Village-Owned Enterprises Development: HR Innovation Barriers in Ketapang Village, Sidoarjo

Perkembangan Usaha Milik Desa: Hambatan Inovasi Sumber Daya Manusia di Desa Ketapang, Sidoarjo

Authors

  • Amak Nasrul Program Studi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
  • Ilmi Usrotin Choiyirah Program Studi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.21070/ijppr.v26i1.1440

Keywords:

Village Government, BUMDes, Local Economy, HR Obstacles, Rural Development

Abstract

General Background: Sustainable rural development hinges on empowering local economies, with Village-Owned Enterprises (BUMDes) serving as the primary vehicle for achieving community welfare. Specific Background: The Village Government plays a crucial statutory role as regulator, dynamizer, facilitator, and catalyst to ensure BUMDes' success, as mandated by the Village Law in Indonesia. Knowledge Gap: While the government's role is well-defined, the specific challenges encountered in operationalizing this role and their direct link to the BUMDes' success in a particular region require detailed examination. Aims: This research analyzes and describes the Village Government's multifaceted role in developing BUMDes in Ketapang Village, Sidoarjo. Results: The government actively provides capital (e.g., Rp 230 million for Califour Tourism) and technical training, but the primary constraint is the BUMDes management's lack of innovation, digital promotion skills, and general capability. Novelty: This study provides empirical evidence of how the government's four roles (Regulator, Dinamizator, Facilitator, Catalyst) interact with specific HR and financial limitations in Ketapang Village, offering precise local solutions. Implications: To achieve sustainable development, the government must shift its focus from general training to targeted capacity-building programs that specifically address human resource quality and digital literacy.

Highlights:

  1. Village Government actively provides capital and regulatory support to BUMDes units.

  2. Development is primarily hindered by low human resources capability and innovation.

  3. Training efforts must be re-focused on BUMDes managers' digital and managerial skills.

Keywords: Village Government, BUMDes, Local Economy, HR Obstacles, Rural Development

References

Berikut daftar referensinya setelah diberi nomor urut sesuai permintaan:

[1] A. W. (2016). Chintary, Valentine QueenChintary, V. Q., & Lestari, W. (2016). Peran Pemerintah Desa Dalam Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 5(2), 59–63.

[2] Chintary, V. Q., Asih, D., & Lestari, W. (2016). Peran Pemerintah Desa Dalam Mengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP), 5(2), 59.

[3] Darwita, I. K., & Redana, D. N. (2018). Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Pengangguran Di Desa Tejakula Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng. E-Journal Universitas Panji Sakti, 9(1), 51–60.

[4] Fifianti, F., Alyas, A., & Mone, A. (2018). Peran Pemerintah Desa Dalam Pengembangan Badan Usaha Milik Desa Di Desa Patani Kecamatan Mappkasunggu Kabupaten Takalar. Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, 4(3), 282.

[5] Hasanah, H., & Jupriyanti, S. D. (2023). Strategi BUMDes untuk Meningkatkan Kolaborasi Lintas Agama: Studi Kasus di Desa Kulu, Pekalongan. Jurnal Pendidikan Non Formal, 1(2), 10. https://doi.org/10.47134/jpn.v1i2.152

[6] Martarida Bagaihing, C. M. M., Beno, J. B., & Nugraha, Y. E. (2020). Peraturan Desa Nomor: 06 Tahun 2020 Sidoarjo. Pemerintah Desa Ketapang.

[7] Martarida Bagaihing, M., Beno, J. B., Nugraha, Y. E., & [Penulis Lain]. (2023). Peranan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam Pengembangan Wisata Kuliner Lokal di Desa Tuamese Kabupaten Timor Tengah Utara. Tourism Journal, 6(2), 111–119.

[8] Peraruran Daerah Nomor 15 Tahun 2019 [Tentang Pendirian dan Pengelolaan BUMDes]. (2019). BMC Public Health, 5(1), 1–11.

[9] Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 4 Tahun 2009 [Tentang Tata Cara Pendirian dan Pengelolaan BUMDes]. (2024). [Dokumen Pemerintah Daerah].

[10] Putri Nugrahaningsih, H. M. (2018). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. [Dokumen Pemerintah].

[11] Rahmatika, D. N., Subroto, S., Indriasih, D., & Prihadi, D. (2021). Strategi Pengembangan Kualitas Bumdes; Pendekatan Model Tetrapreneur Serta Kemitraan Dengan Perguruan Tinggi Dan Perbankan. Jurnal Industri Kreatif dan Kewirausahaan, 2(2), 84–95. https://doi.org/10.36441/kewirausahaan.v2i2.58

[12] Raintung, A., Sambiran, S., & Sumampow, I. (2021). Arif dalam Adhawati (2012:9). Jurnal Governance, 1(2), 1–9.

[13] Riyanti, N., & Adinugraha, H. H. (2021). Optimalisasi Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Singajaya Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Di Desa Bodas Kecamatan Watukumpul). Al-Idarah: Jurnal Manajemen dan Bisnis Islam, 2(1), 80–93. https://doi.org/10.35316/idarah.2021.v2i1.80-93

[14] Ulumiyah, I., Juli, A., Gani, A., & Mindarti, L. I. (n.d.). Peran Pemerintah Desa Dalam Memberdayakan Masyarakat Desa (Studi Pada Desa Sumberpasir Kecamatan Pakis Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Publik, 1(5), 890–899.

[15] Yuliat, S. B. (2023). Efektivitas Pengaturan Hukum Mengenai BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Dalam Meningkatkan UMKM Desa (Studi Kasus Di Bumdes Ploso Café Watu Wayang Desa Ploso). Jurnal Hukum, 3(9).

Published

2025-01-02

How to Cite

Nasrul , A., & Choiyirah, I. U. (2025). Village-Owned Enterprises Development: HR Innovation Barriers in Ketapang Village, Sidoarjo: Perkembangan Usaha Milik Desa: Hambatan Inovasi Sumber Daya Manusia di Desa Ketapang, Sidoarjo. Indonesian Journal of Public Policy Review, 26(1), 10.21070/ijppr.v26i1.1440. https://doi.org/10.21070/ijppr.v26i1.1440