Economic Policy
DOI: 10.21070/ijppr.v25i2.1369

Accounts Payable, Intellectual Capital, and Corporate Value: Case Study of Food and Beverage Sector on IDX 2016-2020


Hutang Usaha, Modal Intelektual, dan Nilai Perusahaan: Studi Kasus Sektor Makanan dan Minuman di BEI 2016-2020

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Account Payable Policy Intellectual Capital Firm Value Food and Beverages Indonesia Stock Exchange

Abstract

This quantitative study investigates the influence of account payable policy and intellectual capital on the value of companies within the food and beverages sub-sector listed on the Indonesia Stock Exchange. Purposive sampling was employed to select a sample of eight manufacturing companies for the period 2016-2020. Data were collected using documentation techniques and analyzed using SPSS. Results indicate that while the account payable policy significantly affects firm value, intellectual capital does not exhibit a significant impact. These findings shed light on the strategic importance of managing account payables for enhancing firm value in the food and beverages industry.

Highlights :

  • The study investigates the influence of account payable policy and intellectual capital on firm value in the food and beverages sector.
  • Purposive sampling was used to select a sample of eight manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
  • Findings reveal that while account payable policy significantly affects firm value, intellectual capital does not demonstrate a significant impact.

Keywords: Account Payable Policy, Intellectual Capital, Firm Value, Food and Beverages, Indonesia Stock Exchange

Pendahuluan

Di era globalisai berbagai perusahaan harus tetap mencapai tujuannya untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak mungkin guna keberlangsungan hidup perusahan tersebut. Dan juga perusahaan harus mengoptimalkan laba yang maksimal bagi para pemegang saham. Dengan hal ini maka sebuah perusahaan perlu mengoptimalkan dalam upaya meningkatkan suatu nilai perusahaan. Maka dalam hal tersebut akan menjadikan nilai perusahaan sebagai tolak ukur bagi pasar nasional maupun dunia untuk melihat prospek perusahaan tersebut

Nilai perusahaan mencerminkan sejauh mana asset yang dipunyai perusahaan, dengan demikian nilai perusahaan ialah indikator kinerja perusahaan secara langsung mempengaruhi pandangan investor terhadap prospek masa depan perusahaan, ketika nilai perusahaan mencapai tingkat maksimum hal ini akan menumbuhkan kepercayaan yang tinggi pada seorang investor[1]. Nilai perusahaan adalah representasi dari nilai pasar, kondisi ketika sebuah perusahaan dapat memberikan jaminan kesejahteraan secara maksimum yaitu ketika harga saham naik, nilai perusahaan dan kesejahteraan investor juga meningkat..

Faktor pertama untuk melihat suatu nilai perusahaan ialah Kebijakan Account Payable. Kebijakan Account Payable adalah sumber pendanaan yang diperoleh dari pihak luar yang digunakan perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaan. Pertimbangan yang matang sangat penting dalam pengambilan keputusan terkait penggunaan utang, mengingat adanya biaya tetap yang harus ditanggung akibat bunga hutang[2]. Hal ini dapat meningkatkan leverage keuangan dan menimbulkan ketidakpastian terkait tingkat pengembalian bagi pemegang saham biasa. Kebijakan hutang (DER) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan[3]. Suatu kebijakan hutang (DER) tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan[4].

Jika besarnya hutang mendekati 100% maka nilai perusahaan akan maksimum, maksudnya adalah semakin banyak hutang yang dimiliki perusahaan, semakin banyak hutang yang didapatkan, maksudnya bukan kebangkrutan perusahaan melainkan perusahaan memiliki banyak peluang untuk menggunakan modal yang dapat memperluas dan mengembangkan nilai perusahaan. Dengan harapan semakin berkembangnya suatu perusahaan maka keuntungan yang didapat investor juga akan semakin meningkat dan para investor memiliki ketertarikan yang lebih untuk membeli saham perusahaan tersebut. Nilai perusahaan akan ikut naik jika harga saham naik. Kebijakan hutang (DER) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan[5]. Suatu kebijakan hutang (DER) tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan[6].

