This study investigates the impact of Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Financial Value Added (FVA), and Return on Investment (ROI) on stock prices in the Indonesian construction industry from 2014 to 2018. A purposive sampling technique was employed, resulting in a sample size of 12 companies. Using multiple linear regression analysis, the study explores the relationships between EVA, MVA, FVA, ROI as independent variables, and stock prices as the dependent variable. The findings reveal that EVA exerts a significant negative influence on stock prices, while MVA and FVA exhibit a significant positive effect. However, no significant relationship was observed between ROI and stock prices. These results contribute to a better understanding of the value creation mechanisms in the construction industry, offering valuable insights for investors, practitioners, and policymakers in optimizing investment decisions and fostering sustainable growth.
Highlights:
Keywords: Value creation, Stock prices, Construction sector, Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA)
Keuntungan yang diperoleh dalam investasi saham tidak terlepas dari pergerakan harga saham itu sendiri. Investor harus mampu untuk mengidentifikasi berbagai informasi untuk dapat memprediksi suatu trend, memperhitungkan risiko (risk) dan memperhitungkan pendapatan yang diharapkan (expected return) sehingga tidak mengalami kerugian dikemudian hari dan dapat memaksimalkan pendapatan [1] .
Menurut Data Bursa Efek Indonesia Harga Saham Perusahaan Konstruksi Sektor Bangunan dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan tetapi dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2018 harga saham perusahaan Konstruksi cenderung terus mengalami penurunan. Pergerakan harga saham yang cukup mencolok ini patut menjadi fokus utama bagi investor dalam menginvestasikan dananya di pasar saham. Hal ini karena harga saham menjadi patokan utama investor dalam mengambil keputusan untuk membeli saham pada harga rendah dan kemudian menjual saham pada saat harga saham berada dipuncak tertinggi dalam rangka memaksimalkan laba dari aktivitas investasinya di pasar saham [2].
[3] Menyatakan bahwa harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya.
Penilaian perusahaan adalah langkah penting yang harus diambil oleh investor sebelum mereka berinvestasi dalam perusahaan. Melalui penilaian perusahaan, investor dapat memilih langkah apa yang harus diambil di perusahaan jika mau membeli atau menjual ekuitasnya [4]. Menciptakan nilai adalah untuk membawa perubahan pada perusahaan di era global seperti sekarang, dan kemudian muncul konsep pengukuran kinerja itu adalah Economic Value Added (EVA). Prinsip analisis ini adalah Untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham, perusahaan harus mendapatkan pengembalian modal yang melebihi biaya modal [5]. Menurut penelitian [6] menyatakan bahwa Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh [7] menyatakan bahwa Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Kekayaan Pemegang Saham akan dimaksimalkan dengan meningkatkan nilai pasar saham jumlah nominal modal ekuitas yang telah disediakan oleh pemegang saham[8]. Semakin tinggi MVA, semakin baik pekerjaan yang dilakukan oleh manajer untuk pemegang saham perusahaan demikian bahwa perusahaan layak menjadi tempat untuk berinvestasi [9]. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh [9] yang menyatakan bahwa Market Value Added (MVA) berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Hasil ini berbeda dengan penelitian [10] bahwa MVA tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Perusahaan tentunya akan berusaha untuk memiliki nilai tambah financial bagi perusahaan, Financial Value Added(FVA) merupakan pengukuran kinerja perusahaan yang mengukur nilai tambah financial suatu perusahaan yang mempertimbangkan kontribusi fixed assets dalam menghasilkan keuntungan bersih perusahaan [11]. Menurut [12] menyatakan bahwa Financial Value Added (FVA) berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh [13] yang menyatakan bahwa Financial Value Added tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Kemampuan manajer dalam mengelola aset dalam investasi yang akan menghasilkan laba bagi perusahaan mempunyai peran penting terhadap kinerja perusahaan untuk meningkatkan keuntungan, sehingga rasio ROI dapat dijadikan indikator dalam menilai kinerja perusahaan dalam hal ini untuk menilai pengaruhnya terhadap nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham. Return on investment (ROI) atau pengembalian investasi, sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan [14]. Menurut Penelitian [15] Menyatakan bahwa Return On Investment (ROI) berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh [16] Menyatakan bahwa Return On Investment (ROI) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Tinjauan Teori
Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan Economic Value Added (EVA) terhadap Harga Saham
EVA (economic value added) pada dasarnya merupakan indikator kinerja perusahaan yang mengukur apakah pada suatu periode perusahaan mampu menciptakan nilai tambah bagi investor [17]. Hasil perhitungan EVA yang positif merefleksikan tingkat return yang lebih tinggi daripada tingkat biaya modal [12].Penelitian ini diperkuat oleh [18] yang menyatakan bahwa EVA berpengaruh positif terhadap harga saham. Penelitian ini tidak sejalan dengan yang telah dilakukan oleh [19], [13] bahwa EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham.
