kegiatan yang telah dijalankan atau direncanakan. Program- program yang telah dicanangkan atau dijalankan dapat dikatakan efektif apabila masyarakat kategori lansia yang ada di Desa Kebonagung mampu memahami program- program yang telah dijalankan oleh pemerintah Desa Kebonagung terkait dengan kegiatan posyandu lansia.
B. Sasaran Program
Posyandu Lansia merupakan salah satu pelayanan bagi masyarakat lanjut usia yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan mewujudkan masa tua yang bahagia, sehat, mandiri dan berdaya guna. Program dan layanan Posyandu Lansia dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabuapten Sidoarjo. Sasaran posyandu lansia yaitu: pra usia lanjut (45-59 tahun), usia lanjut (> 60 tahun), usia lanjut dengan risiko tinggi (>70 tahun). Selain itu, sasaran Posyandu Lansia diantaranya adalah keluarga lansia, organisasi sosial di bidang pembinaan orang lansia dan masyarakat Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo.
“Yang menjadi sasaran utama dalam program posyandu lansia yaitu warga desa dengan umur 60 tahun keatas atau kategori lansia”. (Wawancara dengan Tutik Handayani, selaku Kepala Bidan Posyandu Lansia).
Hal senada juga dipaparkan oleh kader posyandu Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo.
“Jadi sasaran utama di program posyandu lansia ini adalah para lansia yang berumur 60 tahun keatas mbak. Karena rata- rata lansia disini juga masih sangat produktif namun juga da yang sering sakit- sakitan karena factor usia”. (wawancara dengan Kasih Aminah selaku Kader Posyandu Lansia)
Hal senada juga dijelaskan oleh Mbah Bibit selaku peserta program posyandu lansia.
“Pelayanan posyandu lansia ini sasarannya ya kita sebagai lansia dari mulai umur 60 tahun keatas mbak”. (wawancara dengan mbah Bibit selaku lansia yang aktif dalam kegiatan posyandu lansia)
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Bapak Mukit selaku lansia.
“sasaran dari program posyandu lansia ini ya seperti saya ini mbak yang umurnya diatas 60 tahun. Yang sudah mulai banyak gangguan Kesehatan dan juga mulai membatasi aktifitas kegiatan sehari- hari”. (wawancara dengan Bapak Mukit selaku lansia yang aktif dalam program posyandu lansia)
Temuan di atas sesuai dengan pendapat [16] Sutrisno (2007:125-126) tentang indikator sasaran program untuk menentukan sasaran yang sesuai, yang dapat diterapkan pada individu ataupun sacara organisasi dapat menjadi penentu keberhasilan organisasi. Sasaran program yang diterapkan di Posyandu Lansia Desa Kebonagung Kacamatan Porong Kabupaten Sidoarjo dapat dinilai sudah tepat untuk menentukan keberhasilan dari program- program Posyandu Lansia.
Fenomena diatas juga diperkuat dari teori efektivitas yang dikemukakan Makmur (2011:7-9) dalam kategori ketepatan sasaran merupakan penentu keberhasilan dalam suatu organisasi atau kegiatan. Apabil sasaran yang diterapkan dinilai kurang tepat, maka dapat menghambat pelaksanaan kegiatan itu sendiri.
C. Ketepatan Waktu Program
Program-program Program- program yang dilaksanakan oleh para kader Poayandu Lansia dan juga para petugas kesehatan yang berada diwilayah kerja Puskesmas Kedung Solo Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo rutin diadakan setiap 15 hari sekali. Program- program tersebut diantaranya adalah siraman rohani, senam lansia, pemenuhan gizi lansia, menabung, rekreasi lansia dan pembekalan keteramplan bagi para lansia. Namun program-program yang ada di Posyandu Dahlia tersebut belum dilaksanakan secara rutin sehingga program yang dicanangkan tersebut masih belum berjalan dengan maksimal, diantaranya yaitu program senam Lansia yang seharusnya dilakukan setiap minggu sekali hanya dilaksanakan sebulan sekali, program menabung belum semua anggota Posyandu Lansia mengikuti program tersebut, program rekreasi Lansia telah terlaksana tetapi hanya di lakukan 3 bulan sekali , program siraman rohani hanya dilakukan dua kali saja dalam setahun sedangkan dalam program seharusnya dilakukan setiap bulan dua kali. Akibat kurang maksimalnya program posyandu lansia dapat mempengaruhi rendahnya kunjungan para lansia di Posyandu Lansia Dahlia.