Faktor berikutnya untuk mengetahui nilai perusahaan, faktor penting yang perlu diperhatikan perusahaan adalah modal intelektual. Modal intelektual (Intellectual capital/(IC) ialah faktor yang memainkan peran krusial dalam mencapai nilai perusahaan. Modal intelektual adalah salah satu cara yang bisa diterapkan untuk menentukan dan melihat asset pengetahuan ialah modal intelektual (intellectual capital).[7]. Pada suatu perusahaan yang mampu mengelola investasi serta menciptakan nilai tambah yang memiliki dampak signifikan pada kinerja keuangan, yaitu akan terciptanya nilai bagi suatu perusahaan [8]. Elemen kunci yang tercermin dalam modal intelektual meliputi modal manusia (human capital), modal structural (structural modal), dan modal relasional (relational capital[9].

Globalisasi menuntut kepada perusahaan dan pelaku bisnis memiliki pembaharuan dalam berfikir secara global dan bertindak secara local, berinovasi teknologi yang semakin maju dan berkembang di segala komponen yang menjadikan dunia bisnis semakin ketat dalam persaingan pengelolaan intellectual capital (human capital), asset fisik (physical capital), serta structural capital sehingga memberikan nilai bagi perusahaan[10]. Menunjukkan bahwa intellectual capital (VAIC) memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Dimana intellectual capital memiliki pengaruh dalam upaya perusahaan menciptakan nilai yang lebih baik bagi para investor [11]. Banyak penelitian mengenail intellectual capital yang dilakukan oleh beberapa peneliti. Intellectual capital (IC) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan[12]. Namun berbeda dengan penelitian intellectual capital (IC) tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan[13].

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sector makanan dan minuman ( Food and Beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode tahun 2016-2020. Alasan dibalik pemilihan sampel perusahaan makanan dan minuman sebagai objek penelitian adalah karena perusahaan-perusahaan dalam sector makanan dan minuman memiliki daya tarik yang lebih bagi para investor. Terlepas dari apapun, perusahaan makanan dan minuman tetap beroperasi stabil meskipun perekonomian Indonesia saat ini kurang stabil, perusahaan akan mengupayakan dalam peningkatan kualitas kebutuhan saat ini. Dikarenakan semua masyarakat memerlukan Food and Beverage sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-harinya.Perusahaan sektor Food and Beverage memiliki kontribusi yang tinggi terhadap pertumbuhan perekonomian nasional dan memiliki fungsi penting dalam kehidupan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sehingga ini merupakan alas an memilih perusahaan sektor Food and Beverage sebagai objek dalam penelitian ini.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sector makanan dan minuman ( Food and Beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode tahun 2016-2020. Alasan dibalik pemilihan sampel perusahaan makanan dan minuman sebagai objek penelitian adalah karena perusahaan-perusahaan dalam sector makanan dan minuman memiliki daya tarik yang lebih bagi para investor. Terlepas dari apapun, perusahaan makanan dan minuman tetap beroperasi stabil meskipun perekonomian Indonesia saat ini kurang stabil, perusahaan akan mengupayakan dalam peningkatan kualitas kebutuhan saat ini. Dikarenakan semua masyarakat memerlukan Food and Beverage sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-harinya.Perusahaan sektor Food and Beverage memiliki kontribusi yang tinggi terhadap pertumbuhan perekonomian nasional dan memiliki fungsi penting dalam kehidupan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sehingga ini merupakan alas an memilih perusahaan sektor Food and Beverage sebagai objek dalam penelitian ini.

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variable intellectual capital dan periode tahun perusahaan[14]..

Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan adanya perbedaan hasil penelitian yang signifikan pada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk menjadikan topik ini sebagai judul penelitian skripsi“ PENGARUH KEBIJAKAN ACCOUNT PAYABLE DAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2016-2020”.

Rumusan Masalah

1. Berdasarkan ulasan dari latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

2. Apakah kebijakan Account Payable berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?

3. Apakah Intellectual Capital berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?

Metode

Pendekatan Penelitian

Metode yang akan diterapkan dan digunakan pada penelitian ini menggunkan pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada sebuah pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka serta melakukan analisis data dengan prosedur statistic. “metode penelitian kuantitatif ialah suatu metode penelitian berdasarkan pada filsafat positivism, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,dalam pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan” [15].

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena melibatkan data numeric yang digunakan untuk menguji populasi dan sampel tertentu. Data tersebut dikumpulkan oleh penulis dari perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode ini diambil jarena digunkan untuk mengetahui pengaruh Kebijakan Account Payable terhadap Nilai Perusahaan dan pengaruh Intellectual capital terhadap Nilai perusahaan pada tahun 2016-2020.

Definisi Oper . asi onal , Identifikasi Variabel, dan Indikator

Definisi Operasional penelitian ini meliputi dari 2 (dua) variabel bebas (independen) dan 1 variabel terikat (dependen) yang akan dijelaskan berikut ini :

1. Variabel bebas (independen)

a. Kebijakan Account Payable (DER) (X1) Kebijakan hutang merupakan suatu keputusan yang menentukan besarnya penggunaan sumber dana hutang yang dipergunkan guna membiayai kebutuhan operasional perusahaan. Kreditor lebih memilih menyukai rasio hutang yang lebih rendah dikarenakan semakin rendah angka rasionya, maka semakin besar pendanaan dari kerugian yang dialami kreditor apabila terjadi likuidasi. Variabel ini diukur dengan rasio debt to equity ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan hutang serta modal sendiri (ekuitas). Penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut[16] :

DER =(Total Hutang)/(Total Ekuitas)

b. Intellectual Capital (X2) Intellectual Capital adalah suatu aset tidak berwujud, termasuk informasi dan pengetahuan yang dimiliki badan usaha yang harus dikelola dengan baik untuk memberikan keunggulan kompetitif bagi badan usaha [17]. Nilai VAIC™ (Value Added Intellectual Coefficient) dapat dimanfaatkan dalam pengukuran kinerja Modal Intelektual (IC). Model ini diawali dengan kesanggupan suatu perusahaan dalam menciptakan Value Added. Langkah-langkah dalam menghitung nilai VAIC™ adalah sebagai berikut :

1. Menghitung nilai Value Added (VA) VA = Output – Input

Keterangan : VA : Value Added Output : Total penjualan (sales) dan pendapatan lain Input : beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan)

2. Menghitung nilai Value Added Capital Employee (VACA) VACA = VA/CE

Keterangan : VACA : Rasio dari VA terhadap CE VA : Value Added CE : Dana yang tersedia (ekuitas,laba bersih)

3. Menghitung nilai Value Added Human Capital (VAHU) VAHU = VA/HC

Keterangan: VAHU : Rasio dari VA terhadap HC VA : Value Added HC : Human Capital/Beban Karyawan

4. Menghitung nilaai Structural Capital value Added (STVA) STVA = SC/VA

Keterangan : STVA : Rasio SC terhadap VA. SC : VA – HC. VA : Value Added.

5. Menghitung nilai VAIC™ VAIC™ = VACA + VAHU + STVA

Keterangan : VAIC™ : Value Added Intellectual Capital VACA : Value Added Capital Employee VAHU : Value Added Human Capital STVA : Structural Capital Value Added

2. Variabel terikat (dependen) Nilai perusahaan dapat digambarkan pada ada kekuatan tawar menawar saham. Namun perusahaan diperkirakan mempunyai prospek di masa yang akan dating, maka menjadikan nilai saham tinggi. Namun sebaliknya, perusahaan dinilai kurang memiliki prospek sehingga harga saham menjadi rendah. Nilai perusahaan memiliki beberapa jenis antara lain nilai nominal, nilai pasar, nilai intrinsic, nilai buku dan nilai likuidasi [18]. Price to Book Value (PBV) adalah seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham perusahaan. Maka semakin tinggi rasio, berarti tingkat kepercayaan pasar pada prospek perusahaan tersebut semakin tinggi. Semakin tinggi rasio PBV, semakin tinggi kinerja perusahaan dinilai oleh pemodal atau investor [19].

Populasi dan Sampel

a. Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek-obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti guna dipelajari dan kemudian ditarik kesiumpulannya [20]. Dalam penelitian ini, populasi yang menjadi obyek penelitian adalah perusahaan sector Food and Beverages yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI). Pada penelitina saat ini penulis menggunakan laporan keuangan dan laporan tahuna pada periode tahun 2016-2020.

b. Sampel Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi yang digunakan besar, sehingga peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya dikarena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu [21].

Perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel adalah Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam penelitian ini metode pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah tehnik yang digunakan guna menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu[22].

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini pada perusahaan sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020 berjumlah 8 perusahaan.

