Fitria Fatimah Sakinah (1), Ilmi Usrotin Choiyirah (2)
General Background: The shift toward Electronic-Based Government Systems (SPBE) necessitates the adoption of technology in local administration to modernize management and enhance public service delivery. Specific Background: The Larangan Village Government adopted the E-Buddy application to manage official correspondence, but its actual output on employee performance requires empirical scrutiny. Knowledge Gap: While E-Office adoption is increasing, studies validating its specific effectiveness using established organizational performance indicators, particularly at the village governance level, remain limited. Aims: This research analyzes the effectiveness of the E-Buddy application in improving employee performance at the Larangan Village Government, using Gibson’s five organizational performance indicators. Results: E-Buddy demonstrates effectiveness in two key areas: Production, by increasing work productivity through technological leverage, and Efficiency, by significantly reducing managerial time and costs, although recurring technical issues persist. Employee Satisfaction is informally acknowledged but requires formal measurement. Adaptation is gradual, and long-term Organizational Development is viewed optimistically. Novelty: This study provides the first comprehensive effectiveness assessment of the E-Buddy application against the Gibson performance framework in a village context, confirming its success primarily in technical efficiency. Implications: The findings suggest prioritizing technical infrastructure upgrades and establishing formal satisfaction metrics to maximize the application's benefits and ensure sustainable organizational development.
Highlights:
E-Buddy implementation successfully increased administrative production and managerial efficiency.
Technical problems, such as network instability, remain the primary constraint.
Employee satisfaction with the application's benefits is informal and requires formal assessment.
Keywords:Effectiveness, Organizational Performance, E-Buddy, Productivity, Village Government.
Setiap instansi pemerintah tanpa terkecuali, senantiasa terlibat dalam kegiatan administrasi karena administrasi merupakan suatu elemen yang tak terpisahkan dari setiap lingkup pekerjaan atau aktivitas organisasi. Administrasi bukan hanya sekedar serangkaian tugas atau proses, melainkan fondasi yang mendukung kelancaran dan keteraturan berbagai kegiatan di dalam pemerintahan. Dalam konteks ini, administrasi mencakup pengelolaan data, pelaksanaan kebijakan, dan koordinasi berbagai sumber daya, yang secara bersama-sama memastikan berfungsinya sebuah instansi pemerintah [1]. Sebagai suatu bagian integral dalam kehidupan pemerintahan, administrasi memainkan peran kunci dalam menjaga efisiensi operasional dan memberikan dasar yang kokoh bagi pelayanan publik. Tidak hanya itu, administrasi juga membentuk landasan untuk pemantauan dan evaluasi kinerja, memungkinkan perbaikan berkelanjutan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Keseluruhan proses administratif ini tidak hanya mencakup tanggung jawab internal, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap hubungan dengan masyarakat, menciptakan keterbukaan dan akuntabilitas yang esensial dalam menjaga kepercayaan publik.
Kegiatan administrasi dalam sebuah organisasi atau instansi seringkali menghadapi tantangan dalam mengelola file surat, umumnya masih dilakukan secara manual [2]. Pengelolaan surat yang masih bersifat konvensional dengan menggunakan kertas, pencatatan tangan, dan sistem penyimpanan fisik, menjadi salah satu masalah yang kerap dihadapi. Proses manual ini tidak hanya rentan terhadap kesalahan manusia, tetapi juga dapat menghambat efektivitas dan efisiensi kinerja dalam penanganan surat-menyurat. Dalam situasi di mana volume surat-menyurat dapat menjadi besar, pendekatan manual juga seringkali memakan waktu dan sumber daya yang berharga. Keberlanjutan sistem administrasi yang masih bergantung pada proses manual ini dapat memberikan dampak negatif pada responsivitas, produktivitas, dan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan tuntutan lingkungan yang terus berubah [3].
Sistem dan Teknologi telah berkembang sangat pesat menyebabkan terjadinya transformasi signifikan dalam model interaksi dan komunikasi, baik di antara anggota masyarakat maupun antar instansi pemerintah. Inovasi- inovasi teknologi ini tidak hanya memudahkan akses informasi, tetapi juga meredefinisi cara orang berinteraksi dan berkomunikasi, membawa dampak positif dalam menyempurnakan dinamika sosial dan administratif [4]. Teknologi informasi dan komunikasi telah menciptakan platform-platform baru dalam masyarakat yang memungkinkan koneksi lebih mudah dan cepat antara individu, terlepas dari lokasi geografis mereka. Media sosial, aplikasi pesan instan, dan platform kolaborasi online menjadi saluran untuk berbagi informasi, mendukung kegiatan sosial, dan membangun komunitas virtual yang erat. Dengan demikian, teknologi ini memperkuat hubungan antar warga dalam masyarakat global yang semakin terkoneksi. Di sisi administratif, instansi pemerintah juga mengadopsi sistem informasi maupun koneksi dan responsivitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Sistem e-government, aplikasi pelayanan online, dan integrasi basis data menjadi landasan bagi transformasi digital dalam administrasi pemerintahan. Hal ini tidak hanya mempercepat alur kerja, masyarakat juga dapat lebih mudah dalam mengelola dan mengunduh surat secara online. Dengan demikian, perubahan model interaksi dan komunikasi yang lebih modern yang dibawa oleh teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya mencerminkan evolusi masyarakat digital, tetapi juga memberikan peluang bagi pemerintah untuk meningkatkan efektivitas, transparansi, dan keterlibatan masyarakat dalam proses administratif. Transformasi ini menunjukkan betapa pentingnya adopsi teknologi sebagai katalisator dalam mencapai kemajuan sosial dan administratif yang berkelanjutan [5].