2. Hubungan Market Value Added (MVA) terhadap Harga Saham
MVA adalah selisih nilai pasar perusahaan dengan modal keseluruhan yang diinvestasikan perusahaan. MVA mengukur kinerja keuangan selama perusahaan berdiri. MVA positif berarti manajemen keuangan berhasil memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Berhasil memaksimalkan kekayaan pemegang saham berarti pemegang saham menerima pengembalian lebih dari modal yang ditanamkan untuk investasi. kemakmuran pemegang saham dimaksimumkan dengan memaksimumkan kenaikan nilai.
3. Hubungan Financial Value Added (FVA) terhadap Harga Saham
pasar dari modal perusahaan di atas nilai modal yang disetor pemegang saham [8]. Hal ini membuat investor banyak menginginkan saham- saham perusahaan tersebut. Penelitian ini diperkuat oleh [9] yang secara teoritis menyatakan bahwa MVA berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh [10] yang menyatakan bahwa MVA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
4. Hubungan Return On Investment (ROI) terhadap Harga Saham
Financial Value Added (FVA) merupakan pengukuran kinerja perusahaan yang mengukur nilai tambah financial suatu perusahaan yang mempertimbangkan kontribusi fixed assets dalam menghasilkan keuntungan bersih perusahaan [11]. Perusahaan tentunya akan berusaha untuk memiliki nilai tambah finansial bagi perusahaan dimana FVA bernilai positif atau lebih besar dari nol, hal ini terjadi manakala keuntungan bersih perusahaan dan penyusutan dapat menutupi equivalent depreciation atau lebih besar dari ED. Jika ini tercapai maka perusahaan dapat meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya. Penelitian ini diperkuat oleh [12] yang meyatakan bahwa secara teoritis FVA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [13] menyatakan bahwa FVA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan[14]. Hal ini menggambarkan kinerja perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya dalam rangka mencapai laba. Maka, apabila perhitungan rasio ini semakin tinggi, semakin baik pula keadaan suatu perusahaan. Keadaan baik dalam perusahaan, maka akan menjadi hal yang menarik bagi investor untuk berinvestasi, karena perusahaan dengan ROI yang tinggi dirasa aman dan ada pengharapan untuk memperoleh keuntungan[16]. Penelitian ini diperkuat oleh [20] yang menyatakan bahwa ROI berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh [21] yang menyatakan bahwa secara parsial ROI tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan menggunakan metode Pendekatan Kuantitatif dimana data tersebut yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk angka-angka dan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan statistik. Berdasarkan karakteristiknya,penelitian ini tergolong sebagai penelitian kausal komparatif. Artinya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih, yaitu variabel independen terhadap variabel dependen [22].
A. Variabel Dependen
Variabel dependen (Y) sering juga disebut dengan variabel terikat,yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas [22]. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Harga Saham perusahaan Industri Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
B. Variabel Independen
Variabel Independen Variabel independen (X) atau yang biasa disebut dengan variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan sebagai variabelindependen atau variabel bebas yaitu Economic Value Added (EVA),Market Value Added (MVA), Financial Value Added (FVA) dan Return On Investment (ROI).
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil data sekunder yang diperoleh dari galeri Investasi Bursa Efek Indonesia yang terletak di Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Muhammdyah Sidoarjo yang berlokasi di Jl Mojopahit No. 666-B Sidoarjo.
D. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya [22]. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 201 hingga periode 2018, yaitu sebanyak 18 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi [22]. Sampel harus merepresentatifkan atau mewakili karakteristik dari populasi tersebut. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
No | Kriteria | Jumlah |
1. | Populasi Perusahaan Konstruksi subsektor Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia | 18 |
2. | Perusahaan Konstruksi subsektor Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode dan memplubikasikan laporankeuangan Periode th 2014-2018 | 12 |
3. | Perusahaan Konstruksi subsektor Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tahun listing kurang dari tahunpenelitian (Tahun Listing 2016-2017) | (6) |
Jumlah perusahaan yang tidak memenuhi kriteria | 6 | |
Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria | 12 | |
No | Perusahaan Konstruksi Bangunan di Indonesia |
1 | PT. Adhi Karya (Persero) Tbk |
2 | PT. PP (Persero) Tbk |
3 | PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk |
4 | PT. Waskita Karya (Persero) Tbk |
5 | Acset Indonesia Tbk |
6 | PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk |
7 | Nusa Raya Cipta Tbk |
8 | PT. Hanson International Tbk |
9 | Indonesia Pondasi Raya Tbk |
10 | Total Bangun Persada Tbk |
11. | Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk |
12. | Surya Semesta Internusa Tbk |
E. Jenis, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif seperti yang dipaparkan oleh [22] data peneliti dalam metode kuantitatif berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh . Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliri dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia melalui Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia yang berada di Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Muhammdyah Sidoarjo.
Tehnik Pengumpulan yang digunakan adalah pengumpulan melalui observasi tidak langsung yaitu dengan mengumpulkan dokumen – dokumen laporan keuangan tahunan dari Perusahaan Konstruksi sektor Bangunan di Indonesia periode 2014 – 2018 yang dipublikasikan di website Bank Indonesia maupun Bursa Efek Indonesia.
F. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen maka digunakan model regresi linier berganda yang digunakan sebagai berikut:
HS it = β+ β1EVA it +β2MVA it+β3FVA it+ β4ROI it e
Tingkat signifikansi yang dipakai dalam penelitian adalah sebesar 5% maka tingkat signifikansi 0,05 untuk menolak suatu hipotesis.
Dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut :
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan analisis yang bertujuan untuk memberikan gambaran penelitian yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Analisis ini akan menjelaskan dan menggambarkan variabel dependen yaitu harga saham serta variabel independen yaitu EVA, MVA, FVA, dan ROI. Adapun data statistik deskriptif disajikan pada tabel berikut:
X1 | X2 | X3 | X4 | Y | |
Mean | 11.81104 | 28.59472 | 12.81969 | 1.161147 | 6.744052 |
Median | 11.87062 | 28.77379 | 12.94452 | 1.348698 | 6.910697 |
Maximum | 14.64476 | 31.43295 | 15.01561 | 3.213946 | 8.262301 |
Minimum | 8.203864 | 25.53065 | 8.780043 | -3.472494 | 3.912023 |
Std. Dev. | 1.353015 | 1.417716 | 1.214478 | 1.258102 | 1.144923 |
Skewness | -0.252596 | -0.198431 | -0.892767 | -1.662375 | -0.817057 |
Kurtosis | 3.045221 | 2.015809 | 4.221726 | 6.724364 | 2.983018 |
Jarque-Bera | 0.643162 | 2.815330 | 11.70186 | 62.31214 | 6.676542 |
Probability | 0.725002 | 0.244714 | 0.002877 | 0.000000 | 0.035498 |
Sum | 708.6625 | 1715.683 | 769.1814 | 69.66880 | 404.6431 |
Sum Sq. Dev. | 108.0084 | 118.5852 | 87.02239 | 93.38636 | 77.34001 |
Observations | 60 | 60 | 60 | 60 | 60 |
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
Hasil Regresi Linier Berganda
1. Regresi Data Panel
Regresi data panel merupakan gabungan dari data yang memiliki jumlah cross section dan jumlah time series. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data dari 12 perusahaan di BEI dengan masa periode yang
diteliti adalah 5 tahun, yaitu 2014-2018. Untuk menentukan model mana yang terbaik digunakan dalam analisis maka dalam penelitian ini menggunakan dua teknik estimasi model, yaitu Uji Chow dan Uji Hausmen.
a. Uji Spesifikasi Model dengan Uji Chow
Uji Chow adalah teknik analisis yang bertujuan untuk memilih antara model fixed effect atau model
common effect yang seharusnya digunakan [23]. H0 : common effect
Ha : fixed effect
Dari hipotesis yang digunakan, maka H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika P-value kurang lebih besar dari nilai a. Selanjutnya untuk nilai signifikansi yang digunakan adalah 5%.
Effects Test | Statistic | d.f. | Prob. |
Cross-section F | 35.149481 | (11,44) | 0.0000 |
Cross-section Chi-square | 136.865569 | 11 | 0.0000 |
Berdasarkan hasil uji Chi-square yang dihasilkan yaitu 0.0000. Hal ini menunjukkan probabilitas (P-value) yang dihasilkan yaitu kurang dari 5% atau 0,05. Dari analisis yang dilakukan menggunakan software Eviews 9.0 probabilitas yang dihasilkan model CEM yaitu 0,069280 sedangkan untuk model FEM sebesar 0,000000. Sehingga dari kedua hasil tersebut yang disesuaikan dengan Uji Chow maka model yang baik digunakan adalah FEM. Oleh karena itu Ha diterima.
b. Uji Spesifikasi Model dengan Uji Hausmen
Uji Hausmen adalah teknik analisis yang bertujuan untuk memilih antara model fixed effect
atau model random effect yang seharusnya digunakan [23]. H0 : random effect
Ha : fixed effect
Dari hipotesis yang digunakan, maka H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika P-value kurang lebih besar dari nilai a. Selanjutnya untuk nilai signifikansi yang digunakan adalah 5%.
Test Summary | Chi-Sq. Statistic | Chi-Sq. d.f. | Prob. | |
Cross-section random | 8.189738 | 4 | 0.0849 | |
Cross-section random effects test comparisons: | ||||
Variable | Fixed | Random | Var(Diff.) | Prob. |
X1 | -0.162342 | -0.136026 | 0.000293 | 0.1243 |
X2 | 0.207507 | 0.227090 | 0.000983 | 0.5321 |
X3 | -0.185953 | -0.187784 | 0.000171 | 0.8885 |
X4 | 0.017035 | 0.016677 | 0.000069 | 0.9656 |
Berdasarkan uji Hausmen probabilitas yang dihasilkan yaitu 0.0849. Hal ini menunjukkan probabilitas (P-value) yang dihasilkan yaitu lebih dari 5% atau 0,05. Dari analisis yang dilakukan menggunakan software Eviews 9.0 probabilitas yang dihasilkan model REM yaitu 0,0849 sedangkan untuk model FEM sebesar 0,000000. Sehingga dari analisis yang telah dilakukan maka model yang baik digunakan adalah REM. Oleh karena itu H0 diterima.
2. Regresi Linier Berganda
Teknik analisis regresi linier berganda digunakan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain.
Variable | Coefficient | Std. Error | t-Statistic | Prob. |
C | 4.245046 | 2.352646 | 1.804371 | 0.0766 |
X1 | -0.136026 | 0.068456 | -1.987041 | 0.0519 |
X2 | 0.227090 | 0.084681 | 2.681724 | 0.0097 |
X3 | 0.187784 | 0.065445 | 2.869331 | 0.0058 |
X4 | 0.016677 | 0.052090 | 0.320153 | 0.7501 |
Effects Specification | ||||
S.D. | Rho | |||
Cross-section random | 0.986652 | 0.8636 | ||
Idiosyncratic random | 0.392126 | 0.1364 | ||
Weighted Statistics | ||||
R-squared | 0.300799 | Mean dependent var | 1.180169 | |
Adjusted R-squared | 0.249948 | S.D. dependent var | 0.469702 | |
S.E. of regression | 0.406788 | Sum squared resid | 9.101185 | |
F-statistic | 5.915313 | Durbin-Watson stat | 1.148868 | |
Prob(F-statistic) | 0.000494 | |||
Unweighted Statistics | ||||
R-squared | -0.056820 | Mean dependent var | 6.744052 |
Untuk rumus yang digunakan dalam regresi linier berganda adalah sebagai berikut: HS it = β + β1 EVA it + β1 MVA it + β1 FVA it + β1 ROI it + e
Dari rumus di atas diperoleh persamaan untuk regresi linier berganda berdasarkan analisis yang dilakukan yaitu:
HS it = 4.245046– 0.136026EVAit + 0.227090MVAit + 0.187784FVAit + 0.016677ROIit + e
