This study aimed to examine the relationships between work family conflict, work environment, workload, and employee work stress in a specific organization. The research utilized a quantitative approach with hypothesis testing, involving a sample of 70 employees from a manufacturing company. Multiple linear regression analysis, coefficient determinants (R2), multiple correlation coefficient (R), f test, t test, and classical assumption tests were employed as analytical tools using SPSS version 18. Primary data were collected through questionnaires using a Likert scale, which underwent validity and reliability tests. The findings demonstrated significant effects of work family conflict, work environment, and workload on employee work stress. These outcomes contribute to our understanding of the factors influencing employee well-being in the workplace. The implications of this research may inform organizational interventions aimed at reducing work stress and improving overall employee performance and satisfaction.
Highlights:
Keywords: Work Family Conflict, Work Environment, Workload, Employee Work Stress, Quantitative Analysis
Perubahan lingkungan ekonomi yang begitu cepat yang ditandai dengan berbagai macam teknologi yang canggih, seperti yang kita ketahui kemajuan informasi merupakan salah satu kemajuan yang sangat pesat di lingkungan global saat ini. Perusahaan harus siap merespon berbagai macam perubahan yang terjadi di era global, agar tetap mampu bersaing di lingkungan pasar global.
Menurut De Vries (2011) work family conflict sering timbul karena pekerjaan yang memiliki jam kerja tidak fleksibel, tidak teratur, jam kerja yang panjang, serta beban kerja yang tinggi, stres pekerjaan yang dialami, konflik personal di tempat kerja, perjalanan dinas, perubahan karir, atau atasan organisasi yang tidak supportif dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan tanggung jawab terhadap keluarga.’’ [1]
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Alex S. Nitisemito, 1982 : 183).’’[2]
Munandar (2001), setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut.’’[3]
Mengingat pentingnya sumber daya manusia yang yang meliputi peran, pengelolaan, dan pemanfaatan karyawan, maka perlu untuk merangsang semangat kerja karyawan, perusahaan harus memenuhi beberapa kriteria melalui penerapan konsep dan teknik manajemen sumber daya manusia yang tepat.’’ [4].
Hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah memahami karakteristik karyawan yang ada dan lebih tangkas dalam menganalisa permasalahan perusahaan karena ketika perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang baik dan dapat mengelolanya dengan baik maka perusahaan akan lebih mudah mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. keuntungan, namun pada kenyataannya terdapat beberapa permasalahan yang terjadi, salah satunya adalah stres kerja karyawan yang terjadi akibat work family conflictpekerjaan dan keluarga tidak dapat disejajarkan, lingkungan kerja yang tidak mendukung dan beban kerja yang semakin berat.[5]
Hal ini dapat dianalisa pada tingkat ketidakhadiran karyawan dalam beberapa bulan terakhir, yang dapat mempengaruhi produktivitas dan kelancaran perusahaan dalam proses produksi.
Bulan | Jumlah Karyawan | Jumlah ketidakhadiran karyawan | Hari Kerja | Tingkat Absensi (%) | ||
Alfa | Ijin | Sakit | ||||
Januari | 181 | 3 | 3 | 3 | 25 | 4.9 % |
Febuari | 180 | 4 | 3 | 3 | 24 | 5.5 % |
Maret | 177 | 4 | 2 | 4 | 25 | 5,6 % |
April | 172 | 5 | 1 | 4 | 23 | 5.8 % |
Mei | 165 | 4 | 3 | 3 | 24 | 6,0 % |
Juni | 164 | 4 | 3 | 3 | 19 | 6.1 % |
Juli | 150 | 5 | 2 | 5 | 24 | 8,0 % |
Agustus | 147 | 4 | 3 | 4 | 25 | 7.4 % |
September | 147 | 5 | 3 | 4 | 24 | 8.1 % |
Oktober | 142 | 4 | 4 | 4 | 25 | 8,4 % |
November | 142 | 5 | 5 | 5 | 24 | 10,5 % |
Desember | 138 | 6 | 4 | 7 | 23 | 12,3 % |
Jumlah Rata – Rata Ketidakhadiran | 7.3 % |
Dari data tabel diatas menunjukan bahwa tingkat absensi dari bulan januari sampai bulan desember 2017 setiap bulanya hampir mengalami peningkatan absensi ketidakhadiran yang cukup banyak dengan hasil rata-rata tingkat absensi ketidakhadiran karyawan PT. Surya Timur Arta Rajasa adalah 7,3 %. Sangatlah cukup banyak yang sangat berpengaruh terhadap produktifitas kerja. Maka hal tersebut dapat dijadikan salah satu indikator bahwa adanya stres kerja yang terjadi dalam perusahaan .