“Waktu pelaksanaan program posyandu lansia secara rutin dilakukan setiap 15 hari sekali yang meliputi sosialisasi program, pemeriksaan kesehatan gratis, senam sehat untuk para lansia dan juga pemeberian makanan sehat untuk para lansia. Setiap minggu kami juga mengadakan pengajian rutin untuk para lansia”. (Wawancara dengan Kesih Aminah, selaku Kader Posyandu Lansia).
Hal yang sama dijelaskan oleh kader posyandu yang menangani posyandu lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo.
“Waktu pelaksanaan dari program posyandu lansia rutin dilakukan setiap 15 hari sekali yang diikuti oleh para lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo”. (wawancara dengan Tutik Handayani selaku kader posyandu lansia)
Hal senada juga dibenarkan oleh para lansia yang tergabung aktif mengikuti kegiatan program posyandu lansia.
“Rutin dilakukan kok mbak, setiap 15 hari sekali kami dipanggil ke balaidesa untuk cek Kesehatan dan juga kegiatan- kegiatan lainnya”. (wawancara dengan Bapak Mukit selaku lansia aktif yang tergabung dalam program posyandu lansia.
Hal tersebut jika dikaitkan dengan indikator efektivitas dari [16] Sutrisno (2007:125-126) memenuhi indikator ketepatan waktu program untuk pemanfaatan waktu dalam melaksanakan program, apakah sesuai dengan jadwal yang telah dirancang atau tidak. Sehingga dalam hal ini program posyandu lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo belum berjalan dengan baik. Dikarenakan ada beberapa program kegiatan yang ada tidak berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Kemudian fenomena diatas juga diperkuat dengan teori efektivitas yang dikemukakan oleh Makmur (2011:7-9) dalam indikator penggunaan waktu yang efisien dapat mempengaruhu keberhasilan suatu kegiatan yang dilakukan dalam sebuah organisasi sehingga mamu menciptakan efektivitas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan baik. Dalam hal ini program posyandu lansia belum menunjukkan wakatu yang efisien dalam menerapkan program- program yang ada didalam pelaksanaanya.
Indikator | Sesuai | Belum Sesuai |
Tercapainya Tujuan Program | Belum Sesuai | Program rekreasi Lansia hanya dilakukan 1x pada saat program baru berjalan |
Perubahan Nyata Program | Dengan adanya Posyandu Lansia Dahlia, lansia di Desa Kebonagung antusias periksa kesehatan secara rutin dan lebih memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan diri sendiri | Sesuai |
D. Tercapainya Tujuan Program Dalam hal Dalam hal tercapainya tujuan program dari posyandu lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo belum semuanya tercapai. Karena masih ditemukannya lansia yang tidak mengikuti program dengan alasan lokasi posyandu lansia ini jauh dari rumah mereka. Sehingga para kader dan petugas kesehatan tidak dapat memantau secara rutin kesehatan dari beberapa lansia yang tidak mengikuti program posyandu ini dari awal.
“Sebenernya tujuan dari program ini masih banyak yang belum tercapai. Masih banyak program yang waktu pelaksanaanya berantakan bahkan tidak sama sekali berjalan mbak. Apalagi pas covid itu, program- program dari posyandu lansia banyak yang berhenti”. (Wawancara dengan Kesih Aminah, selaku Kader Posyandu Lansia).
Sementara, penuturan yang sama juga dijelaskan oleh kader posyandu lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo.
“Masih ada program yang belum tercapai mbak. Seperti rekreasi untuk para lansia. Program tersebut belum sama sekali berjalan. Ada juga program senam sehat lansia itu juga belum rutin berjalan. Jadi kalua ditanya masalah tercapainya tujuan program ini masih belum mbak jawabannya”.(wawancara dengan Tutik Handayani selaku kader posyandu lansia)
Hal yang sama juga dijelaskan oleh lansia yang aktif mengikuti program- program posyandu lansia.
“Kalau ditanya apakah tujuan program ini sudaha tercapai ? jawabanya belum. Karena disini masih banyak program yang belum berjalan dengan lancar. Salah satu program yang belum berjalan yaitu rekreasi lansia yang harusnya 3 bulan sekali, hanya dilakukan sekali sejak program ini berjalan”. (Wawancara dengan Mbah Bibit, selaku Lansia Dusun Macanmati Desa Kebonagung)
Berdasarkan fenomena diatas jika dikaitkan dengan teori dari [16] Sutrisno (2007:125-126) tentang indikator tercapainya tujuan program guna mengetahui apakah tujuan program yang telah dibentuk sudah tercapai atau sebaliknya. Ketercapaian suatu program dapat dilihat dari beberapa macam faktor. Diantaranya kurun waktu dan kelompok sasaran yang kongkrit, sehingga pada program posyandu lansia mampu mewujudkan tercapainya tujuan dari program tersebut.