Dapat persamaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
C. Hasil Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak.
Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal karena nilai Jarque-Bera sebesar 3,405234 dengan probabilitas yang dihasilkan sebesar 0,182206 atau 18,2206%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebihdari 0,05 atau 5%.
2) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antara variabel bebas.
X1 | X2 | X3 | X4 | |
X1 | 1.000000 | 0.372924 | 0.384787 | -0.205411 |
X2 | 0.372924 | 1.000000 | 0.392477 | -0.142445 |
X3 | 0.384787 | 0.392477 | 1.000000 | 0.082894 |
X4 | -0.205411 | -0.142445 | 0.082894 | 1.000000 |
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat untuk hubungan antara variabel EVA dengan variabel yang lain nilainya kurang dari 1, begitupula untuk variabel MVA, FVA, dan ROI juga menghasilkan nilai kurang dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi terbebas dari adanya korelasi yang tinggi antara variabel bebas sehingga kesimpulannya adalah data-data tersebut terbebas dari multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
3. Uji Heteroskeatisitas
Uji heteroskeatisitas memiliki tujuan untuk menguji ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila variasi dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedatisitas dan apabila berbeda maka disebut heteroskedatisitas (Ghozali, 2016).
R-squared | 0.147096 | Mean dependent var | 0.295493 |
Adjusted R-squared | 0.085067 | S.D. dependent var | 0.363718 |
S.E. of regression | 0.347904 | Sum squared resid | 6.657059 |
F-statistic | 2.371396 | Durbin-Watson stat | 1.427174 |
Prob(F-statistic) | 0.063478 | ||
Unweighted Statistics | |||
R-squared | 0.124351 | Mean dependent var | 0.965446 |
Sum squared resid | 22.59990 | Durbin-Watson stat | 0.420391 |
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas F hitung sebesar 0,063478 yang berarti bahwa nilai yang dihasilkan lebih dari ketentuan yaitu 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam analisis uji heteroskedatisitas data yang dianalisis tidak terjadi atau tidak ada gejala heteroskedatisitas.
4. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya.
R-squared | 0.300799 | Mean dependent var | 1.180169 |
Adjusted R-squared | 0.249948 | S.D. dependent var | 0.469702 |
S.E. of regression | 0.406788 | Sum squared resid | 9.101185 |
F-statistic | 5.915313 | Durbin-Watson stat | 1.148868 |
Prob(F-statistic) | 0.000494 | ||
Unweighted Statistics | |||
R-squared | -0.056820 | Mean dependent var | 6.744052 |
Sum squared resid | 81.73449 | Durbin-Watson stat | 0.127927 |
Berdasarkan data pada Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa uji Durbin-Watson yang diperoleh sebesar 1,148868. Selanjutnya, berdasarkan jumlah sampel dan jumlah variabel maka nilai dL dan dU pada tabel Durbin-Watson adalah 1,4083 dan 1,7671. Untuk deteksi autokorelasi positif, nilai dw yang dihasilkan kurang dari nilai dL dan dU. Sehingga, berdasarkan ketentuan yang ada maka terdapat autokorelasi positif.
D. Uji Ketetapan Model
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi (R2) merupakan sebuah koefisien yang menunjukkan persentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Prinsip uji R2 yaitu semakin besar nilai R2 maka menunjukkan semakin besar pula pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
R-squared | 0.300799 | Mean dependent var | 1.180169 |
Adjusted R-squared | 0.249948 | S.D. dependent var | 0.469702 |
S.E. of regression | 0.406788 | Sum squared resid | 9.101185 |
F-statistic | 5.915313 | Durbin-Watson stat | 1.148868 |
Prob(F-statistic) | 0.000494 | ||
Unweighted Statistics | |||
R-squared | -0.056820 | Mean dependent var | 6.744052 |
Sum squared resid | 81.73449 | Durbin-Watson stat | 0.127927 |
Berdasarkan hasil analisis nilai Adjusted R2 yang diperoleh sebesar 0.249948. Hal ini menunjukkan variasi naik turunnya harga saham perusahaan dapat dijelaskan sebesar 24,9948% oleh variabel EVA, MVA, FVA, dan ROI. Untuk sisanya sebesar 75,0052% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
2. Uji F (Simultan)
Uji F merupakan uji yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.