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Work Family Conflict, Lingkungan Kerja, dan Beban kerja terhadap Stres Kerja Karyawan Pada PT. Surya Timur Artha Rajasa di Sido kare Sidoarjo”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian sebagai berikut :
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Surya Timur Arta Rajasa berlokasi di Jalan Kapasan No 17 RT 21 Rw 05 Sidokare Kecamatan sidoarjo, kabupaten sidoarjo, jawa timur 61214. Tlp (031) 8960000.
B. Populasi dan Sampel
Sampel : Penelitian ini menggunakan probability sampling dan teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak yaitu sebanyak 75 karyawan dari jmlah populasi karyawan 132.
C. Jenis dan Sumber Data
D. Defenisi Operasional
Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :
E. Indikator
Berikut ini merupakan indikator penelitian dan tingkat pengukurannya :
Variabel | Indikator | Butir pertanyaan | Tingkat pengukuran |
(1) | (2) | (3) | (4) |
Work family conflict(X1)Greenhouse & beutell, (1985) | Behavior-Based Conflict ( kebiasaan )Strain-Based Conflict ( ketegangan )Behavior-Based Conflict ( kebiasaan )Waktu dengan keluarga | Sulit membagi waktu antara kelurga dengan pekerjaanWaktu pekerjaan sangat menggangu waktu untuk keluargaKetegangan pekerjaan mengangu keharmonisan keluargaKetegangan keluarga menganggu keberlangsungan kerja.Permasalahan keluarga dibawah ke pekerjaanMasalah pekerjaan dibawah ke keluargaTerbatasntya waktu keluarga | |
Lingkungan Kerja(X2)Sedermayanti, (2004:46) | Perlengkapan yang mndukung pekerjaanperhatian dan dukungan pemimpin tanggung jawab4. kerja sama antar Kelompok5. Komunikasi | Sarana dan prasarana pekerjaan hubungan pemimpin dengan bawahantanggung jawab akan tugas yang diberikantanggung jawab akan kedisiplinan area kerjabekerja dengan timsaling menjaga nama baik antar rekan kerjakonflik individuberselisih faham | |
Beban Kerja(X3)Soleman, (2011:85) | tanggung jawab pekerjaan berat beban pekerjaan yang diterimakompleksitas pekerjaansystem kerja yang tidak jelaswaktu bekerja | Sikap menangapi pekerjaanKuantitas produksi yang dicapaiTinggi atau rendanya suatu tugas yg di pegangKetidakjelasan peran dalam bekerjaLamanya waktu bekerja | |
Stres Kerja(Y1)Robin,(2003:577) | tuntutan tugastuntutan peranuntutan antar pribadistruktur organisasikepemimpinan organisasi | target produksitanngung jawab tugas yang diberikanWewenangtanggung jawabkonflik antar rekan kerjaketidakharmonisan dalam teamwewenang yang tidak jelasketidakjelasan perangaya kepemimpinanpemimpin yang tegas |
F. Metode Pengambilan Data
Pengambilan data yang digunakan oleh peneliti menggunakan kuesioner atau angket.
G. Pengujian Hipotesis
H. Kerangka Konseptual
I. Hipotesis
H1:Work Family Conflict (X1)berpengaruh terhadap Stres Kerja (Y)
H2:Lingkungan kerja(X2) berpengaruh terhadap Stres Kerja (Y)
H3 :Beban Kerja (X3) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y)
H4 :Work Family Conflict, Lingkungan kerja, dan Beban Kerja secara simultan berpengaruh terhadap Stres Kerja (Y).
A. Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 18.978 | 3.481 | 5.453 | .000 | |
Work family conflict | .195 | .085 | .229 | 2.291 | .025 | |
Lingkungan kerja | -.320 | .121 | -.196 | -2.650 | .010 | |
Beban kerja | .905 | .168 | .549 | 5.394 | .000 | |
a. Dependent Variable: Stres Kerja |
Berdasarkan tabel diatas yang merupakan hasil dari pengolahan SPSS maka dapat dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y= a+ b 1 X 1 +b 2 X 2 + b 3 X 3 +e
Y = 1 8,978 + 0. 195 X 1 + (- 0. 320 X 2 ) + 0. 905 X 3
Berikut penjelasan dari persamaan yang diperoleh:
B. Pengujian Hipotesis
1. Uji Simultan (Uji t)
Uji parsial dalam penelitian ini menggunakan nilai level of significance (α) 0,05, dimana dapat dinyatakan berpengaruh parsial apabila nilai signifikansi dari thitung < 0,05. Berikut hasil uji parsial (uji t) dalam penelitian ini:
Coefficientsa | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 18.978 | 3.481 | 5.453 | .000 | |
Work Family Conflict | .195 | .085 | .229 | 2.291 | .025 | |
Lingkungan kerja | -.320 | .121 | -.196 | -2.650 | .010 | |
beban kerja | .905 | .168 | .549 | 5.394 | .000 | |
Dependent Variable : stres kerjaSumber: Hasil Output SPSS (2018) |
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
2. Uji Simultan (Uji F)
Uji parsial dalam penelitian ini menggunakan nilai level of significance (α) 0,05, dimana dapat dinyatakan berpengaruh parsial apabila nilai signifikansi dari Fhitung < 0,05. Berikut hasil uji simultan (Uji F) dalam penelitian ini:
ANOVAa | ||||||
Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | |
1 | Regression | 1129.153 | 3 | 376.384 | 41.149 | .000a |
Residual | 649.434 | 71 | 9.147 | |||
Total | 1778.587 | 74 | ||||
a. Dependent Variable: Variabel Stres Kerja | ||||||
b. Predictors: (Constant), Work Family Conflict, LIngkungan Kerja, Beban Kerja |
Berdasarkan tabel 4.26 di atas, diketahui nilai F yang diperoleh sebesar 41,149 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya variabel Work Family Conflict, LIngkungan Kerja, Beban Kerjasecara simultan berpengaruh terhadap variabel Stres Kerja.
3. Uji Koefisien Korelasi Berganda (R)
Uji R bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan antara varabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R berkisar 0 sampai dengan 1, dimana semakin mendekati 1 maka variabel bebas memiliki hubungan yang sangat erat terhadap variabel terikat. Berikut hasil uji koefisien korelasi berganda (R):
Model Summary b | ||||||||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Change Statistics | Durbin-Watson | ||||
R Square Change | F Change | df1 | df2 | Sig. F Change | ||||||
1 | .787a | .619 | .603 | 3.091 | .619 | 38.396 | 3 | .787a | .619 | .603 |
a. Predictors: (Constant), Work Family Conflict, LIngkungan Kerja, Beban Kerja | ||||||||||
b. Dependent Variable: Variabel Stres Kerja |
Berdasarkan tabel 4.27 di atas, diperoleh nilai R sebesar 0787 atau mendekati 1 Artinya terdapat hubungan yang kuat dan searah antar variabel bebas Work Family Conflict ( X1 ), Lingkungan Kerja ( X2 ), dan Beban kerja ( X3 ) terhadap variabel terikat Stres Kerja ( Y ) adalah semakin kuat.
4. Pengujian R2
Uji R2 bertujuan untuk mengetahui kemempuan model dalam menafsirkan pengaruh kedua variabel. Nilai R2 berkisar 0 sampai dengan 1, dimana semakin mendekati 1 maka variabel bebas besar penafsiran variabel bebas terhadap variabel terikat.
Hasil uji koefisien determinasi berganda dapat dilihat pada tabel 4.27. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,619 atau 61,9%. Artinya sehingga variabel Work Family Conflict, Lingkungan Kerja dan Beban Kerja dapat menjelaskan adanya Stres Kerja dan sisanya 38.1% di jelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui seberapa besar pengaruh Work Family Conflict, Lingkungan Kerja , dan Beban Kerja terhadap Stres Kerja dengan menggunakan aplikasi pengolah data SPSS statictis 18.0, dari uji hipotesis yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, maka sesuai hipotesis pada Bab sebelumnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Hipotesis Pertama : Ada pengaruh Work Family Conflict, Lingkungan Kerja dan Beban Kerja secara parsial terhadap Stres Kerja Karyawan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Work Family Conflict berpengaruh parsial terhadap stres kerja. Adanya hubungan konflik dimana konflik keluarga dan konflik pekerjaan memberikan tekanan secara bersamaan yang menyebabkan pekerjaan tidak fokus. Hasil ini dapat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara work-to-family conflict dan family-to-work conflict pada semua karakteristik. Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurul Imani Kurniawati, dkk, (2018). Analisis Pengaruh Work Family Conflict dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Dalam Mempengaruhi Turnover Intention (Studi Pada Karyawan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Wilayah Semarang. Hasil pengujian pengaruh work family conflict terhadap stres kerja dapat disimpulkan bahwa konflik pekerjaan keluarga berpengaruh secara parsial dan parsial signifikan terhadap stres kerja.
Pengaruh parsial lingkungan kerja terhadap stres kerja. Dari hasil pengolahan data diperoleh informasi bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap stres kerja karyawan. Lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja psikologis sangat mempengaruhi semangat kerja karyawan. Ketika fasilitas yang ada tidak memenuhinya di tempat kerja. Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muhammad Rizki, dkk., (2016). ) Distribusi Wilayah Pelayanan Jawa Timur Malang) Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja fisik (X1) secara parsial mempengaruhi stres kerja (Y) pada karyawan pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Wilayah Layanan Malang. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi pencahayaan, kebersihan, dan kerapihan yang kurang baik sehingga mempengaruhi stres
.Pemenuhan target kerja mengharuskan karyawan menyelesaikan pekerjaan di luar jam operasional perusahaan. Dengan jam kerja yang berlebihan, kondisi dan energi karyawan akan berkurang. Sehingga dapat menimbulkan tekanan yang dirasakan karyawan dan dapat memicu stres kerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori (Sunyoto, (2012:21017)) bahwa beban kerja yang terlalu banyak dapat menimbulkan ketegangan pada diri seseorang sehingga menimbulkan stres.
2. Hipotesis kedua : Ada pengaruh Work Family Conflict, Lingkungan Kerja dan Beban Kerja secara simultan terhadap Stres Kerja Karyawan
Pada penelitian ini diketahui ada pengaruh antar variabel pengaruh work Family Conflict, Lingkungan Kerja dan Beban Kerja secara simultan terhadap Stres Kerja Karyawan PT. Surya Timur Artara Jasa. Hal tersebut dikarenakan adanya masalah work Family Conflict yang mempengaruhi konsentrasi dalam bekerja akibat tekana peran ganda, di keluarga dan di pekarjaan. Serta lingkungan kerja yang kurang baik baik lingkungan kerja fisik yang berupa pencahayaan yang kurang, sirkulasi udara yang kurang baik sertasuara kebisingan mesin yang dikarenakan perawatanya kurang baik. Lingkungan kerja non fisik juga ikut mempengaruhi dalam hal tersebut karna keketidak serasian antar teman, ketidak kompakan dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga tidak dapat terselesaikan dengan waktu yang ditentukan perusahaan. Kenyamanan lingkungan kerja fisik maupun non fisik dalam perusahaan juga mempengaruhi tekanan mental karyawan yang menyebabkan timbulnya tidak semangat dalam bekerja dan berdampak pada stres kerja. tanggung jawab akan tugas yang diberikan perusahaan yang cukup banyak dan harus di selesaikan dalam waktu yang telah di tentukan perusahaan bahkan sampai di luar jam oprasional perusahaan. Tentunya menmbutuhkan banyak energi dan ketahanan tubuh yang kuat. Hal tersebut tentunya menjadi beban bagi karyawan dan menimbulnkan stres kerja. Ketiga variabel tersebut mempengaruhi Stres kerja secara simultanHasil penelitian ini di perkuat oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh A izzatul a’yun, Abd. Khodir Djaelani dkk. pada tahun (2010) Penelitian yang berjudul Pengaruh Konflik Keluarga, Konflik Kerja dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Pegawai (Universitas Islam Malang). Berdasarkan hasil analisa yang dihasilkan menunjukkan bahwa dimensi pada penelitian ini dari variabel konflik keluarga, konflik kerja, beban kerja terhadap stres kerja memiliki pengaruh secara simultan terhadap stres kerja
3. Diantara Work Family Conflict , Lingkungan Kerja dan Beban Kerja Variabel Beban Kerja Berpengaruh Paling Signifikan Terhadap Stres Kerja Karyawan
Berdasarkan uji analisis yang telah dilakukan, variabel beban kerja yang paling berpengaruh signifikan terhadap stres kerja karyawan PT. Surya Timur Artara Jasa, karena memiliki nilai thitung terbesar dan nilai signifikan terkecil. Sehingga dapat dijelaskan bahwa semakin banyak beban dan tugas yang harus diselesaikan oleh karyawan dalam waktu yang telah ditentukan, tentunya membutuhkan kondisi imun yang baik, mental yang baik dan kondisi sosial yang baik. Ketika daya tahan tubuh sudah mulai menurun, mental juga menurun disertai dengan lingkungan sosial yang kurang mendukung karena terlalu banyak tugas. Semakin mudah seseorang mengalami stres kerja.
Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hj. Wahidah Abdullah, S.Ag., M.Ag. (2015) dengan Judul Pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan Pada PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat, Sektor Pembangkitan Bekaru, Pusat Ketenagalistrikan Bekaru. dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa variabel beban kerja berpengaruh paling signifikan terhadap stres kerja karyawan.
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: