This quantitative study investigates the relationship between the Composite Stock Price Index (JCI), interest rates, inflation, and the performance of equity mutual funds listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the 2017-2020 period. Secondary data from various literature sources, official websites, and company reports were utilized. Multiple linear regression analysis was employed to analyze the data. The findings reveal that both JCI and interest rates significantly influence the performance of stock mutual funds, whereas inflation exhibits a negative but statistically insignificant effect. Moreover, when considered together, JCI, interest rates, and inflation collectively impact the performance of equity funds. These outcomes highlight the importance of considering macroeconomic factors, specifically the stock market and interest rate dynamics, in assessing and managing the performance of equity mutual funds.
Highlights:
Keywords: Stock Market Performance, Interest Rates, Inflation, Equity Mutual Funds, Indonesia Stock Exchange (IDX).
Reksadana menjadi salah satu alternative investasi untuk para investor pemula yang tidak memiliki modal besar, reksadana dapat memberikan hasil yang tinggi tetapi masih bisa dijangkau oleh semua kalangan [1]. Reksadana terdiri dari beberapa jenis yaitu reksadana saham, reksadana campuran, reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, reksadana indeks, reksadana terproteksi, dan ETF. Reksadana yang memiliki potensi pertumbuhan nilai investasi cenderung lebih besar dibandingkan dengan reksadana lainnya adalah reksadana saham, namun ada hal yang perlu para investor ingat risiko dari reksadana saham ini juga lebih besar diabanding reksadana lain [2].
Selain itu, reksadana saham merupakan reksadana yang paling sulit untuk melakukan penyesuaian dengan kondisi siklus ekonomi dibandingkan dengan jenis reksadana lainnya. Faktor makroekonomi secara langsung dapat mempengaruhi kinerja saham maupun kinerja perusahaan, berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi: (1) Tingkat bunga umum; (2) Tingkat inflasi; (3) Peraturan perpajakan; (4) Kebijakan pemerintah; (5) Kurs valuta asing; (6) Tingkat bunga pinjaman luar negeri; (7) Ekonomi internasional; (8) Siklus ekonomi; (9) Paham ekonomi; (10) Peredaran uang [3].
Volalitas yang tinggi mengindikasikan bahwa harga saham-saham di pasar modal semakin berfkuktuasi. Volalitas yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan dampak dari kondisi ekonomi yang tidak stabil [4]. IHSG menjadi barometer kesehatan pasar modal dan menggambarkan kondisi pasar modal pada saat itu, jika IHSG terus mengalami kenaikan maka, dapat dikatakan bahwa kondisi pasar saham saat itu adalah baik. Dalam Teori Klasik, investasi merupakan fungsi tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat bunga, maka semakin kecil keinginan masyarakat untuk mengadakan investasi. Kenaikan tingkat suku bunga pinjaman sangat berdampak bagi setiap emiten, karena menyebabkan peningkatan beban bunga kredit dan akan menurunkan laba bersih pada sebuah perusahaan [5].
Inflasi merupakan sebuah indikator untuk menentukan kondisi ekonomi suatu negara. Inflasi yang berlebih dapat menyebabkan kerugian yang menyeluruh, perusahaan juga dapat ikut mengalami kebangkrutan. Begitu juga dengan masyarakat, mereka kan lebih senang memegang uang dalam bentuk kas, daripada diinvestasikan pada kondisi yang tidak pasti akibat fluktuasi laju inflasi [6].
Dengan adanya permasalahan yang telah diuraikan diatas maka dalam penelitian ini, peneliti akan membahas tentang “Pengaruh IHSG, Suku Bunga, Dan Inflasi Terhadap Kinerja Reksadana Saham Tahun 2017-2020.”
A. Lokasi Penelitian
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data reksadana yang terdaftar secararesmi pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Maka, lokasi penelitian pada penelitian ini adalah Galeri Bursa Efek Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial yang bertempat di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
B. Populasi dan Sampel
1. populasi dalam penelitian kali ini adalah seluruh reksadana saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan aktif selama periode 2017-2020.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sampel jenuh yang diambil dari seluruh populasi yang ada yaitu seluruh reksadana saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan aktif selama periode 2017-2020.
C. Jenis Sumber Data
Jenis data yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sedangkan sumber datanya berasal dari data sekunder yang berbentuk time series. Data yang akan dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data bulanan IHSG, Suku Bunga, Inflasi, dan NAB reksadana saham.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi data sekunder dari berbagai literature dan website resmi BEI. Penulis juga melakukan studi kepustakaan dan web searching untuk mendapat data penunjang yang berhubungan dengan materi yang ada dalam penelitian ini. Seperti IHSG melalui , suku bunga 7-Day Reserve Repo Rate dan Inflasi melalui , dan NAB reksadana saham melalui serta dan juga beberapa situs pendukung lainnya
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan lebih dari dua variabel independen, oleh sebab itu dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data model regresi linier berganda (multiple linier regression).