Jenis dan Sumber Data

a. Jenis data Pada penelitian ini merupakan jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif. Data kuantitatif dapat didefinisikan sebagai metode penelitian yang dipergunakan untuk menguji populasi ataupun sampel tertentu dan analisis datanya bersifat statistik atau kuantitatif yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya [23].

b. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Sumber sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung dan memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen [24]. Data sekunder penelitian ini adalah sumber data yang diperoleh melalui Galeri Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini merupakan dokumentasi. Cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan [25]. Teknik pengumpulan data secara dokumentasi dilakukan dengan melakukan pencarian serta pencatatan informasi yang dibutuhkan pada data sekunder perusahaan Food and Beverages periode tahun 2016-2020.Data dalam penelitian ini diperoleh dari galeri Bursa Efek Indonesia (BEI) di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)

Tehnik Analisis Data

a) Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ialah statistik yang biasa digunakan dalam menganalisis data dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul dan tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penyajian Statistic deskriptif pada penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil dan perhitungan persentase[26].

b) Uji Asumsi klasik Uji Asumsi Klasik ialah merupakan pernyataan pengujian dalam menganalisis regresi linier barganda. Analisis regresi memilik tujuan dalam mendapatkan gambaran secara menyeluruh yang mencakup hubungan antara variabel independen dan variabel dependen secara parsial. Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda, metode mensyaratkan untuk melakuakan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil yang terbaik [27]. Pengujian asumsi klasik sebagai berikut :

1) Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan unuk menguji apakah variabel independen dan dependen yang terdapat dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik yaitu memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji statistik Kolmogorov_Smirnov Test dan analisis Grafik P- Plot, Untuk membantu kelancaran analisis maka peneliti menggunakan alat bantu program SPSS.

2) Uji Multikolinearitas Uji multikolinerialitas memiliki tujuan dalam pengujian apakah model regresi tesebut ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada multikolinerialitas antara variabel independen dalam model regresi [28]. Untuk membantu kelancaran analisis data maka peneliti menggunakan alat bantu program SPSS. Suatu kriteria ada atau tidaknya gejala multikolinieritas ialah sebagai berikut[29]:

-Apabila nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka dapat dinyatakan bebas multikolinieritas. -Apabila nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10 maka dapat dinyatakan terjadi multikolinieritas.

3) Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas memiliki tujuan dalam menguji apakah dalam model regresi terjadi perbedaan varians dalam residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi dikatakan baik adalah heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas [30]. Dalam langkah mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan Scatterplot maka Untuk membantu kelancaran analisis data maka peneliti menggunakan alat bantu program SPSS. Dalam pengunaan SPSS untuk mendeteksi ada serta tidaknya heteroskedatisitas dengan cara mengamati apakah terdapat pola grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, antara lain dengan kriteria berikut [31]. Apabila adanya pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang beraturan, maka hal ini menandakan terjadinya heteroskedastisitas. Apabila tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal in menandakan tidak terjadinya heteroskedastisitas.

4) Uji Autokorelasi Regresi yang baik merupakan regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk itu dilakukan uji Autokorelasi guna mengetahui apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t – 1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi [32]. Ketentuan Durbin Watson (DW) adalah sebagai berikut[33] :

-Terjadi autokorelasi positif, jika DW dibawah -2 (DW < -2) -Tidak terjadi autokorelasi, jika DW berada diantara -2 dan +2 (-2<DW<+2) -Terjadi autokorelasi negative, jika DW diatas +2 (DW>+2)

c. Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, ditunjukkan dengan pengaruh antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) [12]. Secara statistik dapat di ukur dengan nilai statistik T dan berdasarkan persamaan regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = α - β1 X1 + β2 X2 + e

Keterangan : Y= Nilai Perusahaan α = Konstanta β = Koefisien Regresi X1= Kebijakam Account Payable X2= Intellectual Capital

Uji Hipotesis

a. Uji T Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Dengan tingkat signifikan 0,05 maka hasil uji t dapat dihitung dengan bantuan program SPSS serta dapat dilihat tabel thitung (Tabel Coefficients) [10]. Berikut adalah kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis. Ketentuan yang dilakukan dalam uji t adalah sebagai berikut [23]:

1. Jika nilai signifikasi < 0,05 atau 5%, maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai signifikasi > 0,05 atau 5%, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1

A. Hasil 1. Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 40 ,14 1,99 ,7883 ,54530
X2 40 -1,10 5,62 2,9074 1,27355
Y 40 ,00 1,35 ,3250 ,39414
Valid N (listwise) 40
Table 1. Statistik Deskriptif

Tabel diatas menunjukkan gambaran secara umum statistik deskriptif berupa variabel dependen serta variabel independen. Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa Account Payable memiliki nilai minimum sebesar 0,14 dan nilai maximum sebesar 1,9851. Sedangkan nilai rata-rata (mean) ialah sebesar 0,7882 dengan standart deviasi sebesar 0,5453.

b. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa Intellectual capital memiliki nilai minimum sebesar -1,0981 dan nilai maximum sebesar 5,6214. Sedangkan nilai rata-rata (mean) ialah sebesar 2,9073 dengan standart sebesar 1,2735.

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa Nilai Perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0,0014 dan nilai maximum sebesar 1,3461. Sedangkan nilai rata-rata (mean) ialah standart deviasi sebesar 0,3941.

2. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan guna mengetahui data sampel pada variabel dependen serta variabel independen berdistribusi normal atau tidak. Untuk menentukan apakah data terdistribusi normal atau tidak, dilakukan pengujian menggunakan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi dari uji tersebut > 5%, maka data dapat dianggap terdistribusi secara normal. (Widarjono, 2015). Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikasi lebih besar dari 5% atau 0,05

Analisis Grafik Normal P-P PlotSuSSumne

Figure 1.

Berdasarkan Gambar analisis hasil output SPSS diatas, menunjukkan bahwa Uji normalitas menunjukkan bahwa data penelitian ini memiliki titik-titik yang tersebar secara seragam di sekitar garis diagonal dan mengikuti pola garis diagonal tersebut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini memiliki distribusi yang mendekati normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 40
Normal Parameters a,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,29610795
Absolute ,103
Positive ,095
Negative -,103
Kolmogorov-Smirnov Z ,653
Asymp. Sig. (2-tailed) ,788
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Table 2.

Dalam hasil Output data penelitian hasil uji normalitas kolmograv-smirnov menampilkan bahwa nilai Asymp sig. (2-tailed) sebesar 0,788 > 0,05 artinya data dalam Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa data memenuhi persyaratan normalitas yang ditetapkan atau dapat menyimpulkan bahwa data pada penelitian ini berdistribusi normal.

3. Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1. (Constant)
X1 0,606 1,650
X2 0,606 1,650
a. Dependent Variable: Y
Table 3. Uji Multikolinearitas

Dari hasil data pengujian multikolinearitas tabel 4.3 disimpilkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai toleransi untuk setiap variabel independen > 0,10, sementara nilai VIF (variance inflation factor) < 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat masalah multikolinearitas berdasarkan hasil uji multikolinearitas.

4. Uji Heteroskedastisitas

Dalam upaya mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas, metode yang digunakan adalah melalui analisis scatterplot. Berikut ini adalah hasil dari pengujian heteroskedastisitas:

Figure 2.

Dari visualisasi scatterplot di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik data tidak membentuk pola khusus dan tersebar secara acak di atas dan di bawah angka nol (0) pada sumbu Y. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak ada indikasi adanya heteroskedastisitas dalam data tersebut

5. Uji Autokorelasi Dalam uji autokorelasi memiliki tujuan guna menguji apakah dalam model regresi linier pada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu t-1 (sebelumnya). Pada penelitian penerapan dengan cara dalam menguji ada atau tidaknya autokorelasi antar variabel ialah dapat dilihat pada tabel D-W (Durbin – Watson) dengan hasilnya sebagai berikut

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,660a ,436 ,405 ,304 ,842
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Table 4.Hasil Uji Autokorelasi

Dalam penelitian ini hasil uji auokorelsi sehingga bisa dilihat bahwa Drbin-Waton sebesar 1,036. Durbin-Watson diantara -2 sampai +2 yang dapat diartikan tidak ada autokorelasi[15].

6. Analisis Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan dalam analisis pengolahan data. Dalam penelitian ini regresi linier berganda menggunakan dua variabel independen terhadap satu variabel dependen. Analisis regresi linier berganda dipergunakan guna mengetahui pengaruh Account Payable dan Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan. Dalam penelitian ini analisis diolah menggunakan SPSS. Persamaan regresi linier berganda dinyatakan sebagai berikut :

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + e

Keterangan:

Y= Nilai Perusahaan

α= Konstanta

β= Koefisien Regresi

X1 = Kebijakan Account Payable

X3 = Intellectual Capital

Dalam pengolahan data dengan menggunakan SPSS 26, diperoleh hasil regresi linier berganda sebagai berikut :

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T sig
B Std. Error Beta
1 (Constant) 0,267 0,217 1,230 0,226
X1 0,348 0,482 0,482 3,038 0,004
X2 -0,074 0,49 -0,241 -1,516 0,138
a. Dependent Variable: Y
Table 5.Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber : Output Hasil SPSS

Y = 0,267 + 0,348 X1 -0,074 X2 + e

Keterangan: X1 = Kebijakan Account Payable X2 = Intellectual Capital

Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis regresi lienier berganda sebagai berikut : 1. “Konstanta sebesar 0,267 ialah apabila X1 dan X2 nilainya ialah 0 atau tidak ada, maka nilai Y ialah 0,267”. 2. “Koefisien regresi variable X1 sebesar 0,348 yang artinya apabila variabel independent lain nilainya tetap dan X1 mengalami kenaikan 1%, maka nilai Y akan mengalami penambahan sebesar 0,348”. 3. “Koefisien regresi variable X2 sebesar -0,074 yang artinya apabila variabel independent lain nilainya tetap dan X2 mengalami penurunan 1%, maka nilai Y akan mengalami penambahan sebesar -0,074”.

7. Uji T

Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan uji T yang dipergunakan guna mengukur tingkat pengaruh signifikansi secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen di perusahaan Food and Beverages. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α=5%).Berikut adalah kriteria penerimmaan dan pnolakan hopotesis. Ketentuan yang diakukan dalam uji t adalah sebagai berikut [14]:

1.Jika nilai signifikasi < 0,05 atau 5%, maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. 2.Jika nilai signifikasi > 0,05 atau 5%, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig
B Std. Error Beta
1. (Constant) 0,267 0,217 1,230 0,226
X1 0,348 0,482 0,482 3,038 0,004
X2 -0,074 0,49 -0,241 -1,516 0,138
a. Dependent Variable: Y
Table 6.Hasil Uji T

Berikut ialah penjelasan dari hasil uji t dari penelitian diatas: 1. Kebijakan Account Payable (X1) Berdasarkan hasil penelitian diatas nilai signifikan Pada variabel Kebijakan Account Payable Der (X1), terdapat nilai signifikansi sebesar 0,004 yang < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Kebijakan Account Payable memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (Y).

2. Intellectual Capital (X2) Berdasarkan hasil penelitian diatas nilai signifikan pada Pada variabel IC (X2), terdapat nilai signifikansi sebesar 0,138 yang > 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel Intellectual Capital tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (Y).

B. Pembahasan .

1. H1 Pengaruh Kebijakan Account Payable Terhadap nilai Perusahaan Hasil penelitian mendukung hipotesis pertama yang menyatakan bahwa variabel Kebijakan Account Payable memiliki pengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada perushaan food and beverages yang terdaftar di Bursa efek indonesia periode 2016-2020. Berdasarkan hasil uji parsial (Uji t) pada tabel 4.6 diatas diketahui bahwa variabel Kebijakan Account Payable (X1) memiliki nilai signifikansi 0,004 < 0,05 dan diketahui t hitung lebih kecil dari t tabel (3,038 > 2,024), dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kebijakan Account Payable yang menunjukkan nilai positif yang memiliki arti semakin tinggi DER mencerminkan semakin tinggi komposisi hutang perusahaan dibandingkan dengan modal sendiri. Apabila semakin tingginya nilai hutang suatu perusahaan, sehingga investor menganggap perusahaan memiliki banyak kesempatan dalam pengeloaan modalnya yang dapat digunakan pengembangan dengan harapan semakin berkembangnya perusahaan sehingga keuntungan bagi investor akan mengalami peningkatan. Kebijakan Account Payable berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan[25]. Bahwa hutang suatu perusahaan semakin tinggi memiliki cerminaan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Hal ini menciptakan anggapan suatu investor bahwa semakin tinggi nilai hutang suatu perusahaan yang digunakan dalam pengeloaan modalnya, sehingga diharapkan pengunaan hutang ini digunakan dalam pengembangan perusahaan. Faktor ini menjadikan keuntungan yang akan didapat oleh seorang investor akan mengalami peningkatan. Hal ini akan menyebabkan nilai perusahaan meningkat pula. Yang menunjukkan Kebijakan Acount Payable berpengaruh signifikan terhaap nlai perusahaan[1][26][17].

2. H2 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan Hasil penelitian mendukung hipotesis pertama bahwa variabel Intellectual Capital tidak memiliki pengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2020. Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) pada tabel 4.6 diatas diketahui variabel Intellectual Capital (X2) memiliki nilai signifikansi 0,138 > 0,05 dan diketahui t hitung lebih kecil dari t tabel (-1,516 < 2,024), maka dapat disimpulkan bahwa Intellectual capital tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian ini membuktikan bahwa Intellectua Capital tidak memiliki pengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini menjelaskan bahwa seorang investor dalam mengukur kinerja perusahaan kurang dalam mempertimbangkan Intellektual Capital untuk melihat Nilai Perusahaan, dikarenakan seorang investorlebih memilih melihat fktor lain dalam mengkur niai prusahaan yaitu sperti hrga sham persahaan. Intellectual capital tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan[18]. Manajemen Intellectual Capital ialah urusan perusahaan itu sendiri dan tidak memiliki efek langsung pada seorang investor. Apabila Intellectual Capital telah memenuhi standar sehingga bagi seorang investor sudah memenuhi syarat, hal ini tidak dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Perusahaan publik biasanya sudah memenuhi standar tersebut. Penelitian sejalan dengan menunjukka Intelectual Capital tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan [30]

Simpulan

Hasil penelitian ini membahas tentang Pengaruh Kebijakan Account Payable danIntellectual capital terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periodde tahun 2016-2020 memiliki kesimpulan bahwa hasil temuan peneltian pengujian hipotesis sebagai berikut :

1. Kebijakan Account Payable berpengaruh posittif terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa Kebijakan Account Payable memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi proporsi penggunaan hutang dalam modal perusahaan, semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan dari pihak luar. Dengan memanfaatkan hutang secara optimal, nilai perusahaan dapat meningkat

2. Intellectual capital tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Berdasarkan penelitian ini, ditemukan bahwa Intellectual Capital tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Temuan ini mengindikasikan bahwa investor dalam pengambilan keputusan investasi tidak mempertimbangkan Intellectual Capital sebagai faktor penilaian utama dalam menentukan nilai perusahaan. Sebaliknya, investor cenderung lebih fokus pada faktor-faktor lain seperti harga saham perusahaan dalam mengukur nilai perusahaan.