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mengambil inisiatif untuk meraih efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan administratif dengan menciptakan aplikasi dokumen kedinasan berbasis elektronik yang dikenal dengan nama E- Buddy sesuai peraturan Bupati Sidoarjo nomor 30 tahun 2020 tentang penataan naskah pelayanan elektronik. Peluncuran dan implementasi aplikasi ini menjadi sebuah langkah progresif yang diwujudkan pada tahun 2020. E- Buddy dirancang sebagai solusi untuk mengatasi tantangan dalam administrasi tradisional, di mana proses manual dan penggunaan dokumen fisik dapat menjadi hambatan bagi kinerja yang optimal. Aplikasi E-Buddy ini memperkenalkan paradigma baru dalam manajemen dokumen kedinasan dengan menyediakan platform digital yang terintegrasi. Melalui E-Buddy, instansi pemerintah yang ada di Kabupaten Sidoarjo dapat melakukan pengelolaan dokumen secara elektronik, termasuk pencatatan, penyimpanan, dan distribusi. Dengan demikian, peralihan ke model administrasi berbasis elektronik diharapkan dapat meningkatkan responsivitas, mengurangi birokrasi, dan mempercepat alur kerja di berbagai tingkatan dalam pemerintahan. Studi atau evaluasi terhadap kebutuhan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo sebagai bagian dari upaya untuk memodernisasi sistem administrasi desa telah dilakukan oleh Pemerintah Desa Larangan Kabupaten Sidoarjo. Proses ini melibatkan konsultasi dengan pemerintah kabupaten, ahli teknologi informasi, atau lembaga lain yang berpengalaman dalam pengembangan solusi berbasis teknologi seperti Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo. Setelah menetapkan kebutuhan dan tujuan yang jelas, Pemerintah Desa Larangan Kabupaten Sidoarjo telah memulai proses pembuatan E-Buddy. Proses ini melibatkan tahapan-tahapan seperti perencanaan sistem, pengembangan perangkat lunak, pengujian, dan implementasi. Pada akhirnya, setelah melalui proses pengembangan yang cermat, E-Buddy diperkenalkan kepada pegawai Pemerintah Desa Larangan Kabupaten Sidoarjo. Pemerintah desa memantau dan mengevaluasi penggunaan E-Buddy secara terus-menerus untuk memastikan bahwa aplikasi tersebut dapat berguna dan sesuai terget tang telah ditetapkan. Selain memberikan kemudahan bagi internal pemerintah, E-Buddy juga bertujuan untuk memberikan pelayanan dan pengalaman yang baik untuk masyarakat. Dengan aksesibilitas yang ditingkatkan dan proses yang lebih efisien, diharapkan aplikasi ini dapat membuka ruang partisipasi yang lebih luas dalam berbagai aspek pelayanan publik. Dengan demikian, langkah menuju administrasi yang lebih modern dan terkini di Pemerintah Kabupaten Sidoarjo diwakili oleh implementasi E-Buddy, sebuah terobosan yang mencerminkan komitmen untuk terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas layanan dan kinerja administratif.
E-Buddy Pemerintah Desa Larangan Kabupaten Sidoarjo dirancang untuk memberikan solusi yang terintegrasi dalam mendigitalisasi berbagai aspek administrasi desa. Pendaftaran pengguna menjadi langkah awal, di mana setiap staf atau anggota pemerintah desa mendapatkan akun unik. Identifikasi pengguna ini bertujuan memastikan bahwa hak akses setiap individu terbatas sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam administrasi desa, menciptakan pengelolaan yang terstruktur. Selanjutnya, dalam manajemen surat-menyurat elektronik, E-Buddy secara otomatis mendeteksi dan mengarsipkan surat masuk dan surat keluar dari OPD (Organisasi Perangkat Daerah) atau instansi lain ke dalam sistem E-Buddy. Surat-surat tersebut dapat diakses oleh penerima yang berwenang, menjamin keamanan informasi dan transparansi akses. Pengelolaan dokumen elektronik juga menjadi fokus, di mana E-Buddy memfasilitasi pencatatan dan penyimpanan digital berbagai dokumen administratif desa. Dengan demikian, sistem ini membantu efektifitas kerja pegawai Pemerintah Desa Larangan Kabupaten Sidoarjo dalam pengorganisasian dan pencarian dokumen dengan efisiensi yang lebih tinggi.
E-Buddy juga memberikan kemampuan untuk memantau status berbagai proses administratif seperti surat masuk, surat keluar dan absensi pegawai. Pemantauan ini tidak hanya memfasilitasi koordinasi internal tetapi juga memastikan bahwa setiap langkah dalam proses administratif terlacak dengan baik. Selain itu, fitur pemberitahuan otomatis membantu meningkatkan responsivitas terhadap perubahan atau tugas mendesak sehingga menjadikan alur kerja lebih adaptif. Terakhir, E-Buddy menyediakan fitur pelaporan dan analisis yang memungkinkan pemerintah desa untuk mengevaluasi kinerja dan membuat keputusan berbasis data. Dengan demikian, E-Buddy Pemerintah Desa Larangan Kabupaten Sidoarjo bukan hanya alat administratif digital, tetapi juga sebuah ekosistem yang mendukung pengelolaan informasi, koordinasi, dan pengambilan keputusan yang lebih efektif dan efisien.
Berikut ini adalah data jumlah surat yang dibagi menjadi 15 kategori untuk akun E-Buddy milik Pemerintah Desa Larangan Kabupaten Sidoarjo dari tahun 2021 sampai dengan tahun 2024 melalui aplikasi surat dinas elektronik.
Pemerintah Desa Larangan Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo telah mengadopsi aplikasi E-Buddy sejak tahun 2021 dalam pengelolaan surat menyurat kedinasan, dengan rinciannya tercantum dalam tabel di atas. Penerapan aplikasi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penerimaan surat masuk hingga disposisi surat, menandai langkah progresif dalam mendigitalisasi proses administratif desa. Keputusan Pemerintah Desa Larangan Kabupaten Sidoarjo untuk menggunakan E-Buddy dalam kegiatan surat menyurat menunjukkan komitmen terhadap modernisasi dan peningkatan efisiensi. Aplikasi ini tidak hanya memfasilitasi pengelolaan dokumen elektronik, tetapi juga memungkinkan pemantauan dan pelacakan yang lebih efektif terhadap berbagai proses administratif. Dengan adopsi teknologi ini, Pemerintah Desa Larangan Kabupaten Sidoarjo dapat lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan lebih efektif dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan. Langkah ini juga dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, menghadirkan manfaat yang signifikan dalam peningkatan kualitas pelayanan publik dan menjadikan administrasi desa lebih adaptif dalam menghadapi tuntutan yang terus berkembang.
Pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek pekerjaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Salah satu penerapan teknologi ini adalah sistem aplikasi yang digunakan oleh pegawai dalam melakukan absensi dan disposisi surat. Namun, tidak jarang sistem ini gangguan teknis seperti sering tidak tersambungnya aplikasi dengan internet seluler sehingga mengakibatkan aplikasi terhenti dan tidak bekerja yang berdampak pada produktivitas dan efektivitas kerja pegawai. Walaupun E-Buddy memberikan kemudahan bagi internal pemerintah, ada juga rintangan yang sering terjadi diantaranya saat sistem aplikasi mengalami kendala yaitu disposisi surat beberapa ada yang dilakukan secara manual, faktor lainnya tidak adanya dukungan maksimal dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo saat pelaporan gangguan teknis aplikasi. Sistem yang sering mengalami kendala jelas menghambat produktivitas dan efektivitas pekerjaan pegawai. Tidak hanya mengganggu proses absensi, tetapi juga memaksa pegawai untuk kembali ke cara manual dalam administrasi surat menyurat, yang tidak efisien dan rawan kesalahan. Ditambah dengan minimnya dukungan dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo, permasalahan ini semakin memperburuk situasi kerja. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan dalam pemeliharaan sistem serta respons yang cepat dan efektif dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo untuk memastikan kelancaran operasional dalam mendukung kinerja pegawai.
Untuk mengevaluasi penelitian ini penulis menggunakan lima indikator teori menurut Gibson (2015:33-35) 1) Produksi; 2) Efisiensi; 3) Kepuasan; 4) Adaptasi; 5) Pengembangan Organisasi adalah alat untuk mengukur efektivitas dalam suatu organisasi. Berikut beberapa indikator untuk mengukur efektivitas adalah Pertama, Produksi yang menjadi ukuran dari kemampuan sebuah organisasi untuk menghasilkan output yang memenuhi kebutuhan lingkungan sekaligus mempertimbangkan mutu dari hasil produksi. Kedua, Efisiensi untuk membandingkan hasil yang diperoleh dengan sumber daya yang digunakan pegawai Pemerintah Desa Larangan Kabupaten Sidoarjo. Ketiga, Kepuasan untuk mengevaluasi sejauh mana kebutuhan dan harapan pegawai terpenuhi dalam konteks suatu organisasi. Keempat, Adaptasi untuk menyesuaikan organisasi dengan lingkungan kerja yang baru, baik dari segi internal maupun eksternal. Kelima, Pengembangan Organisasi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas aplikasi teknologi seperti E-Buddy pada Pemerintahan Desa Larangan Kabupaten Sidoarjo.
Terdapat penelitian – penelitian terdahulu yang menjadi referensi dalam penelitian ini adalah tentang penerapan aplikasi E-buddy pada pemerintahan yaitu yang pertama, penelitian yang dilakukan oleh Nur Siti Maisaroh dan Isnaini Rodiyah yang berjudul “Implementasi Program Aplikasi Naskah Dinas Elektronik (e-buddy) Di Pemerintah Desa Prasung Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo” pada tahun 2024. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah implemetasi e-buddy sudah dilakukan dengan baik, namun masih terdapat kekurangan seperti minimnya keteraturan dalam bimbingan teknis dan belum konsisten dalam penggunaan aplikasi e-buddy untuk menyampaikan informasi surat dinas, karena masih ada yang menggunakan WhatsApp sebagai alternative, dan dalam proses surat menyurat, pada pendisposisian surat masih belum dimakfaatkan secara maksimal. Untuk operator aplikasi e-buddy Pemerintah Desa Prasung menunjukkan bahwa Kaur TU seringkali menghadapi kesulitan dalam menjalankan tugasnya secara efektif, dan terdapat beberapa aparatur desa yang masih belum mampu melakukan absensi secara disiplin di aplikasi e-buddy. Sedangkan untuk sumber daya peralatan sudah memadai tetapi masih ada kendala terkait akses internet ketika mengalami kendala yang tidak langsung ditangani [6].
Kedua, penelitian Khofifatul Ummah dan Ilmi Usrotin Choiriyah di tahun 2023, dalam penelitiannya yang berjudul ”Implementation of E-Government through the Sidoarjo Regency Electronic Office Manuscript Application (E-Buddy) (Case Study in Kajeksan Village Government, Tulangan District, Sidoarjo Regency)”. Jenis penelitian ini yakni deskriptif kualitatif. Penelitian tersebut membahas tentang menurunnya disposisi surat dinas pada aplikasi E-Buddy di Pemerintah Desa Kajeksan pada tahun 2021 sampai dengan Oktober 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa indikator yang memengaruhi penurunan tersebut yakni yang pertama, indikator komunikasi belum terlaksana dengan optimal. Kedua, indikator kemampuan perangkat desa sebagai pelaksana belum sepenuhnya beradaptasi dengan aplikasi E-Buddy. Ketiga, indikator disposisi atau sikap beberapa perangkat Pemerintah Desa Kajeksan masih belum konsisten dan tanggap dalam memproses surat khususnya dalam disposisi surat melalui aplikasi E-Buddy. Keempat, indikator struktur birokrasi, Pemerintah Desa Kajeksan belum memberikan petunjuk pelaksanaan atau mekanisme prosedur khusus dalam penerapan aplikasi E-Buddy. Terutama dalam disposisi surat melalui aplikasi E-Buddy sehingga pemanfaatan aplikasi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal [7].
Ketiga, penelitian tersebut dilakukan oleh M.Zidan Syauqi dan Agus Prasetyawan tahun 2023, dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Penerapan Absensi Berbasis Aplikasi E-Buddy Dalam Menunjang Disiplin Kerja Aparatur Sipil Negara (Studi Kasus Sekretariat DPRD Kabupaten Sidoarjo)”. Menggunakan metode kualitatif menghasilkan penelitian yang menunjukkan bahwa penerapan absensi berbasis aplikasi E-Buddy telah secara efektif telah memengaruhi kedisiplinan dan efisiensi kerja pegawai, terutama dalam aspek Produksi, Efisiensi, Kepuasan dan Semangat Kerja, Kemampuan Menyesuaikan Diri, dan Pengembangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Sidoarjo. Sebagai rekomendasi, penelitian ini menyarankan untuk melakukan pembaruan fitur pada aplikasi E- Buddy guna meningkatkan kualitas dan kemudahan operasionalnya [8].
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, peneliti merasa tertarik untuk memilih Pemerintah Desa Larangan di Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo sebagai lokasi penelitian. Minat ini muncul karena peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang efektivitas aplikasi E-Buddy untuk memperbaiki dan mengevaluasi kinerja pemerintah di Desa Larangan. Oleh karena itu, peneliti mengajukan permasalahan tersebut sebagai fokus utama dalam judul penelitian yang diajukan yaitu "Efektivitas Aplikasi E-buddy Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Pemerintah Desa Larangan Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo.”
Pendekatan penelitian berikut ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut Moleong (2012), penelitian deskriptif kualitatif merupakan langkah penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan data deskriptif melalui wawancara dan observasi terhadap narasumber serta perilaku yang diamati oleh peneliti [9]. Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mengamati dan menjelaskan lebih jelas tentang efektivitas aplikasi E-Buddy dalam meningkatkan kinerja pegawai pada Pemerintah Desa Larangan. Dalam metode deskriptif kualitatif ini, digunakan dua jenis data yaitu data utama dan data pendukung (data primer dan sekunder). Data primer merupakan data hasil wawancara dengan pihak terkait dan data sekunder atau pendukungnya berupa data dari hasil observasi peneliti. Analisis data menggunakan pendekatan model interaktif oleh Miles dan Huberman (Miles, 2014) yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pertama, pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kedua, tahap reduksi data dilakukan untuk menyederhanakan data mentah menjadi informasi yang lebih bermakna dengan memfokuskan pada aspek-aspek yang relevan, peneliti dapat mengidentifikasi tema-tema sentral dan pola-pola yang muncul dalam data. Hasil reduksi data ini menjadi dasar untuk perencanaan pengumpulan data lebih lanjut. Ketiga adalah menyajikan data dalam bentuk tulisan naratif. Dalam tahap ini, peneliti akan menganalisis secara mendalam untuk menemukan keterkaitan antar berbagai data yang telah dikumpulkan. Keempat adalah menarik kesimpulan umum berdasarkan keseluruhan temuan penelitian. Pemilihan narasumber menggunakan teknik purposive sampling [10]. Narasumber atau informan yang dipilih peneliti yakni Operator E-buddy, KAUR Keuangan, dan Sekretaris Desa Larangan yang memanfaatkan aplikasi E-Buddy untuk memperoleh data primer.
Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Sidoarjo mencetuskan aplikasi Tata Surat Dinas yang telah diterbitkan sejak tahun 2020 dengan nama E-Buddy. Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan teori efektivitas Gibson dan berhasil mengungkapkan lima indikator yang menggambarkan efektivitas penerapan aplikasi E-Buddy dalam meningkatkan kinerja pegawai Pada Pemerintah Desa Larangan Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Menurut Gibson (2015:33-35) dalam teori efektivitas organisasi terdapat lima variabel utama yang memengaruhi keberhasilan efektivitas, yaitu: produksi, efisiensi, kepuasan, adaptasi, dan pengembangan organisasi [11].
1. Produksi
Ketika sebuah organisasi menerapkan sebuah kebijakan, hasil atau output yang dihasilkan disebut sebagai produksi. Hasil dari pelaksanaan strategi dievaluasi dari kapasitas organisasi untuk memberikan barang atau jasa sesuai target pengaturan yang telah ditetapkan. Produksi merupakan salah satu standar kecukupan yang berfokus pada estimasi hasil utama yang dihasilkan. Dengan kata lain, produksi merupakan metrik penting untuk menentukan seberapa efektif sebuah organisasi memenuhi kebutuhan mitra dan pelanggannya dan menghasilkan output yang relevan.
Figure 1. Gambar 1. Tangkapan Layar Fitur Presensi Aplikasi E-Buddy Sumber: Aplikasi E-Buddy Pemerintah Desa Larangan Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo (2023).
Berdasarkan gambar 1 menunjukkan tampilan absensi aplikasi E-Buddy Pemerintah Desa Larangan Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Aplikasi E-Buddy adalah sebuah platform digital yang digunakan untuk mengelola dan memantau kehadiran atau absensi pegawai di lingkungan Pemerintah Desa Larangan. Aplikasi ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam proses pencatatan absensi, sehingga mempermudah administrasi kepegawaian [12]. Berikut adalah beberapa fitur utama terkait absensi yang ada dalam aplikasi E-Buddy:
1. Pencatatan Kehadiran Digital: Pegawai dapat melakukan absensi secara digital melalui aplikasi ini, baik melalui perangkat komputer maupun perangkat mobile. Kehadiran pegawai akan langsung terekam dalam sistem yang terpusat.
2. Absensi Berbasis GPS: Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur absensi berbasis lokasi (GPS). Dengan fitur ini, absensi hanya bisa dilakukan ketika pegawai berada di lokasi kerja atau area terpilih. Ini bertujuan untuk mengindari adanya pemalsuan absensi.
3. Pemantauan Kehadiran Real-Time: Pihak manajemen atau atasan dapat memantau kehadiran pegawai secara langsung (real-time) melalui aplikasi ini. Dengan begitu, dapat diketahui dengan cepat yang hadir maupun tidak hadir dalam waktu yang real.
4. Rekapitulasi dan Laporan Absensi Otomatis: Aplikasi ini juga memungkinkan pembuatan laporan absensi secara otomatis. Sistem akan merekap kehadiran pegawai dalam jangka waktu tertentu, dan laporan tersebut dapat digunakan untuk evaluasi kinerja atau sebagai dasar untuk penggajian.
5. Integrasi dengan Sistem Lain: E-Buddy bisa diintegrasikan dengan sistem lain, seperti sistem penggajian atau sistem kinerja pegawai. Dengan integrasi ini, data absensi akan otomatis memengaruhi besaran gaji atau tunjangan berdasarkan kehadiran. Dengan adanya aplikasi E-Buddy, Pemerintah Desa Larangan dapat lebih mudah dan cepat dalam mengelola kehadiran pegawai, mengurangi penggunaan sistem manual yang memakan waktu, serta meningkatkan akurasi data absensi.
Secara keseluruhan, aplikasi E-Buddy ini bertujuan untuk menyederhanakan proses administrasi melalui platform digital, mengurangi ketergantungan absensi manual, dan meningkatkan efektivitas pengelolaan dokumen di Pemerintah Desa Larangan.
Dalam kajian ini, peneliti melihat seberapa jauh aplikasi E-buddy dapat meningkatkan efektivitas kerja pegawai dalam teori Gibson, salah satunya adalah dalam sudut pandang penciptaan. Kontribusi aplikasi terhadap ukuran hasil utama yang relevan, seperti jumlah dokumen yang diproses, efisiensi kehadiran, dan pemberitahuan jadwal rapat. Dengan mengevaluasi keuntungan, volume tujuan, dan pemenuhan klien untuk memahami bagaimana E-Buddy memengaruhi kinerja administratif ASN (Aparatur Sipil Negara) di Kabupaten Sidoarjo khususnya di Desa Larangan dan bagaimana aplikasi ini mengatasi masalah. Teori ini menekankan bahwa lingkungan fisik dapat mefasilitasi atau menghambat tindakan tertentu, termasuk dalam konteks penggunaan teknologi digital. Dengan demikian, pembuatannya harus jelas dan tidak ada ruang untuk berbagai penerjemahan oleh para pelaksana, dan diperlukan ketepatan dan keakuratan data strategi. Oleh karena itu, para pengguna aplikasi E-Buddy tidak perlu bingung ketika
harus mengatasi kendala-kendala implementasi. Misalnya seperti yang disampaikan oleh Ibu Ika selaku Sekretaris Desa Larangan pada tanggal 27 November 2023.
“Sekarang ASN dan P3K sudah menggunakan fitur absensi tetapi sempat ada beberapa kendala yang dihadapi, tetapi soal surat-menyurat kami sudah rutin menggunakan aplikasi E-Buddy dan itu sangat memudahkan pekerjaan kami”.
Kutipan pembicaraan dari wawancata tersebut adalah aplikasi E-Buddy telah memfasilitasi pekerjaan Ibu Ika dengan mengurangi kebutuhan untuk komunikasi tatap muka, namun pada fitur absensi masih sering terkendala. Di sisi lain lingkungan digital yang disediakan oleh aplikasi ini mendukung produktivitas kerja dengan mengurangi beban administratif dan mempermudah proses kerja. Sejalan dengan yang disampaikan Ibu Nurul selaku KAUR Keuangan Desa Larangan.
“Kelebihannya, kami merasa sangat terbantu dan pekerjaan jadi lebih mudah. Namun, kesulitannya muncul saat aplikasi mengalami gangguan, terutama saat absensi. Kami menjadi sangat bergantung pada aplikasi ini, dan ketika ada masalah, kami mengalami kebingungan dalam melaporkan data”.
Wawancara tersebut dilakukan pada tanggal 27 November 2023. Ibu Nurul menyoroti bahwa meskipun aplikasi memberikan banyak kemudahan, ketergantungan pada teknologi dapat menjadi masalah. Ia mengungkapkan bahwa ketika aplikasi mengalami gangguan, timnya menjadi bingung dan kesulitan dalam melaporkan data. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan digital tidak selalu mendukung produktivitas jika tidak berfungsi dengan baik.