F. Kerangka Konseptual
Gambar 1. Kerangka Konseptual
G. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, landasan teori dan penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian kali ini akan dirumuskan hiptesis sebagai berikut :
H1 : Terdapat pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terhadap kinerja reksadana saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
H2 : Terdapat pengaruh suku bunga terhadap kinerja reksadana saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
H3 : Terdapat pengaruh inflasi terhadap kinerja reksadana saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
H4 : Terdapat pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), suku bunga, dan inflasi terhadap kinerja reksadana saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
A. Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel IHSG (X1), Suku Bunga (X2), dan Inflasi (X3) terhadap Kinerja Reksadana Saham (Y).
Coefficients a | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | -34.999 | 12.478 | -2.805 | .007 | |
IHSG | .024 | .002 | .752 | 9.639 | .000 | |
Suku Bunga | 5.601 | 1.602 | .272 | 3.495 | .001 | |
Inflasi | -2.480 | 1.526 | -.113 | -1.625 | .111 | |
a. Dependent Variable: Kinerja Reksadana Saham | ||||||
Sumber: Hasil Output Uji Regresi Linier Berganda SPSS versi 22 (data diolah) |
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Kinerja Reksadana Saham = -34,999 + 0,024 + 5,601 - 2,480 + e
Persamaan regresi linier berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut :
2. Uji Parsial (uji t)
uji statistic t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara mandiri atau individual dalam menerangkan variabel independen. Pengujian ini dapat dilakukan melalui pengamatan nilai signifikasi t pada tingkat α yang digunakan (α sebesar 0,05). Analisis didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 0,05.
Coefficients a | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | -34.999 | 12.478 | -2.805 | .007 | |
IHSG | .024 | .002 | .752 | 9.639 | .000 | |
Suku Bunga | 5.601 | 1.602 | .272 | 3.495 | .001 | |
Inflasi | -2.480 | 1.526 | -.113 | -1.625 | .111 | |
a. Dependent Variable: Kinerja Reksadana Saham | ||||||
Sumber: Hasil Output Uji t SPSS versi 22 (data diolah) |
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji t parsial menujukkan hasil dengan kesimpulan sebagai berikut :
3. Uji Simultan (uji F)
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimsukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat) (Ghozali, 2011: 98). Pengujian ini dilakukan dengan uji F yakni dengan membandingkan F hitung dengan F tabel.
ANOVA a | ||||||
Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | |
1 | Regression | 10262.632 | 3 | 3420.877 | 59.233 | .000b |
Residual | 2541.116 | 44 | 57.753 | |||
Total | 12803.748 | 47 | ||||
a. Dependent Variable: Kinerja Reksadana Saham | ||||||
b. Predictors: (Constant), Inflasi, Suku Bunga, IHSG | ||||||
Sumber: Hasil Output Uji F SPSS versi 22 (data diolah) |
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan hasil uji F simultan dengan nilai signifikasi sebesar 0,000. Karena nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 (0,00< 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa IHSG, Suku Bunga, dan Inflasi secara bersama-sama atau secara simultan berpengaru terhadap kinerja reksadana saham.
4. Uji R2
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi-variasi dependen yang terbatas.
Model Summary b | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson |
1 | .895a | .802 | .788 | 7.59952 | 1.790 |
a. Predictors: (Constant), Inflasi, Suku Bunga, IHSG | |||||
b. Dependent Variable: Kinerja Reksadana Saham | |||||
Sumber: Hasil Output Uji R-Square SPSS versi 22 (data diolah) |
Berdasarkan tabel hasil uji R-Square diatas, menunjukkan nilai korelasi R-square adalah 0,802 atau 80,2%, nilai R-Square ini menunjukkan bahwa variabel IHSG, Suku Bunga, dan Inflasi dapat menjelaskan vribel terikattnya , yaitu sebesar 80,2%, sedangkan sisanya 19,8% dijelasikan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasik dalam penelitian ini.
5. Pembahasan
a. H1 Pengaruh IHSG terhadap kinerja reksadana saham
Berdasarkan hasil analisis data, IHSG secara parsial berpengaruh terhadap kinerja reksadana saham dengan nilai signifikasi sebesar 0,00 dengan korelasi positif. Korelasi yang terjadi antara IHSG dengan kinerja reksadana saham adalah positif. Dimana setiap IHSG mengalami peningkatan kinerja reksadana saham juga akan turut mengikuti, begitupun sebaliknya.
Berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh [7],[1], [8], dan [9], dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian menunjukkan hasil bahwa semakin besar nilai IHSG maka kinerja reksadana yang diperoleh jugaakan semakin besar, nilai IHSG merupakan indikator portofolio dari pasar modal terutama pasar saham.Kenaikan dan penurunan yang terjadi pada IHSG akan berdampak pada kinerja dari reksadana saham, karena investor yang berada pada IHSG dengan investor reksadana saham berada di pasar yang sama.
b. H2 Pengaruh suku bunga terhadap kinerja reksadana saham.
Berdasarkan hasil analisis data, Suku Bunga secara parsial berpengaruh terhadap kinerja reksadana saham dengan nilai signifikasi sebesar 0,001dengan korelasi positif. Suku Bunga yang tinggi akan meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung oleh perusahaan Sebaliknya, jika suku bunga rendah akan menurunkan biaya modal yang harus ditanggung oleh perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi pendapatan dari perusahaan [10].
Berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh [11], [12],[13], [14], dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian menunjukkan hasil bahwa tingkat suku bunga memilikikorelasi yang positif dengan reksadana. Suku Bunga tidak memiliki hubungan subtitusi antara sektor perbankan dan pasar modal, melainkan pasar modal merupakan komplementer atau pelengkap dari perbankan. Hal ini dapat terjadi karena para investor menilai masing-masing sektor memiliki karakteristiknya masing-masing, sehingga pasar modal dapat berjalan berjalan beriringan tanpa adanya persaingan yang cukup berarti.
Namun hasil dari penelitian ini bertolak belakang dengan beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya [15], [9]. Yang menyebutkan bahwa suku bunga berpengaruh negative terhadap kinerja reksadana. Hal ini terjasi karena ketika tingkat suku bunga mengalami kenaikan, maka para investor akan mengalihkan dana yang diinvestasikan nya pada sektor perbankan dalam bentuk tabungan maupun deposio karena mereka menganngap bahwa return yang akan mereka dapatklan lebih tinggi disbanding dengan menginvestasikan dananya pada reksadana.
c. H3 Pengaruh inflasi terhadap kinerja reksadana saham.
Berdasarkan hasil analisis data, Berdasarkan hasil uji t atau parsial yang dilakukan dari penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi secar parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja reksadana saham dengan nilai signifikasi sebesar 0,111 dengan korelasi negative. Meningkatnya inflasi akan menyebabkan penurunan daya beli dan mengurangi pendapatan rill yang akan diperoleh para investor atas investasi yang telash dilakukannya.
Berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh [16], [12], [14], [15], [16], [8], Hasil penelitian menunjukkkan bahwa inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana saham. Kekuatan dari kinerja reksadana tidak terpengaruhi oleh inflasi. Perubahan tingkat inflasi yang terjadi selama periode penelitian yakni 2017-2020 tidak menunjukkan perubahan yang terlalu besar dan masih tergolong inflasi yang dapat dilkendalikan sehingga tidak berpengaruh signifikan terhadap pasar modal dan juga kinerja reksadana saham.
Namun hasil dari penelitian ini bertolak belakang dengan beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya [2], dan [18] yang menyebutkan bahwa inflasi berpengaruh negative terhadap kinerja reksadana. Tingginya tingkat inflasi menyebabkan harga barang maupun jasa akna mengalami kenaikan dan berimbas pada penurunan pendapatan perusahaan karena harga pokok yang mereka keluarkan meningkat namun daya beli dari masyarakat sendiri mengalami penurunan. Turunnya jumlah pendapatan dari pada perusahaaan akan diikuti dengan penurunan harga saham pada perusahaan, sehingga investor akan menarik dananya kemusian mengalihkan dananya pada instrument investasi yang lebih minim resiko. Oleh karena itu, reksadana akan mengalami dampaknya
d. H4 Pengaruh IHSG, suku bunga, dan inflasi terhadap kinerja reksadana saham.
Berdasarkan hasil uji F atau simultan yang dilakukan dari penelitian ini menunjukkan bahwa IHSG, suku bunga, dan inflasi secara bersama- sama (simultan) berpengaruh terhadap kinerja reksadana saham dengan nilai signifikasi sebesar 0,000.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh [1] dan [19] yang menyatakan bahwa faktor makroekonomi seperti IHSG, suku bunga, dan inflasi memiliki hubunga pada kinerja reksadana, sehingga pergerakannya berpengaruh terhadap fluktuasi kinerja reksadana saham baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari ketiga variabel yang telah di uji diatas yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap variabel dependen dibanding dengan yang laik ialah variabel IHSG, hal tersebut dapat dilihat dari nilai tabel coefficient yang menyatakan nilai IHSG memiliki nilai thitung paling besar disbanding dengan suku bunga dan inflasi.
Pengaruh yang ditimbulkan dari fluktuasi IHSG, suku bunga, dan inflasi terhadap kinerja reksadana saham sebesar 80,2%, sedangkan sisanya 19,8% disebabkan oleh variabel lainnya. Nilai tersebut mencerminkan bahwa pergerakan variabel independen IHSG, suku bunga, dan inflasi perlu dijadikan sebagai bahan observasi bagi para manajer investasi untuk dana kelolaannya sehingga kinerja dari reksadana saham dapat lebih optimal dan meningkatkan NAB reksadana saham.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. IHSG berpengaruh terhadap positif dan signifikan kinerja reksadana saham.
2. Suku bunga berpengaruh positif dan signifikan kinerja reksadana saham.
3. Inflasi tidak berpengaruh terhadap kinerja reksadana saham.
4. IHSG, suku bunga, dan inflasi berpengaruh tehadap inerja reksadana saham.