R-squared | 0.300799 | Mean dependent var | 1.180169 |
Adjusted R-squared | 0.249948 | S.D. dependent var | 0.469702 |
S.E. of regression | 0.406788 | Sum squared resid | 9.101185 |
F-statistic | 5.915313 | Durbin-Watson stat | 1.148868 |
Prob(F-statistic) | 0.000494 | ||
Unweighted Statistics | |||
R-squared | -0.056820 | Mean dependent var | 6.744052 |
Sum squared resid | 81.73449 | Durbin-Watson stat | 0.127927 |
Berdasarkan hasil analisis F-statistic yang diperoleh sebesar 5.915313 dan probabilitas dari F- statistic sebesar 0.000494. Selanjutnya untuk F tabel yang yang diperoleh dari tabel F yaitu sebesar 2,54. Sehingga F-statistic > F tabel yaitu 5.915313>2,54 dan untuk probabilitas F-statistic yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu EVA, MVA, FVA, dan ROI secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu harga saham.
3. Uji T (Parsial)
Uji beda t-test digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Variable | Coefficient | Std. Error | t-Statistic | Prob. |
C | 4.245046 | 2.352646 | 1.804371 | 0.0766 |
X1 | -0.136026 | 0.068456 | -1.987041 | 0.0519 |
X2 | 0.227090 | 0.084681 | 2.681724 | 0.0097 |
X3 | 0.187784 | 0.065445 | 2.869331 | 0.0058 |
X4 | 0.016677 | 0.052090 | 0.320153 | 0.7501 |
Effects Specification | ||||
S.D. | Rho | |||
Cross-section random | 0.986652 | 0.8636 | ||
Idiosyncratic random | 0.392126 | 0.1364 | ||
Weighted Statistics | ||||
R-squared | 0.300799 | Mean dependent var | 1.180169 | |
Adjusted R-squared | 0.249948 | S.D. dependent var | 0.469702 | |
S.E. of regression | 0.406788 | Sum squared resid | 9.101185 | |
F-statistic | 5.915313 | Durbin-Watson stat | 1.148868 | |
Prob(F-statistic) | 0.000494 | |||
Unweighted Statistics | ||||
R-squared | -0.056820 | Mean dependent var | 6.744052 | |
Sum squared resid | 81.73449 | Durbin-Watson stat | 0.127927 |
Kriteria yang digunakan jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis dapat diterima. Dapat disimpulkan bahwa diperoleh t-statistic dan nilai probabilitas untuk masing-masing variabel independen. Untuk t tabel yang diperoleh yaitu sebesar 2,00404, nilai tersebut dapat dilihat pada tabel nilai t dengan probabilitas 0,05.
Berdasarkan Uji T yang telah dilakukan diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Harga Saham
Setelah melakukan berbagai jenis Uji atau analisis terhadap data penelitian dari 12 perusahaan yang berada di BEI, untuk variabel EVA Tingkat probabilitas yang diperoleh kurang dari tingkat probabilitas yang ditetapkan, yaitu 0,05 atau 5%. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa variabel EVA berpengaruh negatif signifikan atau berlawanan arah terhadap progres harga saham perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh[5]. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh [18] yang menyatakan apabila EVA memiliki hubungan yang positif signifikan dalam harga saham. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh [1] bahwa EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Pada dasarnya EVA merupakan indikator kinerja perusahaan yang berfungsi untuk mengukur apakah pada suatu periode perusahaan mampu menciptakan nilai tambah bagi investor [17]. Akan tetapi, dalam penelitian kali ini variabel EVA berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya kondisi sosial dan ekonomi Indonesia yang kurang stabil sehingga mengakibatkan resiko bisnis serta ketidakpastian tingkat pendapatan yang akan diperoleh oleh investor. Sehingga dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha1 diterima, yakni Economic Value Added (EVA) berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham Perusahaan Konstruksi yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018.