Fenomena diatas juga didukung oleh teori efektivitas dari Duncan dikutip (Steers, 1985:53) dalam indikator pencapaian tujuan menjelaskan bahwa semua kegiatan menccapai tujuannya dapat dilihat melalui proses. Oleh akrena itu, agar tujuan akhir tercapai dengan baik, dibutuhkan langkah- langkah dari proses yang tepat.
E. Perubahan Nyata Program
Sejak dilaksanakannya program posyandu lansia perubahan nyata dari suatu program ini sangat bisa dirasakan oleh masyarakat dengan kategori lansia. Masyarakat lansia di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo rutin medapatkan bantuan kesehatan secara gratis dari Puskesman Kedung Solo. Selain itu mereka juga lebih bisa mandiri dalam menjaga kesehatan mereka. Masarakat kategori lansia yang ada di Desa Kebonagung mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan diusia lanjut.
“Sejak mengikuti program posyandu lansia saya justru lebih merasa diperhatikan dalam bidang kesehatan, sering ada acara pemeriksaan kesehatan gratis dek dibalai desa situ. Sehingga lansia seperti saya bisa tau penyakit yang diderita. Kalau kaya gitu kan biar tau penanganan untuk penyakitnya itu gimana”. (Wawancara dengan Bapak Mukit, selaku lansia yang ada di Dusun Kebonagung, Desa Kebonagung)
Hal senada juga dipaparkan oleh lansia yang tergabung dalam program posyandu lansia.
“Dengan adanya program posyandu lansia ini saya justru sangat senang mbak. Sering dapat pemeriksaan Kesehatan gratis. Juga kami diberikan edukasi masalah Kesehatan agar lebih berhati- hati menjaga Kesehatan kami. Kami lebih merasa sangat diperhtaikan”.(Wawancara dengan Mbah Bibit, selaku Lansia Dusun Macanmati Desa Kebonagung)
Fenomena diatas jika dikaitkan dengan indikator efektivitas yang dikemukakan oleh Sutrisno (2007:125-126) dalam indikator perubahan nyata program memberikan efek atau dampak perubahan yang terjadi pada kelompok sasaran tersebut. Salah satu kegiatan yang dapat dikatakan efektif apabila program tersebut berjalan dengan baik serta dapat memberikan hasil yang nyata pada kelompok sasaran. Dalam hal ini Posyandu Lansia Dahlia yang ada di Desa Kebonagung telah memeberikan perubahan yang nyata kepada masyarakat kategori lansia melalui program- program yang dijalankan bersama.
Jenis Kegiatan | Sebelum | Sesudah |
Senam Lansia | Lansia di Desa Kebonagung tidak mengetahui bahwa kegiatan senam juga diperlukan sebagai kebugaran jasmani | Lansia yang aktif mengikuti senam lansia mengalami peningkatan |
Pemeriksaan Kesehatan | Seringkali lansia acuh dengan kesehatan diri sendiri di usia senja | Lansia rutin memeriksakan kesehatan pada saat Posyandu Lansia Dahlia berlangsung |
Tabungan Lansia | Seringkali acuh terhadap keuangan di masa senja | Lansia paham betapa pentingnya menyimpan tabungan pada usia yang senja dan dapat juga digunakan sebagai kas untuk kegiatan rekreasi lansia |
Siraman Rohani | Kesehatan rohani juga dibutuhkan agar lansia sejahtera dan sehat secara rohani | Lansia lebih banyak mengikuti kegiatan rohani untuk menjaga kesehatan rohani diri sendiri |
[4] Posyandu lansia menurut Undang- undang Nomor 13 Tahun 1998 merupakan wadah pelayanan kepada lansia di masyarakat yang menitikberatkan pelayanan kesehatan, psikologis, rohani, pemenuan gizi agar para lansia dapat memenuhi kebutuhannya dan mampu memenuhi kesejahteraan sosial. Kegiatan yang dilakukan posyandu lansia meliputi (a) pelayanan kesehatan agar lansia dapat mengetahui kondisi tubuh dan melakukan pencegahan terhadap suatu gejala penyakit yang kegiatannya meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, cek tensi darah dan gula darah yang semuanya dilakukan oleh petugas dari puskesmas terdekat; (b) pelayanan psikologis merupakan layanan yang bertujuan untuk membuat psikologis lansia selalu merasa bahagia sehingga lebih percaya diri, tidak merasa takut, stres, dan depresi. (c) pelayanan rohani adalah pemberian bimbingan rohani yang dilakukan dengan sistem tutor sebaya; (d) pelayanan pemenuan gizi yaiitu dengan pemberian makanan dan minuman tambahan kepada lansia. Pelayananan yang dilakukan oleh posyandu lansia agar para lansia merasa mendapat penghargaan oleh orang-orang disekitar dan dapat menerapkan prinsip kemandirian agar terbebas dari sifat ketergantungan. . Oleh karena itu terbit Peratura Bupati Sidoarjo Nomor 57 Tahun 2011 yang menyatakan bahwa pelayanan kesehatan bagi lanjut usia dilaksanakan melalui posyandu lanjut usia. Dengan jumlah tersebut, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memberikan perhatian khusus melalui program posyandu lansia. Dengan tujuan untuk memenuhi hak yang harus diperoleh lansia sebagai warga Negara Indonesia. Serta mampu memberikan manfaat tersendiri bagi lansia. Salah satu posyandu lansia yang ada di wilayah Kabupaten Sidoarjo adalah posyandu lansia Dahlia yang berada di Desa Kebonagung.
Berdasarkan ukuran efektivitas yang dikemukakan oleh [16] Sutrisno (2007:125-126) yaitu : pemahaman program, sesuai sasaran program, tepatan waktu program, tercapainya tujuan program, perubahan nyata program. Maka penulis akan menganalisis dan mendeskripsikan Efektifitas Program Posyanadu Lansia guna Meningkatkan Kesehatan Lansia melalui indikator- indikator tersebut.
Faktor Pendukung | Faktor Penghambat |
Mendapat dukungan berupa anggaran dari Dinas Kesehatan sebagai penunjang kegiatan | Dalam hal sarana dan prasarana : Posyandu Lansia Dahlia tidak memiliki ruangan khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut, |
Dalam hal SDM : kurangnya tenaga ahli dari puskesmas yang mendampingi kegiatan, |
1. Faktor- faktor pendukung pelaksanaan Program Posyandu Lansia di Desa Kebonagung Kacamatan Porong Kabupaten Sidoarjo.
Berdasarkan temuan dan hasil wawancara dengan informan, faktor pendukung dari program posyandu lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yaitu program posyandu lansia ini mendapatkan dukungan berupa anggaran dari Desa dan dari Dinas Kesehatan untuk menunjang kegiatan dari posyandu lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo. Anggaran yang diberikan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh kader posyandu lansia. Dengan didukung oleh anggaran dana dapat diharapkan program posyandu lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo ini dapat berjalan dengan baik.
2. Faktor- faktor penghambat pelaksanaan Program Posyandu Lansia di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo.
Berdasarkan temmuan dan hasil wawancara dengan informan, faktor penghambat dalam program posyandu lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut : 1) Dalam hal sarana dan prasarana guna menunjang kegiatan program posyandu lansia yang ada di Desa Kebonagung Kcematan Porong Kabupaten Sidoarjo masih sangat kurang memadahi. Dikarenakan tidak memiliki ruangan khusus untuk pelaksanaan program ini. Selama ini masih menggunakan aula balai desa sebagai tempat untuk dilangsungkannya kegiatan posyandu lansia seperti sosialisasi, pengecekan kesehatan, siraman rohani dan juga senam kesehatan lansia. 2) Dalam hal sumber daya manusia yang menjadi penghambat proses kegiatan posyandu lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo kurangnya tenaga ahli yang mampu menangani kegiatan yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo. Dalam hal tenaga ahli pihak posyandu lansia hanya memiliki 1 kepala bidan posyandu lansia, 3 kader posyandud lansia dan bantuan tenaga kesehatan sebanyak 1 dokter umum dan 1 perawat dari Puskesmas Kedungsolo.
Simpulan
Posyandu lansia Dahlia yang terletak di wilayah kerja puskesmas Kedungsolo memiliki jumlah lansia sebanyak 1.259 jiwa. Yang terbagi pada umur 60-69 tahun lansia laki- laki sebanyak 430 jiwa, sementara lansia perempuan sebanyak 525 jiwa. Umur 70-74 tahun banyaknya lansia laki-laki berjumlah 92 jiwa, sedangkan lansia perempuan sebanyak 112 jiwa. Sementara, untuk kategori usia 75 tahun keatas jumlah lansia laki- laki sebanyak 41 jiwa dan lansia perempuan sebanyak 59 jiwa. Posyandu lanisa di Desa Kebonagung Kecamatian Porong Kabuapten Sidoarjo rutin melakukan kegiatan posyandu lansia setiap 15 hari sekali. Posyandu lansia yang berada di Desa Kebonagung meliputi beberapa dusun Kluweh, Macan Mati, Kebonagung, Kendal, Balongsari yang dilakukan bergilir selama 15 hari sekali.
Dalam pelaksanaan Program Posyandu Lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat dari pemahaman program menunjukkan bahwa para lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yang telah diberikan melalui sosialisasi secara rutin dapat dikatakan mampu memahami program- program yang ada didalam posyandu lansia. Mereka telah memahami betapa pentingnya program ang telah dicanangkan oleh pemerintah guna meningkatkan taraf kesehatan bagi para lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo. Dalam hal ketepatan waktu program posyandu lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo belum berjalan dengan baik. Dikarenakan ada beberapa program kegiatan yang ada tidak berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Dalam hal sasaran program poisyandu lansia yaitu warga desa yang memiliki usia diatas 60 tahun keatas. Dalam hal tercapainya tujuan program dari posyandu lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo belum semuanya tercapai. Karena masih ditemukannya lansia yang tidak mengikuti program dengan alasan lokasi posyandu lansia ini jauh dari rumah mereka. Sehingga para kader dan petugas kesehatan tidak dapat memantau secara rutin kesehatan dari beberapa lansia yang tidak mengikuti program posyandu ini dari awal. Sejak dilaksanakannya program posyandu lansia perubahan nyata dari suatu program ini sangat bisa dirasakan oleh masyarakat dengan kategori lansia. Masyarakat lansia di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo rutin medapatkan bantuan kesehatan secara gratis dari Puskesman Kedung Solo. Selain itu mereka juga lebih bisa mandiri dalam menjaga kesehatan mereka. Masarakat kategori lansia yang ada di Desa Kebonagung mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan diusia lanjut.
Faktor pendukung dari program posyandu lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yaitu program posyandu lansia ini mendapatkan dukungan berupa anggaran dari Desa dan dari Dinas Kesehatan untuk menunjang kegiatan dari posyandu lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo. faktor penghambat dalam program posyandu lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo adalah sarana dan prasarana yang masih belum memadahi dan kurangnya tenaga ahli untuk menangani program posyandu lansia yang ada di Desa Kebonagung Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo.
References
- . Badan Pusat Statistik. (2019).
- ] K. Y.,Prasetyo, M.,Arifien, & A. Indrayati, A. Peran Posyandu Lansia dalam Meningkatkan Kesejahteraan Lansia di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati. Edu Geography, 6(3), 206-212.(2018)
- ] A. N. K.,Ilyas. Peran Posyandu Lansia Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Sejahtera Kelurahan Pasirmuncang. Jurnal Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah (E-Plus), 2(2).(2017)
- ] Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang "Kesejahteraan Lanjut Usia."
- ] Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang "Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia."
- ] Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang "Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia."
- ] R.,Rukmini, T., Tumaji, & L. Kristiana. Implementasi Program Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia Di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 25(1), 19-31.(2022)
- ] Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 57 Tahun 2011 yang Menyatakan Bahwa Pelayanan Kesehatan Bagi Lanjut Usia Dilaksanakan Melalui Posyandu Lanjut Usia.
- ] M. S.,Riza. Analisis Efektivitas Distribusi Zakat Produktif Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Mustahik (Studi Kantor Cabang Rumah Zakat Sumatera Utara). AT-TAWASSUTH: Jurnal Ekonomi Islam, 4(1), 137-159.(2021).
- ] A.,Purnomo. Efektivitas Program Dongeng Anak Dan Remaja Keliling (Darling) Dalam Meningkatkan Minat Baca Pelajar Di Kota Surabaya. (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).(2020).
- ]I., Anis, J.,Usman, & S. R.,Arfah. Efektivitas Program Pelayanan Kolaborasi Administrasi Kependudukan Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gowa. Kajian Ilmiah Mahasiswa Administrasi Publik (KIMAP), 2(3), 1104-1116.(2021)
- ] M. A.,Putri, & T.,Arini. Hubungan Peran Kader Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan Di Posyandu Lansia RW 1 Desa Kentangan Wilayah Kerja Puskesmas Sukomoro Kabupaten Magetan. Warta Bhakti Husada Mulia: Jurnal Kesehatan, 4(1). (2017)
- ] E. S.,Ningsih, S.,Aisyah, E. N.Rohmah, & K. N. S., Peningkatan Peran Kader Dalam Posyandu Lansia. Humantech: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia, 2(Spesial Issues 1), 191-197. (2022)
- ] F.,Nugrahani, & M.,Hum. Metode Penelitian Kualitatif. Solo: Cakra Books, 1(1), 3-4.(2014)
- ] S., Sarosa, (2021). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Pt Kanisius. (2021)
- ] E. E. (2009). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: IKAPI.