References

  1. J. Barney, "Firm Resources and Sustained Competitive Advantage," Management, vol. 17, no. 1, pp. 99–120, 1991.
  2. W. Y. G. A. Agustina and N. K. Sinarwati, "Pengaruh Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada Perusahaan BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2011-2013)," E-Journal Akunt. Univ. Pendidik. Ganesha, vol. 3, no. 1, pp. 1–11, 2015.
  3. A. U. Widyaningdyah and Y. A. Aryani, "Intellectual Capital Dan Keunggulan Kompetitif (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Versi Jakarta Stock Industrial Classification-JASICA)," J. Akunt. Dan Keuang., vol. 15, no. 1, pp. 1–14, 2013.
  4. I. Ulum, "Intellectual Capital Model Pengukuran, Framework Pengungkapan, Dan Kinerja Organisasi," Univ. Muhammadiyah Malang, 2020.
  5. E. H. Tambunan, H. Sabijono, and R. Lambey, "Pengaruh Keputusan, Investasi Dan, Kebijakan Hutang, Terhadap Nilai, Ekonomi Bisnis, and Jurusan Akuntansi. Pengaruh Keputusan Investasi Dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Konstruksi Di Bei," J. Ris. Ekon. Manajemen, Bisnis Dan Akunt., vol. 7, no. 3, 2019, doi: 10.35794/emba.v7i3.25144.
  6. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Jakarta: Alfabeta, 2017.
  7. S. Sriyono and R. Abdi, "Implikasi Kepemilikan Manajerial, Roe, Der Dan Nilai Tukar Terhadap Kebijakan Deviden Serta Dampaknya Pada Price To Book Value," Semin. Nas. Ris. Manaj. Dan Bisnis 2017, pp. 55–542, 2017.
  8. S. Ratih Nurmala, "Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia," pp. 1–111, 2020.
  9. A. Sanusi, Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat, 2011.
  10. B. Santoso, Keagenan (Agency). Bogor: Ghalia Indonesia, 2015.
  11. M. Rahayu and B. Sari, "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan," Siasat Bisnis, vol. 13, no. 2, pp. 78–173, 2009.
  12. P. Pratiwi, "Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Hutang Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)," E-Jurnal 127, 2018.
  13. A. Pulic, "Measuring the Performance of Intellectual Potential in Knowledge Economy," 1998.
  14. N. M. Pambudi and Andayani, "Pengaruh Modal Intelektual Dan Indeks Pengungkapan Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan," J. Ilmu Dan Ris. Akunt., vol. 6, no. 5, 2017.
  15. Normayanti, "Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Emperis Pada Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)," E-Journal Adm. Bisnis, vol. 5, no. 2, pp. 53–144, 2017.
  16. N. Lestari and R. C. Sapitri, "Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan," Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis, vol. 4, no. 1, pp. 28–33, 2016.
  17. M. Yusuf, "Pengaruh Profitabilitas, Keputusan Investasi, Kebijakan Hutang, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Tergabung Di Indeks Saham Syariah Indonesia (Issi) Periode 2012 – 2016," J. Akuntansi, Ekon. Dan Manaj. Bisnis, 2019.
  18. R. Kurniawan, "Pengaruh Kepemilikan Internal, Kualitas Audit, Kebijakan Hutang, Intellectual Capital Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2019)," Akuntansi, 2020.
  19. N. K. V. Jumiari and I. P. Julianto, "Pengaruh Intellectual Capital, Kebijakan Keuangan, dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) (Studi pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2017-2019)," J. Ilm. dan Humanika, vol. 10, no. 3, Oct. 2020.
  20. D. Hermawan, "Pengaruh Modal Intelektual Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Indeks LQ 45 Periode 2009-2016," Skripsi FEB Univ. Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta, 2017.
  21. S. Hasnawati, "Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik Di Bursa Efek Indonesia," JAAI, vol. 9, no. 2, pp. 26–117, 2005.
  22. I. Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS," Badan Penerbit Univ. Diponegoro, 2013.
  23. I. Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25," Badan Penerbit Univ. Diponegoro, 2018.
  24. I. Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (Badan Pene)," Badan Penerbit Univ. Diponegoro, 2011.
  25. P. G. N. S. C. Frederik and V. N. Untu, "Analisis Profitabilitas, Kebijakan Hutang Dan Price Earning Ratio Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Retail Trade Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia," EMBA, vol. 3, no. 1, pp. 1242–1253, 2015.
  26. N. Fauzia and L. Amanah, "Pengaruh Intellectual Capital, Karakteristik Perusahaan, Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan," Ilmu Dan Ris. Akunt., vol. 5, no. 4, pp. 1–22, 2016.
  27. E. F. Brigham and J. F. Houston, "Dasar-Dasar Manajemen Keuangan," Salemba Empat, Jakarta, 2018.
  28. R. I. D. Dhevanti and Budiyono, "Pengaruh Intellectual Capital, Profitabilitas Dan Kebijakan Hutang Terhadap Bilai Perusahaan," Akunt. dan Pajak, 2022. [Online]. Available: stie-aas.ac.id/index.php/jap
  29. F. E. Darmayanti and F. Sanusi, "Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional Dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011- 2015)," Sains J. Manaj. dan Bisnis, vol. 11, no. 1, pp. 7–17, Dec. 2018, doi: 10.35448/jmb.v11i1.4284.
  30. F. Dahlan and M. Suwandi, "Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Jasa Perbankan Yang Terdaftar Di BEI," J. Akunt. Perad., vol. 2, no. 1, pp. 64–88, 2016.
  31. S. E. Badingatus Solikhah and W. Meiranto, "Implikasi Intellectual Capital Terhadap Financial Performance, Growth Dan Market Value; Studi Empiris Dengan Pendekatan Simplistic Specification," Simp. Nas. Akunt. XIII, 2010.
  32. E. Brigham and J. Houston, "Fundamentals of Financial Management," 3rd ed., vol. 11. Jakarta, 2016.
  33. R. Z. Alza and A. G. S. Utama, "Pengaruh Kebijakan Pendanaan, Kebijakan Investasi, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Risiko Bisnis Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ45 2011-2015)," J. Ris. Akunt. Dan Bisnis, pp. 396–415, 2018.