Dari dua wawancara yang dilakukan peneliti mengambil kesimpulan bahwa produktivitas kinerja sangat memengaruhi hasil kerja karyawan. Saat ini salah satu media pendukung dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaan adalah pemanfaatan teknologi dengan kinerja pegawai. Peningkatan efisiensi pelaksanaan juga terkait dengan peningkatan kualitas dan karakter karyawan sehingga karakter SDM (Sumber Daya Manusia) dalam hal ini ASN (Aparatur Sipil Negara) Desa Larangan akan meningkat dengan target kerja yang ditetapkan sehingga dapat mencapai kinerja yang maksimal. ASN yang mampu menggunakan teknologi dalam pekerjaannya akan lebih sering merasakan peningkatan produktifitas dibandingkan dengan metode manual. Berdasarkan teori dari Gibson, manfaat aplikasi E- buddy khususnya efektivitas kinerja pegawai adalah berdasarkan prinsip bahwa lingkungan kerja, dalam hal ini lingkungan kerja digital dapat bekerja dengan baik dalam menjalankan tugas. Namun, ketergantungan terhadap aplikasi dan kendala yang muncul ketika aplikasi mengalami gangguan menunjukkan bahwa lingkungan kerja digital tidak sepenuhnya mendukung produktifitas kerja jika tidak berjalan sebagaimana mestinya. Temuan ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh M. Zidan Syauqi dan Agus Prasetyawan tahun 2023 dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Penerapan Absensi Berbasis Aplikasi E-Buddy Dalam Menunjang Disiplin Kerja Aparatur Sipil Negara (Studi Kasus Sekretariat DPRD Kabupaten Sidoarjo)”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pegawai Sekretariat DPRD Sidoarjo telah memanfaatkan aplikasi E-Buddy secara keseluruhan dimana penggunaan aplikasi E- Buddy dirasa lebih sesuai dan memudahkan kinerja pegawai dalam hal absensi
2. Efisiensi
Efisiensi berfungsi sebagai tanda seberapa baik suatu organisasi dapat mencapai tujuannya, efisiensi juga berarti mengukur sejauh mana aset yang tersedia digunakan secara optimal untuk memenuhi target yang ditetapkan dalam jangka waktu yang singkat, sehingga memberikan gambaran langsung tentang kinerja dan pencapaian organisasi. Efisiensi yang tinggi menunjukkan bahwa organisasi dapat menggunakan aset secara menguntungkan dan nyata untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan cepat, yang dengan demikian dapat membangun kepercayaan publik dan mitra terhadap kinerja organisasi [13]. Sistem administrasi Pemerintah Desa Larangan sebelum menggunakan aplikasi e-Buddy seperti absensi dan surat menyurat masih dilakukan secara manual.
Figure 2. Gambar 2. Absensi Manual Pegawai Pemerintah Desa Larangan Tahun 2020 Sumber: Arsip Pemerintah Desa Larangan Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo (2023).
Pada gambar 2 menunjukkan absensi pegawai yang dilakukan manual pada tahun 2020 sebelum penggunaan E- Buddy, pada gambar diatas menunjukkan absensi selama satu bulan dengan memiliki beberapa keterangan yang pertama penulisan huruf DL yang berarti dinas luar, yang kedua adalah penulisan keterangan huruf i yang berarti izin, ketiga penulisan keterangan huruf S untuk pegawai yang sakit, pencatatan kehadiran yang dilakukan secara manual ini belum efektif sesuai dengan wawancara dengan Ibu Nurul pada tanggal 27 November 2023.
“Sebelum ada aplikasi E-Buddy absensi pegawai dan surat menyurat dilakukan secara manual lalu data tersebut disimpan dan diarsip, tentu membutuhkan banyak tempat dan juga biaya. Ketika sewaktu-waktu data dibutuhkan kami harus mencari data tersebut dan memakan waktu.”
Dalam situasi ini, kegiatan administrasi yang dilakukan secara manual menggunakan data fisik berdampak pada efisiensi kinerja pegawai Pemerintah Desa Larangan yang membutuhkan waktu dan biaya.
Figure 3. Gambar 3 . Halaman Aplikasi E-Buddy Sumber: Pemerintah Desa Larangan Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo (2023).
Berdasarkan gambar 3 menunjukkan bahwa tidak ada surat disposisi yang perlu ditindaklanjuti karena bisa dilakukan secara cepat diwaktu dan tempat mana saja sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Soli.
“Aplikasi E-Buddy jelas memberikan dampak positif. Surat-menyurat dan absensi menjadi lebih cepat dan praktis. Tapi, terkadang ada kendala seperti perangkat yang tidak mendukung atau jaringan yang tidak stabil, yang dapat mengganggu efisiensi kinerja kami. Namun, meskipun ada hambatan, aplikasi ini sangat membantu dalam meningkatkan kinerja secara keseluruhan.”
Wawancara dengan Bapak Soli dan Ibu Nurul memberikan gambaran perbedaan antara sebelum dan sesudah adanya aplikasi e-Buddy yang berpengaruh akan hasil kinerja pegawai Pemerintah Desa Larangan, hal ini menunjukkan berbagai aspek terkait efisiensi yang sejalan dengan teori Gibson. Aplikasi E-buddy dirancang untuk menyederhanakan proses administrasi dan meningkatkan efisiensi produktivitas pegawai yang dirasakan oleh pemerintah Desa Larangan. Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa aplikasi E-buddy Sidoarjo telah unggul dalam hal peningkatan efisiensi dalam siklus regulasi, sesuai teori Gibson yang menekankan pentingnya kerangka kerja dalam meningkatkan efisiensi. Meskipun demikian, masalah jaringan sering mengganggu kelancaran aktivitas, menunjukkan efisiensi terbatas menurut Gibson jika kerangka kerja tidak dapat sepenuhnya mengatasi hambatan eksternal. Itulah yang diperhatikan Bapak Soli, meskipun aplikasi ini sudah efektif gangguan teknis tidak bisa dihindari. Terkait teori Gibson, aplikasi E-buddy telah memenuhi beberapa aturan kecakapan dengan mengurangi waktu dan biaya manajerial. Manajemen surat dan kehadiran digital oleh sistem ini, yang menghemat sumber daya dan mengurangi kebutuhan akan proses manual. Meskipun demikian, organisasi yang tidak konsisten dapat menghalangi tercapainya efektivitas kinerja pegawai yang ideal. Pembaruan fitur aplikasi secara berkala dan dukungan teknis yang lebih baik diperlukan untuk meningkatkan efisiensi. Temuan penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Nur Siti Maisaroh dan Isnaini Rodiyah yang berjudul “Implementasi Program Aplikasi Naskah Dinas Elektronik (e-buddy) Di Pemerintah Desa Prasung Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo” pada tahun 2024. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa sebelum adanya e-buddy dalam pengelolaan surat dinas sebelumnya masih dilakukan secara manual apabila ada surat masuk atau surat keluar maka surat tersebut akan ditulis dalam agenda lalu data-data tersebut disimpan dilemari arsip, setelah adanya teknologi E-Buddy pengelolaan surat lebih efisien karena sudah dilakukan secara elektronik.
3. Kepuasan
Menurut Gibson, kepuasan adalah keadaan dimana rasa puas atau bahagia yang dialami oleh individu sebagai hasil evaluasi mereka terhadap aspek-aspek pekerjaan mereka. Pada saat seseorang senang dengan pekerjaannya, mereka mengalami perasaan positif yang menunjang hasil dari kinerja pegawai. Pegawai yang senang dengan posisi mereka akan sering kali lebih terdorong, produktif, dan cenderung bertahan di posisi mereka [14]. Seperti wawancara yang dilakukan pada tanggal 27 November 2023 dengan Ibu Nurul.
“Proses surat-menyurat menjadi lebih cepat dan absensi pegawai lebih teratur karena harus dilakukan melalui aplikasi. Tentu saya merasa puas dengan penggunaan aplikasi E-Buddy ini karena pekerjaan yang dilakukan lebih memudahkan kami sebagai ASN”.
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Ibu Nurul menunjukkan aplikasi E-Buddy mempermudah pekerjaan sehingga Ibu Nurul merasa puas dengan hasil kinerjanya. Hal ini juga dirasakan oleh Ibu Ika.
“Saya tentu merasa terbantu dengan adanya aplikasi ini karena terbukti meningkatkan efektivitas kinerja ASN Desa Larangan, apalagi Dinas terkait juga mendukung dengan terus melakukan peningkatan dan perbaikan pada aplikasi E-Buddy”.
Wawancara dengan Ibu Ika tersebut dilakukan pada tanggal 27 November 2023. Dari kedua hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Ibu Ika dan Ibu Nurul merasa terbantu dengan kemudahan aplikasi E-Buddy sehingga rasa puas yang dihasilkan membuat hasil kinerja yang lebih efektif ditambah dengan dukungan dari pihak terkait untuk melakukan peningkatan dengan terus memperbaiki fitur E-Buddy.
Figure 4. Gambar 4. Pemberitahuan Perbaikan Fitur E-Buddy Sumber: Pemerintah Desa Larangan Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo (2023)
Sesuai dengan yang dijelaskan oleh Ibu Ika, gambar 4 menunjukkan bahwa Dinas Komunikasi dan Informatika mendukung secara positif untuk melakukan maintenance atau perbaikan database guna meningkatkan fitur E-Buddy itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kepuasan merujuk pada bagaimana kebijakan yang diimplementasikan dapat memenuhi harapan para pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal. Kepuasan stakeholder, termasuk masyarakat dan karyawan, menjadi ukuran keberhasilan.
Pemerintah Desa Larangan sendiri belum melakukan pengukuran kepuasan pegawai dalam penggunaan E-Buddy namun Ibu Ika maupun Ibu Nurul mengakui bahwa fitur aplikasi E-Buddy dapat meningkatkan efektivitas kinerja. Seperti yang ditunjukkan oleh teori Gibson, peningkatan efisiensi dapat meningkatkan kepuasan kerja karena pegawai merasa bahwa perangkat kerja mereka membantu mereka menjadi lebih efektif dalam bekerja sehingga hal ini tentu berdampak dengan hasil kinerja administratif mereka. Dalam situasi ini, aplikasi E-Buddy membantu pegawai merasa lebih berguna, yang menambah kepuasan kerja mereka. Selain itu, bantuan teknis dari pihak terkait sangat penting untuk membatasi konsekuensi negatif dari masalah teknis yang ada. Menurut teori Gibson, dukungan yang memadai dapat membantu meminimalkan efek negatif dari masalah teknis, meningkatkan kepuasan kerja, dan memaksima
manfaat aplikasi. Temuan ini sejalan dengan pandangan penelitian yang dilakukan oleh M. Zidan Syauqi dan Agus Prasetyawan tahun 2023 dengan judul “Efektivitas Penerapan Absensi Berbasis Aplikasi E-buddy Dalam Menunjang Disiplin Kerja Aparatur Sipil Negara (Studi Kasus Sekretariat Dprd Kab. Sidoarjo)”. Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa maksimalnya tunjangan fasilitas dan pelatihan dalam menggunakan fasilitas tersebut akan berbanding lurus terhadap performa para pekerja.
4. Adaptasi
Adaptasi menggambarkan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan eksternal dan internal. Efektivitas organisasi yang fleksibel dan mampu beradaptasi lebih cenderung berhasil dalam meningkatkan kinerja pegawai. Teori Adaptasi Gibson berfokus pada bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungan mereka. Gibson mengemukakan bahwa informasi yang dibutuhkan untuk persepsi sudah tersedia langsung dalam lingkungan dan tidak memerlukan banyak proses. Persepsi dianggap sebagai proses aktif di mana individu secara langsung berinteraksi dengan lingkungan untuk memahami informasi. Gibson juga menekankan bahwa sistem manusia telah berevolusi untuk memanfaatkan informasi, sehingga persepsi menjadi stabil dan konsisten.
Figure 5. Gambar 5. Menu Surat Keluar Pada Aplikasi E-Buddy Sumber: Aplikasi E-Buddy Pemerintah Desa Larangan Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo (2023).
Berdasarkan Gambar 5, menunjukkan daftar surat keluar yang telah ditindaklanjuti di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Desa Larangan. Di sini terlihat beberapa jenis surat, seperti surat umum dan surat perjalanan dinas, lengkap dengan rincian nomor surat, tanggal surat, serta status surat (penting, segera, dan sudah ditandatangani), hal ini memudahkan pegawai Pemerintah Desa Larangan dalam melakukan pengelolaan surat kedinasan, hal tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah Desa Larangan sudah beradaptasi untuk menggunakan E-Buddy. Ibu Ika mengatakan bahwa para pegawai Pemerintah Desa Larangan perlahan sudah bisa mengoperasikan aplikasi E-Buddy.
“Manfaat aplikasi E-Buddy mulai dirasakan sejak pertama kali digunakan seperti mengelola administrasi surat menyurat dan absensi pegawai secara praktis. Meskipun pada awalnya kesulitan namun dengan adanya pelatihan perlahan para pegawai mulai bisa mengoperasikan aplikasinya”.
Hasil wawancara dengan Ibu Ika, menunjukkan bahwa aplikasi E-Buddy yang dijalankan untuk mengawasi korespondensi manajerial dan partisipasi perwakilan di Desa Larangan telah meningkatkan efektivitas kerja, meskipun pada saat awal penggunaannya masih mengalami kesulitan. Ibu Ika menyampaikan bahwa aplikasi ini bekerja dengan cara yang paling umum dalam membuat laporan surat menyurat dan absensi, menghemat waktu, dan mengurangi penggunaan berbasis kertas. Kemampuan adaptasi yang dirasakan Ibu Ika juga dirasakan oleh Operator E-Buddy di Desa Larangan yaitu Bapak Soli.
“Aplikasi ini mempercepat proses administrasi dengan memungkinkan pengiriman dan penerimaan dokumen tanpa perlu datang ke kantor. Namun, masalah jaringan sering menjadi hambatan, dan beberapa pegawai yang lanjut usia menghadapi kesulitan dalam mengoperasikan teknologi. Meskipun demikian, E- Buddy dianggap meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja saya, meskipun ada tantangan teknis yang perlu diatasi.”
Bapak Soli mengaku meskipun aplikasi ini mempercepat organisasi dengan memungkinkan pengelolaan administrasi yang dilakukan tanpa perlu tatap muka, beberapa pegawai masih mengalami kendala dalam mengoperasikan inovasi tersebut. Diperlukan persiapan lebih lanjut agar pegawai dapat meningkatkan kemampuan penggunaan aplikasi E-Buddy. Pemeliharaan dan peningkatan fitur aplikasi agar lebih mudah digunakan, terutama bagi pengguna lanjut usia yang ingin menggunakannya tanpa membahayakan rekan kerja lainnya, juga tidak kalah pentingnya.
Dari hasil perbincangan dengan kedua narasumber, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pemerintah Desa Larangan sedang dalam proses beradaptasi dengan teknologi informasi melalui penggunaan aplikasi E-Buddy. Meskipun terdapat beberapa pegawai lanjut usia yang masih kesulitan untuk mengaplikasikan teknologi, aplikasi ini telah memberikan dampak positif pada efektivitas kerja pegawai dan tata kelola pemerintahan desa. Implementasi aplikasi E-Buddy merupakan respons terhadap perubahan lingkungan, yaitu tuntutan akan peningkatan efisiensi dan transparansi dalam pemerintah Desa Larangan perlu meningkatkan upaya pelatihan bagi pegawai untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan aplikasi E-Buddy. Struktur kerja di desa perlu terus disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Kepemimpinan di desa harus lebih proaktif dalam mendorong adopsi teknologi informasi dan memberikan dukungan kepada pegawai. Temuan penelitian ini sesuai dengan penelitian milik Khofifatul Ummah dan Ilmi Usrotin Choiriyah tahun 2023, dalam penelitiannya yang berjudul ”Implementation of E-Government through the Sidoarjo Regency Electronic Office Manuscript Application (E-Buddy) (Case Study in Kajeksan Village Government Tulangan District Sidoarjo Regency)”. Penelitian ini menemukan bahwa meskipun kerangka hukum dan teknologi sudah ada, tantangan utama terletak pada infrastruktur manusia. Banyak pegawai desa yang belum sepenuhnya terlatih dan memahami penggunaan aplikasi E-Buddy yang menghambat efektivitas kinerja pegawai.
5. Pengembangan Organisasi
Dengan melakukan perbaikan berkelanjutan pada berbagai aspek organisasi, seperti struktur, budaya, dan teknologi, organisasi dapat meningkatkan kapasitasnya dalam pengambilan keputusan yang efektif. Perubahan ini tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki kesalahan masa lalu, tetapi juga untuk mencapai kinerja yang lebih baik dan memenuhi tuntutan yang semakin tinggi, sambil tetap mempertahankan identitas organisasi [15]. Pengembangan organisasi merupakan indikator penting untuk mengukur aplikasi E-Buddy dapat digunakan dalam jangka panjang untuk memberikan dampak yang positif dalam proses administrasi sesuai dengan tujuan organisasi [16]. Manfaat aplikasi E- Buddy di Desa Larangan yang digunakan saat ini diharapkan dapat terus dikembangkan dalam jangka panjang sesuai pernyataan oleh Ibu Nurul.
“Saya berharap aplikasi ini dapat terus digunakan dan dikembangkan dalam jangka panjang, karena saya merasakan sendiri kemudahan dan manfaat saat menggunakan aplikasi E-Buddy.”
Sikap yang sama dirasakan oleh Bapak Soli.
“Sosialisasi untuk pengembangan fitur terus dilakukan oleh Pemerintah Sidoarjo jadi saya sangat optimis aplikasi ini untuk terus ada dan dilanjutkan. Semoga kedepannya kendala-kendala yang terjadi bisa dikurangi.”
Optimisme dari Bapak soli yang mendukung aplikasi E-Buddy tetap ada dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kendala yang ada untuk diminimalisir. Demi terwujudnya pengembangan organisasi ini, banyak faktor yang perlu diperhatikan dari pihak yang harus mendukung pengembangan organisasi sesuai yang dijelaskan oleh Bapak Soli. Pemerintah Sidoarjo yang dibantu oleh Dinas Komunikasi dan Informasi telah melakukan sosialisasi fitur E-Buddy. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan ada beberapa kendala yang dialami pengguna E-Buddy, seperti kendala teknis dan terkadang terjadi trouble sehingga mengharuskan pegawai harus kembali menggunakan cara manual, terkadang juga beberapa surat yang sudah dibuat mengalami kendala ketika tiba- tiba terjadi trouble saat aplikasi dijalankan. Namun, karena aplikasi ini adalah hasil rekomendasi program pemerintahan dalam mewujudkan adiministrasi digital sehingga pegawai aparatur sipil negara di Desa Larangan memiliki konsistensi untuk terus mengevaluasi dan tetap menggunakan aplikasi ini untuk pekerjaan yang ada di instansi pemerintahan.
Figure 6. Gambar 6. Undangan Sosialisasi Fitur Presensi E-Buddy Sumber: Pemerintah Desa Larangan Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo (2023).
Berdasarkan gambar 6 terlampir undangan dari Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang ditujukan untuk Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Kabupaten Sidoarjo, Para Staf Ahli Bupati; Para Asisten Setda, Direktur BUMD se Kabupaten Sidoarjo, dan Kepala Sekolah/Puskesmas/UPTD Badan Dinas/Kades/Lurah se- Kabupaten Sidoarjo. Undangan tersebut bertujuan melakukan sosialiasi fitur presensi terbaru pada aplikasi E-Buddy pada hari Jumat, 19 Mei 2023 pukul 08.00 WIB yang akan dilaksanakan melalui Zoom Meeting. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan yang dilakukan oleh pihak terkait untuk terus melakukan pengembangan terhadap aplikasi E-Buddy. Sejalan dengan hasil penelitian M. Zidan Syauqi dan Agus Prasetyawan tahun 2023 dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Penerapan Absensi Berbasis Aplikasi E-Buddy Dalam Menunjang Disiplin Kerja Aparatur Sipil Negara (Studi Kasus Sekretariat DPRD Kabupaten Sidoarjo)”. Hasil penelitian dalam sub indikator pengembangan aplikasi E-Buddy sebagai bentuk kerjasama antara teknologi dan pegawai memiliki dampak yang signifikan untuk meningkatkan efektivitas kinerja pegawai yang mana pengembangan melibatkan pembaruan teknologi dan penambahan fitur aplikasi.
Berdasarkan pemaparan hasil pembahasan di atas dari Efektivitas Aplikasi E-Buddy Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Pemerintah Desa Larangan Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo, dapat disimpulkan bahwa aplikasi E-Buddy telah efektif dalam meningkatkan kinerja pegawai dan meningkatkan kinerja administrasi yang dapat diselesaikan secara digital. Namun, untuk indikator produksi masih terdapat kendala ketika aplikasi mengalami gangguan sehingga mengalami kesulitan dalam melaporkan data, hal ini tentu memengaruhi hasil kinerja pegawai walaupun fitur aplikasi E-Buddy memberikan banyak kemudahan. Untuk indikator efisiensi pada saat sebelum penggunaan aplikasi E-Buddy kegiatan administrasi khususnya absensi dan surat menyurat dilakukan secara manual yang memerlukan waktu dan biaya namun setelah adanya aplikasi E-Buddy kegiatan administrasi dapat dilakukan secara cepat dan praktis, sedangkan pada indikator kepuasan pegawai Pemerintah Desa Larangan sendiri masih belum melakukan pengukuran kepuasan namun, beberapa pegawai merasa aplikasi E-Buddy dapat meningkatkan efektivitas kinerja. Selanjutnya indikator adaptasi, penggunaan aplikasi E-Buddy belum sepenuhnya diterima oleh seluruh perangkat desa khususnya pegawai yang sudah lanjut usia namun pegawai Pemerintah Desa Larangan masih dalam tahap beradaptasi dari metode manual ke digital. Terakhir pada indikator pengembangan organisasi masih ditemui beberapa kendala teknis sehingga mengharuskan pegawai kembali ke cara manual namun pegawai Pemerintah Desa Larangan memiliki konsistensi dan optimisme untuk terus mengevaluasi dan tetap menggunakan aplikasi ini untuk pekerjaan yang ada di instansi pemerintahan dengan dibantu dan didukung oleh pihak terkait.
Ucapan Terima Kasih
Alhamdulillah, atas rahmat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dan menyusun jurnal yang berjudul "Efektivitas Aplikasi E-buddy Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Pemerintah Desa Larangan Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo”. Dengan selesainya jurnal ini merupakan langkah awal penulis untuk melakukan petualangan hidup baru.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan ini, banyak sekali rintangan dan kesulitan yang harus dihadapi. Namun, atas rahmat Allah SWT, penulis dapat melalui semua tantangan tersebut dan menyelesaikan penulisan jurnal ini. Keberhasilan penulis dalam melakukan penelitian ini tidak lepas dari berbagai pihak yang ikut berkontribusi. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah mendukung dalam selesainya jurnal ini yaitu kepada Ibu Purwaningtyas Kartikaningrum atau Ibu Ika selaku Sekretaris Desa Larangan, Ibu Nurul selaku KAUR Keuangan Desa Larangan dan Bapak Achmad Solifudin selaku Operator Desa Larangan yang telah memberikan penulis kesempatan untuk dapat melakukan penelitian di Pemerintah Desa Larangan Kabupaten Sidoarjo. Terlebih, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Mama dan Papa serta seluruh keluarga yang selalu memberikan semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal ini. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para sahabat dan rekan yang telah dengan tulus memberikan bantuan, dukungan, dan semangat selama proses penulisan jurnal ini. Tidak lupa pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Terakhir, penulis ingin mengapresiasi diri sendiri atas usaha dan kegigihan yang telah dilakukan.
Penulis menyadari bahwa jurnal ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan terbuka menerima segala kritik dan saran konstruktif dari berbagai pihak untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata penulis berharap semoga jurnal ini dapat memberi wawasan dan menjadi referensi sehingga bermanfaat bagi banyak pihak.
[1] M. Ikram, “Efektivitas Sistem Kearsipan Di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar,” 2019.
[2] E. P. Kurnia, “Administrasi Tata Usaha,” 2020.
[3] E. N. Laili and I. U. Choiriyah, “Communication In The Elderly Family Development Program In Gresik Regency,” JKMP (Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik), vol. 9, no. 2, pp. 64–70, 2021. doi: 10.21070/jkmp.v9i2.1577.
[4] D. C. Widyawan and A. Idris, “Implementasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) Di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kota Samarinda,” Jurnal Administrasi Reform, vol. 8, no. 2, p. 125, 2021. doi: 10.52239/jar.v8i2.5206.
[5] A. Pujilestari and I. R. Maksum, “Penerapan Aplikasi Naskah Dinas Elektronik Pada Biro Kepala Daerah Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta,” Jurnal Niara, vol. 15, no. 2, pp. 211–220, 2022. doi: 10.31849/niara.v15i2.9942.
[6] S. Nur, M. Maisaroh, and I. Rodiyah, “Implementasi Program Aplikasi Naskah Dinas Elektronik (e-buddy) Di Pemerintah Desa Prasung Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo,” pp. 1–13, 2023.
[7] K. Ummah and I. U. Choiriyah, “Implementasi E-Government Melalui Aplikasi Naskah Dinas Elektronik Kabupaten Sidoarjo (E-Buddy) (Studi Kasus Di Pemerintah Desa Kajeksan Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo),” pp. 1–11, 2022.
[8] A. P. M. Z. Syauqi, “Efektivitas Penerapan Absensi Berbasis Aplikasi ‘E-Buddy’ Dalam Menunjang Disiplin Kerja Aparatur Sipil Negara (Studi Kasus Sekretariat DPRD Kab. Sidoarjo),” Inovant, vol. 1, no. 4, pp. 28–40, 2023.
[9] L. J. Moleong, “Metode Penelitian Kualitatif,” 2019.
[10] R. Ginting, “Bab III Metode Penelitian Miles And Huberman,” NASPA Journal, vol. 42, no. 4, p. 1, 2019.
[11] A. D. Nata and A. Machpudin, “Analisis Proses Budaya Organisasi Mempengaruhi Efektivitas Organisasi Melalui Peran Komunikasi Organisasi Sebagai Variabel Intervening Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Merangin,” Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan, vol. 11, no. 3, pp. 703–712, 2022. doi: 10.22437/jmk.v11i03.17996.
[12] J. S. Politik and M. F. Dzulfa, “Efektivitas Penggunaan E-Buddy Dalam Surat – Menyurat Sekretariat DPRD Kabupaten Sidoarjo,” vol. 3, no. 2, pp. 28–35, 2024.
[13] R. D. Rahmawati and I. U. Choiriyah, “Implementation of the E-Buddy Application in Managing Official Letters in Village Government (Case Study in Kalisogo Pond Village Government, Jabon District, Sidoarjo Regency),” pp. 1–16, 2020.
[14] J. L. Gibson, “Teori Kepuasan Kerja,” 2021.
[15] Ariana, S. Andini, B. R. D. Putra, and T. Darmansah, “Implementasi Teknologi Informasi Dalam Manajemen Administrasi Perkantoran Di Sekolah MAS Al-Wasliyah Tembung,” Transformasi Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Manajemen, vol. 3, no. 2, pp. 92–99, 2024. doi: 10.56444/transformasi.v3i2.1635.
[16] A. Hanifah and I. Rodiyah, “Implementasi Penataan Naskah Dinas Elektronik Melalui E Buddy Di Desa Panggreh Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo,” pp. 1–12, 2019.