2. Pengaruh Market Value Added (MVA) Terhadap Harga Saham
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel MVA tingkat probabilitas yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat probabilitas yang ditetapkan, yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel MVA berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga saham.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh [26] yang menyatakan bahwa secara parsial Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Akan tetapi, penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh [10] yang menyatakan bahwa MVA tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Market Value Added (MVA) merupakan nilai yang dihasilkan berdasarkan perhitungan dengan cara mengurangkan modal yang diinvestasikan dari jumlah keseluruhan nilai pasar ekuitas perusahaan dan jumlah utangnya[27]. Peningkatan nilai tambah pasar saham yang jumlah nominal modal ekuitas disediakan oleh pemegang saham kekayaannya bisa dimaksimalkan [8]. Semakin baik pekerjaan yang dilakukan oleh manajer untuk pemegang saham perusahaan, demikian bahwa perusahaan menjadi layak sebagai tempat berinvestasi maka nilai MVA akan semakin tinggi [9]. Sehingga dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha2 diterima, yakni Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap harga saham Perusahaan Konstruksi yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018.
3. Pengaruh Financial Value Added (FVA) Terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel FVA Tingkat probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari tingkat probabilitas yang ditetapkan, yaitu 0,05 atau 5%. Sehingga hal ini menunjukkan variabel FVA berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham perusahaan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh [12] yang menyatakan bahwa FVA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [13] menyatakan bahwa FVA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dikarenakan perusahaan yang diteliti tidak terlalu tertarik untuk mencari investor sehingga perusahaan tidak bisa mengoptimalkan perhitungan kontribusi aset tetap yang berpengaruh pada laba perusahaan.
Financial Value Added (FVA) merupakan analisis untuk mengukur nilai tambah financial sebagai pengukuran kinerja suatu perusahaan yang mempertimbangkan kontribusi fixed assests dalam menghasilkan laba bersih perusahaan[11]. Dalam penelitian ini FVA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini berarti menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengoptimalkan perhitungan kontribusi aset tetap sehingga dapat menghasilkan laba yang besar bagi perusahaan serta sangat menguntungkan pihak investor. Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh [28] menyatakan bahwa FVA bernilai positif disebabkan adanya pengurangan biaya modal dan menunjukkan bahwa pihak perusahaan bisa memberikan keuntungan bagi investasi sehingga sesuai dengan harapan para investor.
Sehingga dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha3 diterima, yakni Financial Value Added (FVA) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham Perusahaan Konstruksi yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018.
4. Pengaruh Return on Investment (ROI) Terhadap Harga Saham
Dari hasil analisis yang sudah dilakukan, menunjukkan bahwa nilai ROI lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen ROI tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh [16] yang menyatakan bahwa secara parsial ROI tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Akan tetapi penelitian ini penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian oleh [15] yang menyatakan bahwa ROI berpengaruh baik signfikan terhadap harga saham.
Return on Investment (ROI) merupakan tolak ukur sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan dengan tingkat yang diharapkan. Oleh karena itu, rasio ROI dijadikan indikator dalam menilai kinerja perusahaan berupa penilaian terhadap pengaruhnya bagi nilai perusahaan atau harga saham. Semakin tinggi rationya maka semakin baik keadaan suatu perusahaan. Dalam penelitian ini ROI tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap harga saham karena sebagian besar perusahaan yang diteliti menghasilkan nilai ROI yang rendah. Persentase ROI yang rendah tidak selalu buruk, disebabkan keputusan manajemen yang sengaja menggunakan utang dalam jumlah yang besar, beban bunga yang relatif tinggi ini menyebabkan laba bersih yang dihasilkan relatif rendah. Sehingga meskipun ROI mengalami fluktuasi maka harga saham tidak akan terpengaruh [21}.
Berdasarkan dari hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap hipotesis yang dibantu aplikasi eviews, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut :